Kecewa🐯

9.7K 418 22
                                    


Kekecewaan ini tingkatannya lebih dalam dari pada amarah dan kesedihan. Karena setelah kekecewaan ini menghinggapi seseorang ia akan membuat orang tersebut tidak akan lagi sama seperti dahulu bahkan seseorang yang awalnya cinta mati maka ia pun bisa dalam sekejap berubah menjadi benci hanya karena rasa kecewa
🌹









Zahra POV

Bagaikan ditusuk panah beberapa kali dan tepat pada sasaran, yaitu hati. Ya hatiku serasa ditusuk panah, bagaimana tidak? Suami yang selama ini aku banggakan, aku cintai, aku sayang. Diam-diam akan menikah lagi dengan wanita lain.

Aku memang egois, mau menang sendiri. aku memang suka berbagi, apalagi berbagi  rizky dan ilmu tapi satu hal yang tak masuk dalam kamusku yaitu berbagi suami.

Rasanya tak rela jika harus dimadu, apapun alasannya. Mungkin jika mas azka tak memberi tahu, aku tak akan mengetahui semuanya.

Pantas saja tadi pagi dia berpenampilan sangat rapih dibandingkan hari-hari sebelumnya. Yang katanya mau kondangan, ternyata malah datang menjadi pengantin bukan tamu.

Allah kenapa semuanya menjadi seperti ini. Sedang apa mereka sekarang? Apa mereka sedang bahagia setelah melaksanakan ijab qobul. Sedangkan disini aku terluka.

Ceklekk

Kurasa ada orang yang masuk kamar, siapa? Mana mungkin mas Azam.

Aku masih tetap dalam posisi tidur miring, sama sekali tak ada niat untuk melihat siapa yang datang, rasanya lelah.

"Ra, bangun. Mas mau bicara" suara itu? Ya suara mas Azam.

"Kamu marah? Kamu kecewa? Mas tau itu Ra, tapi mas mohon ijinkan mas untuk menceritakan semuanya" kurasa ia duduk di tepian ranjang.

Tangannya mengusap rambutku dengan lembut. Ingin sekali aku memeluknya erat untuk menumpahkan segala kekecewaan ku ini. Namun egoku terlalu kuat.

"Kamu tau, bahwa pernikahan itu ba---"

"Gus" kurasa itu suara mbak ayu, yang membuat ucapan mas Azam terpotong.

"Gus, apa sampean gak mau ikut ke Blitar? Abi, umi dan mas Bayu sudah berangkat kesana" ujarnya lagi

Author POV

Dahi Azam berkerut "memangnya ada acara apa di blitar, mba?"

"Inalillahi, kamu belum tau?" Ayu masuk kedalam kamar

"Mboten, mba"

Ayu menggeleng "Mendingan cepat kamu pergi kesana sebelum terlambat"

"Ta---"

"Sudah, biar istrimu mbak yang jaga" potong ayu yang mengerti maksud adiknya itu

"Baiklah" lalu Azam kembali mengusap rambut istrinya "Mas ke Blitar dulu ya, kamu baik-baik disini. Jangan lupa vitamin sama susu nya diminum" ia mengecup dahi sang istri "Mas berangkat" ia beranjak dari duduknya "Mbak, nitip Zahra ya sebentar"

Ayu mengangguk

"Assalamualaikum" salamnya ketika akan pergi

"Waalaikum salam"

Ayu memandang adik iparnya yang masih saja tertidur membelakanginya. Ia mendekat lalu membangunkan Zahra.

"Ra, bangun. Ia sudah pergi" ujarnya sambil memegang tangan Zahra

Zahra terbangun, ia langsung berhambur memeluk kakak iparnya dengan tangis yang tak bisa ia tahan lagi.

"Sudah jangan menangis, kalo kamu terus menangis emosi masmu akan terus bertambah dan syaiton akan mudah menggoda jiwa raganya untuk melakukan hal yang tidak diinginkan. Kamu tau? Tadi mas Bayu, memukuli suamimu dan ia berbicara kasar Ra"

Imamku Pilihan Abi [TERBIT]✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt