Chapter 32: Truth? Maybe

2.4K 194 26
                                    

(Author's POV)

Indonesia, @ YN's house.

Seorang wanita paruh baya duduk di pinggir tempat tidur sambil memandangi sebuah foto dalam bingkai. Matanya bengkak dan merah. Tapi air masih terus mengalir dari matanya seperti kran bocor.

Beberapa saat kemudian seorang pria tua membuka pintu. Yep, pria itu adalah suami dari si wanita. Maka dari itu, tentu saja, dia sudah tidak bertanya-tanya lagi perihal ada apa sang istri.

Si pria duduk disebelah istrinya, lalu memeluknya penuh sayang. Tapi itu masih belum meredakan air mata serta suara sesenggukan istrinya.

"YN pasti ketemu," kata sang suami lembut.

"Aku... hiks.. a..aku..."

"Tenanglah, sayang. Tenang."

"O..orang....orang tu.a.. hiks.. hiks... yang.. b-buruk" dan dia menangis lebih kencang. Perasaannya benar-benar pilu, hingga dadanya ikut terasa sakit. Si wanita sebetulnya memiliki banyak kalimat yang ingin diucapkan kala itu, tapi isak tangis membuat ucapannya meracau.

Suami-istri itu hanya sama-sama diam. Si suami mengambil bingkai foto yang tadi dipegang oleh sang istri. Batinnya juga tersayat ketika melihat foto seorang anak perempuan berumur 8 tahun di kebun binatang.

Anak itu adalah anak mereka. Yep, seperti yang sudah kita semua kenal, dia YN.

Mereka baru sadar sekarang, setelah putri semata wayang mereka menghilang—bukan. Kabur dari rumah, tepatnya—kalau mereka telah menyia-nyiakan YN terlalu jauh. Orangtua YN selalu menghabiskan waktu nyaris 24/7 di kantor. Mereka membatasi putri mereka ini dan itu. Padahal mereka sendiri jarang bisa menemaninya.

Ironisnya, foto yang sedang mereka lihat itu adalah foto terakhir YN yang mereka punya. Mereka tidak sempat lagi mengambil foto terbaru dari anaknya, apalagi untuk mencetaknya dan memasukkannya ke bingkai seperti ini.

Dan karena sekarang YN sudah 16 tahun... artinya sudah 8 tahun berlalu dari foto itu diambil. Foto YN di kebun binatang itu sudah terlalu kuno. 

Tapi kalau ditanya siapa yang lebih terpukul, tentu Ibu YN-lah yang akan merasa berdosa paling besar kepada anaknya. Dia teringat ketika dulu, YN "memohon" untuk dibuatkan pesta ulangtahun seperti teman-temannya. YN sudah tidak meminta lagi, tapi memohon!

Namun sang ibu tetap tidak mengijinkan. Baginya, pesta ulang tahun tidak ada artinya dan cuma membuang-buang uang.

Dan sekarang dia sangat-sangat-sangat menyesal karena kembali melarang YN ikut berlibur dengan Dini. Padahal dia tahu YN dan Dini adalah sahabat baik sejak kecil. Keluarga mereka juga sudah saling mengenal dan sudah menganggap satu sama lain seperti saudara kandung.

Malam itu—masih di waktu yang jauh sebelum YN kabur dari rumah—pikiran si ibu dipengaruhi oleh banyak hal yang negatif mengenai rencana keberangkatan anaknya ke Amerika. Alhasil, dia berunding lagi dengan sang suami dan berujung merubah keputusannya.

Ya, kita bisa bilang orangtuanya YN itu protektif [a/n: kisah nyata yes, authornya curhat.]

Sampai detik ini, ibunya YN masih tidak percaya kalau anaknya akan nekat kabur dari rumah. Tapi ibunya tidak tahu kenapa YN bisa bertindak senekat itu. Dia tidak tahu kalau putrinya tergila-gila dengan Greyson Chance. Pasangan itu hanya berpikir kalau putri mereka mungkin muak atau stres. Dan tentu saja, mereka tak bisa berhenti menyalahkan diri sendiri.

"Sudah, sayang.." kata suaminya sambil mengelap air matanya dengan jari. "YN akan baik-baik saja. Kita sudah menghubungi polisi."

"Kau masih belum bisa menghubungi Agus?" tanya si ibu penuh harap. Agus adalah nama dari bapaknya Dini. Mendengar pertanyaan itu, membuat si ayah kembali memasang raut sedih. Kenyataannya, mereka belum berhasil menghubungi Agus di Amerika sana.

Animal In the Night -g.c (AITN TRILOGY #1) (ON MAJOR EDIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang