Epilog

2.1K 203 20
  • Didedikasikan kepada Enchancers
                                    

@ Rumah YN. Jakarta, Indonesia.

(YN's POV)

Gue sama sekali ga bisa nahan senyum. Pengen banget gue nyium seluruh bagian rumah gue. Apa ini mimpi?

"Woi!" Dini ngibas-ngibasin tangannya didepan wajah gue. Lamunan gue seketika buyar. "Kenapa lo? senyam-senyum gaje gitu"

"He. he.. masih ga nyangka aja. Akhirnya gue pulang juga" senyum gue melebar. Mata gue terasa agak basah—ya ampun, haha. Flashback pas gue kabur malem-malem tiba-tiba terlintas lagi dalam benak gue. "Gue kira gue bakal beneran jadi gelandangan di Amerika."

Dini ketawa. Ngakak sih lebih tepatnya. "Ya nggaklah, bego. Mana mungkin gue ninggalin sahabat gue yang paling bego ini sendirian di Amerika dengan kebegoannya.”

"Dih lo sama aja kayak Greyson ¬_¬ manggil gue bego. Hmmm…"

Entah kenapa seketika gue merasa sedikit sedih ketika nyebutin nama "Greyson". Yah, sekarang gue gak bakal ketemu dia lagi.

"kenapa, YN?" tanya Dini lagi.

Gue nggak jawab.

"Aha, gue tau! Lo kangen ya sama Greyson? :p "

"Ah elo .."

"Nggak usah ngeles deh. Muka lo merah tuh! :p "

Gue ketawa. "Oke fine, tapi jangan bilang siapa-siapa."

"Um, lo suka sama dia ya? :p "

"Salah kali, gue udah pacaran sama dia."

Seketika Dini diem. Oh iya, gue belum cerita sama dia tentang itu.

"se-serius?"—Well, sekarang gue yang ngakak. "Ya iyalah serius! Ngapain juga bohong?"

"Astaga YN! Lo ngapain aja selama kabur itu?! Jangan-jangan lo udah gitu juga ya sama dia?"

"Gitu? Gitu apaan?"

"Ah dasar otak lo gak connect -_- dasar bego."

"Ih berhenti apa manggil gue bego -_- But please jangan kasi tau ke siapa-siapa ya? Terutama yang kejadian waktu di Amerika itu. Gue gak mau inget2 pelarian aneh itu lagi."

Dini nge-wink. "Sip. Nggak bakal ada siapapun yang tau."

Gue merangkul pundaknya Dini. "Thanks ya Din. Untuk semuanya, maksud gue. Berkat lo, mimpi gue jadi nyata." Dia balas merangkul gue, "Sama-sama, YN. Gue juga makasih."

"Udah, ah. Kita udah kayak penyuka sesama jenis aja."

Seketika tangan Dini menjitak kepala gue. "Nggak lucu -_- "

"Bercanda kali, tenang aja-_- Lo mau ikut masuk?"

Dini menggeleng. "Gue mau pulang deh, cape. Nanti gue main lagi, ok?"

"Ahh curang! Nggak mau nemenin gue kena marah -_- udah tau gue kabur dari rumah pas mau berangkat, sekarang gue pulang pasti bakal diabisin sama papa dan mama."

"Yee siapa suruh dulu kabur segala? oke dah" Dini buru-buru capcus pergi.

"WOI DINI!" gue teriak manggil dia, tapi dia lebih dulu masuk ke dalam mobilnya. Yah, sudahlah. Emang nasib gue harus kena marah. Hmmph.. gue emang sempat baku tembak sama polisi sih waktu disana, tapi masih lebih serem juga orangtua gue kalo marah ketimbang polisi..

Setelah mengumpulkan keberanian, gue mendorong pintu gerbang dan masuk. Lalu gue mengetuk pintu pelan. *tok* *tok* *tok*

Sesaat kemudian pintu terbuka dan tampaklah mama berdiri dibaliknya. Gue langsung nunduk, sama sekali gak berani liat mukanya. Apa yang bakal dia lakuin sekarang? Diomelin? Udah pasti. Atau jangan-jangan mama bakal nutup pintu lagi yang berarti dia ngusir gue dari rumah. Aduhhh :(

Animal In the Night -g.c (AITN TRILOGY #1) (ON MAJOR EDIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang