ending

3.8K 237 44
                                    

Satu bulan berlalu

Meja makan kini diisi penuh dua keluarga, tentu dengan penuh tawa tapi sayang hal itu bertolak belakang dengan dua orang yang saat ini sama-sama memasang wajah datar.

Mata mereka sesekali bertubrukan, menatap lekat melempar sengit seribu pertanyaan. Kadang sirat rindu terlintas kadang juga sirat marah. Mereka hanya tak menyangka akan bertemu dalam keadaan seperti ini. Suga yang notabenya menyandang most wanted  ditambah dinginnya seperti balok es itu ternyata yongi  si bocah menyebalkan. Tentu saja Jiso tidak bisa menerima hal itu, rasanya ingin sekali dia membuat suga dihadapannya ini lenyap, menuntut yongi si bocah kembali.

"Kalian, pasti kaget kan?" Suara berat  dari laki-laki paruh baya yang sudah tentu ayahnya Suga ah maksudnya yongi.

Hening

Tidak ada suara yang menjawab, membuat orang yang disekitarnya menjadi bingung. Ini tidak seperti biasanya, karena jika ke dua bocah ini bertemu pasti akan saling mengejek, tentu  hal itu kini sudah berbeda, ayolah mereka sudah dewasa.

"Ekhem, sepertinya keadaan kurang baik?" Dehem ayah jiso kali ini menimpali.

"Aku rasa begitu" Ujar wanita yang berada disamping ayah Jiso.

"Karena tidak ada yang ingin bicara, jadi kita langsung saja membicarakan hal penting ini" Imbuh ibu jiso.

Jiso dan suga masih bersikap biasa saja, tidak ada yang tertarik dengan pembicaraan para orang tua diahadapannya ini,menurutnya meja di depannya lebih menarik daripada obrolan mereka. 

"Kami sepakat, menjodohkan kalian dan___"  Belum sempat ibu Jiso menyelesaikan ucapannya, Suara Suga yang tersedak serta Jiso yang langsung histeris membutnya langsung menoleh.

"Uhuk.."

"Hah!?"

"TIDAK!! Jiso tidak setuju!"  Tolak Jiso refleks. Bayangkan saja dia akan tunangan dengan Suga, yang menyandang ketua osis balok es alias kutub.

"Nah sama, gue juga tidak setuju!" Imbuh Suga.

"Bagus! Gue juga tidak setuju. Jadi batalkan saja!" Ucap Jiso sinis.

"Siapa juga yang mau sama lo!. Batalkan perjodohan ini!" Ujar Suga tak kalah sinis.

"Eh kampret! Lo kira gua juga mau ama lo? Mimpi!" Balas Jiso yang merasa sedikit tesinggung dengan ucapan suga.

"Amit-amit"

Orang tua mereka yang menyaksikan langsung menganga tak percaya dengan reaksi masing-masing anak mereka.

"Berhenti, Ini sudah keputusan!. Tidak boleh diganggu gugat! Ngerti?!" Ujar kedua orang tua mereka secara bersamaan dan refleks mereka berdua langsung diam.

"Yang tunangan itu suga bukan kalian! Jadi suga berhak menolak!" Ujar suga dengan dingin. Tanpa sadar kalimat itu begitu menyakitkan bagi Jiso, karena secara tidak langsung suga tidak menginginkan jiso, tapi bukankah dirinya juga tak menginginkan suga?, artinya  bagus mereka sama-sama tak menginginkan.

"Benar! Dan Jiso gak setuju! Sampai kapanpun!___

Jadi ini maksud kalian untuk pulang? Perjodohan yang tanpa alasan ini? Sekarang aku sudah dewasa setidaknya kalian bisa memberikan aku untuk bebas, seperti aku yang selalu memberi kalian kebebasan!" Ujar Jiso lansung meninggalkan meja makan.

"Maksud kamu apa jiso? Kami berdua punya alasan untuk menjodohkan kalian?" Ujar Ayah jiso.

"Apa karena perusahaan? Atau karena hubungan sahabat?" Cerca Jiso.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KETOS KUTUB (SUGA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang