2.Morning Kiss

206 18 13
                                    

5 tahun kemudian

Hans membuka pintu kamar pelan-pelan, dia tidak ingin Sashi terbangun. Sudut bibirnya terangkat saat melihat sang istri sedang tidur terlelap. Beruntung posisi tidur Sashi membelakangi pintu kamar, kalau tidak pasti dia akan tahu bahwa ada tamu tidak diundang yang menerobos masuk ke kamar. Hans naik ke ranjang dan tidur disebelahnya kemudian melingkarkan lengannya ke perut Sashi. Merasa ada yang menyentuh tubuhnya, gadis manis itu pun menolehkan kepalanya. Dia terkejut saat melihat Hans sudah berada dibelakangnya. Sashi berusaha memejamkan matanya.

"Pasti ini mimpi, " gumamnya.

Hans tersenyum. Dia menyibakkan rambut Sashi kemudian mencium tengkuknya. Sashi berbalik dan memukul lengan Hans.

"Geli tau Hans!"

"Oh, kirain masih nggak yakin gitu kalau Mr. Hans yang tampan ini pulang, " terang Hans.

"Habisan nggak ngabarin dulu, aku kira kan mimpi, " balas Sashi.

Hans memeluk sang istri, hidungnya menempel di pipi Sashi.

"I miss you Bantet," bisiknya.

Sashi memejamkan matanya kembali. Dia sengaja ingin memancing emosi suaminya.

"Kamu nggak kangen aku?" tanya Hans.

Sashi tersenyum. Dia menggelengkan kepalanya, matanya masih terpejam.

"Bantet! Kita LDR Kanada - Bandung lebih dari enam bulan dan kamu nggak kangen sama aku. Jujur Sa, cowok berengsek mana yang udah masuk ke kehidupan kita," Hans mulai tersulut emosinya.

Cup!

Sashi mengecup bibir Hans secara kilat kemudian menyembunyikan wajahnya di dalam selimut.

"Hei Mrs.Pradipta, nakal ya anda sekarang," Hans membuka selimut bersiap untuk melakukan perlawanan tapi urung dilakukan karena mendengar suara kedua anaknya berteriak.

"Dad! Mom!" seru keduanya, mereka berlarian masuk ke dalam kamar. Sesampainya di kamar bocah kembar berusia lima tahun itu pun segera memeluk dan mencium Sashi.

"How about Daddy, kiss me, please? " Hans mendekatkan wajahnya ke hadapan Kenan dan Kayla.

"Sorry Dad, Mommy bilang kalau Kay tidak boleh cium cowok ataupun dicium cowok sebelum Kay menikah,"

Hans menatap tajam Sashi.

"Sa, kamu ih. Aku kan Daddy nya, ya kali Kayla nggak boleh aku cium. " Protes Hans.

Sashi tidak mampu menahan tawa, Kayla terlalu cerdas. Bahkan Hans speechless menghadapi bocah lima tahun ini.

"Terus Ken, kamu juga nggak mau nyium Daddy?" tanya Hans pada Kenan. Kembaran Kayla.

"No. Daddy bau!" balas Kenan. Dia menggunakan kedua tangannya untuk menutup mulutnya.

"Sa, apa-apaan ini. Jangan senyam-senyum nggak jelas deh, kasih tahu mereka kalau Daddy nya ini boleh nyium dan dicium. Satu lagi, akutuh Wangi ya, nggak bau. "

"Let's breakfast twins, biarkan Daddy narsis meratapi nasibnya. Dia terlalu Cinta pekerjaan, jadi ya begini. Anaknya terlalu cinta sama Mommy nya. " Ucap Sashi, dia turun dari ranjang diikuti kedua anaknya.

"Sa!" teriak Hans. Sikap kekanakan seorang CEO tampak diwajahnya. Dia tidak tahu harus membalas apa, Hans mengaku kalah diperlakukan seperti ini dengan kedua anaknya.

Sashi berhenti, dia membisikkan sesuatu ke anaknya.

"Ok. One, two, three!" ketiganya berbalik kemudian berlari menuju ke ranjang. Sesampainya di atas si kembar memeluk Hans dan menciumnya. Sashi mengecup kening Hans.

"Kalian curang!" protesnya.

Ketiganya tertawa tanpa merasa berdosa.

"Yeay! Kena deh Daddy, " Sashi berteriak seperti anak kecil. Hans melepaskan pelukan si kembar dan menggelitiki perut Sashi. Kedua anaknya tidak tinggal diam, mereka memukuli Hans berusaha untuk menyelamatkan Sashi.

"Dad! Stop! Jangan sakiti Mom, " ucap Kayla.

"Iya Dad, lepas. Kalau Daddy nggak mau melepaskan Mom, Ken bakal gigit Dad, " ancam Kenan.

Hans menghentikan menggelitiki Sashi.

"Ampun, sendiko dawuh Mas Kenan, Mbak Kayla, " ucapnya sambil menirukan gaya prajurit saat menghormati rajanya, " kalau Dad nggak boleh gelitikin Mom, Dad bakal gelitikin kalian, "

"Aaaaaaaaaaa! " keduanya turun dari ranjang sebelum Hans menerkamnya. Mereka secepatnya berlari keluar kamar.

Hans tertawa terbahak-bahak, " CEO di lawan, " katanya membanggakan diri.

"Dih, masih saja narsis. Ingat umur Pak, " cibir Sashi. Dia merapikan bajunya dan bergegas untuk turun. Tapi, sebelum kakinya menginjak lantai, Hans lebih dulu memeluknya.

"Dear Bantet, tahu nggak sih rasanya nahan kangen. Tiap mau bobok yang bisa aku lakuin cuma lihat video sama foto kamu. Kangen banget meluk kamu, nyium kamu, becanda, atau ribut sama kamu sebelum bobok. I love you, " ujarnya.

" Aku juga kangen sama kamu. I love you to Pak CEO. Lepasin pelukan kamu, aku mau nyiapin sarapan. Kamu istirahat ya," Sashi melepaskan pelukan Hans. Sebelum benar-benar turun dari ranjang, dia mencium bibir Hans.

"Beb, jangan lama-lama ya, aku masih kangen, "

Sashi hanya menjawab dengan melingkarkan jari telunjuk dan ibu jarinya.

***

#Jadi pengen nikah nggak sih. Asik ya becanda sama anak di pagi hari. Betewe pak CEO manjanya naudzubillah ih. Kangen kalian Hansha

Bread Talk( season 2)Where stories live. Discover now