6. Home sweet home

81 11 4
                                    

Suara tawa si kembar terdengar hingga lantai bawah. Padahal keduanya sedang didalam kamar bermain dengan Hans.

"Keyla, Kenan Mom is back, yuhuuu, " teriak Sashi.

Seketika keduanya berlarian keluar kamar menuruni tangga sambil berteriak memanggil Sashi

"Mommy," seru keduanya.

Sashi sudah menunggu ditangga paling dasar, dia sengaja berjongkok dan membuka kedua tangannya bersiap menyambut kedua belahan jiwanya.

"Yeay! Key kangen Mom, emuah, " kecupan di pipi kiri Keyla hadiahkan untuk Sashi. Kenan tidak mau kalah, dia mengecup pipi kanan Sashi.

"Thanks dear, tenaga Mom kembali 100%. " Sashi mendekap erat Keyla dan Kenan. Hans yang masih berada di lantai atas menyunggingkan senyuman.

"Mom nggak ada rencana ngecup dan meluk Daddy, nggak kangen sama Daddy ganteng ini Mom, " ucapnya.

Sashi yang masih kesal dengan Hans tidak mengindahkan kelakar sang suami. Dia mengajak kedua anaknya ke meja makan. Perutnya sudah tidak bisa diajak kompromi.

"Bantet, udah dong ngambeknya. Aku kan udah minta maaf sayang, " Hans bergelayut manja di pundak Sashi.

"Misi Pak, saya laper ya, biarkan saya makan dulu atau anda mau saya makan mentah-mentah!" Sashi menyingkirkan kepala Hans.

"Kasar banget. Ya udah, aku tuh emang gak penting, "

"Hans. Please, aku tuh dari siang belum makan. Jadi, STOP AKTING SEOLAH ANDA ITU VICTIM YA PAK  . SAYA TELAT MAKAN GARA-GARA MAWAR MERAH ANDA, " suara Sashi meninggi. Dia bahkan lupa bahwa si kembar ada disitu.

"Mom, " Keyla berlari memeluknya.

"It's ok dear. Mommy minta maaf ya ngagetin kamu, " Sashi mengangkat tubuh Keyla, membiarkan gadis kecilnya duduk di pangkuannya.

"Ken, nasinya jangan dianggurin ntar dimakan setan, " ucapnya.

"Apa setan makannya nasi ya Mom? " tanya Kenan kemudian. Satu sendok nasi masuk ke mulutnya.

"Iya, makanya kalau makan nggak boleh main-main. Nggak boleh bercanda, nanti nasinya ilang dimakan setan, " terang Sashi.

"Keyla mau makan Mom, turunin Key Mom, " pinta Keyla. Dia duduk disebelah Kenan. Keduanya pun makan tanpa banyak bicara lagi.

Anak kecil selalu  percaya dengan hal-hal ghaib.

Sashi melirik sekilas ke Hans yang diam tanpa babibu seperti tadi.

"Hans, " panggilnya sambil menggenggam jemari suaminya.

Hans menoleh, dia tersenyum hambar. Sashi menghela napas dalam-dalam. Suaminya yang manja pasti capek seharian menjaga si kembar. Tidak seharusnya Sashi bersikap kasar tadi.

"Maafin aku, kamu pasti capek seharian jagain mereka. Makan ya, jangan ngambek lagi ya pak Ceo, nanti ketampanan anda luntur pak, senyum please? " rayunya.

Hans segera merangkul pundak sang istri.

"I love you, " ucapnya kemudian.

"I love you more, "

***

Malam ini mereka tidur berempat. Si kembar berada ditengah antara Hans dan Sashi. Tengah malam Sashi terbangun, kebiasaan ketika tengah malam terbangun adalah makan. Sashi turun perlahan, dia takut anaknya bangun. Sejak menikah dan memiliki seorang anak, Sashi lebih berani berjalan sendirian di dalam rumah. Biasanya boro-boro jalan-jalan, mau ke kamar mandi saja dia membangunkan Hans.

"Pantesan gendut, jam segini aja makan,"

Suara Hans mengejutkannya, hampir saja gelas ditangannya jatuh.

"Hans! Ngagetin aja sih!"

"Duduk yang manis. Biar si ganteng ini yang masak, " Hans memaksa Sashi duduk di ruang tamu.

"Cepet ya, aku laper tapi ngantuk. " Tutur Sashi. Matanya sudah tidak kuat menahan kantuk tapi perutnya demo minta diisi.

Sepuluh menit kemudian dia dan Hans sudah sibuk mengunyah didepan TV.

"Hans, "

"Hmms, "

"Meski ngeselin, makasih ya mawarnya." Kata Sashi.

"Keren kan ide puzzle mawarnya. Hans gitu loh, CEO ganteng mah nggak bakal salah, kalaupun salah tetep aja bener, karena CEO selalu benar, "

Sashi hanya menggelengkan kepalanya. Suaminya memang extraordinary.

"Emuah, good night. Jangan lupa matiin TV sebelum masuk kamar. " Pesan Sashi sebelum berlalu meninggalkan Hans.                                                                                                                                                                                                                                                        

Bread Talk( season 2)Where stories live. Discover now