Menyadari ada seseorang di belakangnya, Elzi pun berniat membalikkan badan. Namun, hal tersebut ia urungkan kala sebuah tangan menahan bahunya.

"Jangan balik." Titah Nata.

Elzi sedikit tersentak saat menyadari di belakangnya itu Nata, cowok yang sedang memegang pundak bagian belakangnya. "Lo apa-apaan sih?!" Elzi protes.

Nata semakin mencengkram pundak Elzi kala gadis itu berniat membalikan badannya. "Nurut sama gue."

"Ish! Nggak mau!" jengah Elzi.

Elzi ya Elzi, gadis yang keras kepala. Ia menyentak tangan Nata lalu membalikkan badannya menghadap Nata.

"Shit! Elzi." Geram Nata.

Sejurus kemudian, Nata menyelipkan tangannya pada lipatan kaki dan punggung Elzi-- menggendong gadis itu ala bridal style.

Elzi terpekik kaget dengan tindakan yang dilakukan Nata. Reflek, Elzi pun mengalungkan tangannya di leher Nata.

Jangan salahkan Nata jika ia harus menggendong gadis itu dan membawanya keluar dari kantin. Niat awal Nata hanyalah akan menggiring gadis itu dari belakang untuk menuju mejanya, dan menyerahkannya pada Nelly. Secara Nelly merupakan perempuan sekaligus sahabat dari gadis itu. Tapi, Elzi terlalu bebal! Alhasil, Nata yang akan membawa gadis itu ke UKS. Setau Nata, di sana ada cadangan rok. Dan sisanya, biar petugas UKS yang mengurus Elzi.

Mungkin jika Nata memilih untuk berdebat dengan Elzi di kantin, maka perdebatan mereka tak akan selesai sampai esok lusa. Nata lebih suka membawa paksa Elzi seperti ini ketimbang berdebat dengan si bebal di dekapannya.

"Nat, lo apa-apaan sih?!" kesal Elzi seraya memberontak minta diturunkan.

"Turunin nggak?!"

Nata masih enggan merespon. Tatapannya masih fokus ke depan, hingga Elzi dapat melihat rahang kokoh Nata di atas sana. Tak lupa, hidung mancung serta mata elangnya yang sangat-- mempesona. Sial! Nata memang-- fokus, El!

"Nat! Gue bil... "

"Rok lo ada cap merahnya." Ujar Nata.

Elzi menerjapkan kelopak matanya, "hah?"

"Tamu lo dateng." Ucap Nata seraya memutar bola matanya.

Butuh beberapa saat untuk mencerna ucapan Nata. Hingga setelah memutar otak cantiknya yang lamban, akhirnya pipi Elzi sukses memerah. Sangat merah hingga menjalar ke telinganya. Malu sekali rasanya.

Tanpa sadar Elzi menenggelamkan wajahnya di dada bidang cowok itu kemudian mengeratkan pegangannya. Ia menghindari tatapan Nata. Elzi malu! Sangat malu! Akh! Demi apapun, Elzi ingin terus menyembunyikan wajahnya yang sudah sangat merah ini. Belum lagi, beberapa siswa menatap dirinya yang masih berada di gendongan Nata.

Ya, setidaknya dengan ia menyembunyikan wajahnya seperti sekarang, maka para penggemar Nata tak akan melihat wajahnya dengan jelas. Elzi tak mau, dirinya sudah jatuh lalu tertimpa tangga pula. Sudah malu karena hal semacam ini, kemudian menjadi bulanan fans Nata. Aishh! Membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduk Elzi meremang.

Persetan dengan anggapan Nata nanti mengenai dirinya. Karena seingat Elzi, ia sudah sering mempermalukan dirinya sendiri di depan Nata tanpa sengaja. Ya, salah satunya, seperti yang sedang terjadi sekarang. Putus sudah urat malu Elzi. Agaknya citra Elzi di depan cowok itu memang tidak pernah bagus. Aaakhh! Bundaaaa! Bawa Elzi pulang sekarang! Maluuu!

Nata terkekeh menyaksikan tingkah Elzi. Nata tau, gadis yang sekarang berada di gendongannya pasti tengah menahan malunya mati-matian, terlihat dari telinga gadis itu yang juga ikut memerah.

"Ngapain kayak gitu?" ledek Nata.

"Jangan ngomong sama gue."

"Kenapa?"

"Maluuu." Jawab Elzi dengan suara yang sedikit teredam karena mukanya masih menempel pada dada Nata.

Nata terkekeh, "bisa malu juga ternyata."

"Iiihh Nata diem dulu!"

Cowok itu sedikit tergelak, "jadi turun nggak nih?" lagi-lagi Nata meledek Elzi.

"Nggak mau!" Elzi semakin mengeratkan pegangannya pada Nata.

Gila saja jika Nata menurunkannya di koridor. Bisa malu setengah mampus Elzi. Pertama perkara rok, lalu kedua ia harus menghadapi para siswa yang menatapnya dengan horor. Siswa-siswa yang menjabat sebagai fans Nata dan geng bobroknya.

"Tadi minta turun."

"Jangan dulu, iiiihhh!" Elzi semakin menduselkan wajahnya.

Nata terkekeh geli. Sial! Gemesin banget si!

Dan, jangan lupakan para makhluk yang masih melongo di sudut kantin. Bahkan, Nata dan Elzi sudah tidak ada di jangkauan mereka, tapi bibir mereka masih terbuka amat lebar. Mungkin sebentar lagi, kantin ini akan dibanjiri air liur manusia-manusia tersebut.

"Itu yang gendong-gendongan, manusia yang tadi bilang ogah bukan, sih?" tanya Daffa yang kemudian di balas anggukan kaku dari yang lainnya.

Zikri menggelengkan kepalanya, "sungguh ular tangga yang penuh drama."

Plak!

______________________________________________
TBC
Kalo kalian suka bab ini silahkan vote dan komen...
Sorry banget kalo gaje dan nggak ngefeel😫beneran deh maap-,-

Typo bertebaran!

See you

NATA [Selesai]✓Where stories live. Discover now