(TRUR) - TIGA

197 32 25
                                    

"Bertahan sakit, menyerah pun tak ingin. Jadi harus dengan cara apalagi untuk bisa menggapaimu?"

________________

Setelah kejadian beberapa hari lalu yang menyayat hatinya, Rain masih bersikap biasa kepada Raka. Selalu men-spam chat, mengucapkan selamat tidur, selamat pagi, dan kata-kata semangat. Namun, bedanya beberapa hari ini ia merasa Raka menjauh. Memang, sebelumnya pun Raka selalu menjauhinya, tapi kali ini seperti tak ingin digapai.

Munafik jika Rain mengatakan tidak sakit hati saat Raka mengusirnya hanya karena ada wanita lain. Tapi Rain berfikir, ia tak punya hak untuk marah pada Raka. Rain cukup sadar diri bahwa dirinya memang bukan siapa-siapa atau mungkin lebih dianggap sebagai pengganggu ketenangan hidup Raka. Sekali lagi Rain berfikir, ini adalah resiko mencintai satu pihak.

Bel istirahat belum berbunyi, tapi Rain sudah melesat dari daerah asalnya -yaitu kelasnya. Alasannya adalah karena rasa ke-kepoannya yang sudah mendarah daging. Dia merasa heran, karena beberapa hari ini ia tidak berjumpa dengan Raka.

Dari berangkat sekolah hingga pulang ia tak berjumpa dengan Raka. Alhasil sekarang ia di sini, di koridor kelas XI guna mengecek kelas Raka. Apakah Raka masuk atau tidak? Setelah berada di depan kelas Raka, ia melambatkan tempo jalannya. Sambil memepetkan diri di jendela kelas Raka. Matanya melirik kesana kesini mencari objeknya.

"Kok Raka ngga ada ya?" gumamnya.

"Coba deh balik lagi."

Rain pun putar balik, melewati lagi kelas Raka dan melakukan hal yang sama.

"Kok gaada lagi? Apa Raka ga berangkat? Tapi kenapa Raka ga berangkat? Dia kan gila belajar. Apa mata gue yang rabun? Coba deh sekali lagi, sekali lagi " monolog Rain sambil mengucek matanya.

Rain putar balik lagi, ia memfokuskan penglihatannya ke kelas Raka sampai tak fokus ke depan.

"Ngapain kamu bolak-balik terus dari tadi? mana pake gaya slow motion pas lewat lagi. Mau tebar pesona kamu?!" bentak guru berkaca mata sambil berkacak pinggang, pak Toyib namanya.

"Eh pak Toyib, udah pulang, Pak?"

"Pulang? Pulang kemana?" jawabnya bingung.

"Kan anak istri Bapak sampe buat lagu kan?"

"Lagu apa lagi kamu ini."

"Bang toyib bang toyib kenapa kau tak pulang pulang," nyanyi Rain dengan berlari karena tak ingin dibantai oleh hulk satu ini.

"Rain!!! Awas kamu ya. Nilai mu saya kasih seperti telur!" teriak Pak Toyib dengan kepalan tangan ke atas.

"Cepetan pulang pak, nanti anaknya punya papa baru," jawab Rain dengan teriakan juga.

Perlu diketahui pak Toyib itu mempunyai badan yang besar, dan mempunyai warna favorit hijau jadilah Rain memanggilnya dengan sebutan Hulk.

Ketika semua murid takut pada pak Toyib, sepertinya bukan takut hanya saja malas berurusan dengannya. Tetapi Rain justru dengan beraninya meledek dan menjadikannya bahan lelucon. Pak Toyib bukan galak, tapi dia sangat kejam ketika ada yang membuat ulah ia langsung menurunkan nilai dengan drastis. Hmmm ... diam-diam menghanyutkan.

***

Sekarang tujuannya adalah kantin, ia akan stay disana sebelum sampai sesudah jam istirahat. Tujuannya adalah karena jika jam istirahat pasti Raka Cs akan datang ke kantin. Rain sudah duduk manis dibangku paling depan dengan ditemani jus alpukat favoritnya. Ia tak berhenti mengerimi pesan kepada Raka.

Tentang Rasa untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang