29 : Colder Than Winter

3.5K 348 188
                                    

Vote dulu sekarang biar gak lupa

Lalu komentar banyak-banyak.

Makasih. Luv ya!💙

▫️▫️▫️

Seokjin tidak berbohong soal perasaannya yang telah lama hilang pada cinta pertamanya. Percayalah, perasaanya sudah lama mati. Namun, saat dirinya akan bertemu dengan Hani siang ini, Seokjin berdebar. Tidak, sungguh perasaannya sudah lama hilang dan ini bukan debaran yang sama seperti saat pertama kali jatuh cinta. Ini hanya seperti rasa senang ketika bertemu kembali setelah sekian lama dengan seseorang yang pernah ada di dalam hidup.

Ya, hanya itu. Tidak lebih.

Tungkai panjangnya berjalan cepat di atas trotroar, menyeberangi jalan yang cukup ramai hingga dirinya memasuki sebuah kafe yang telah ia tentukan untuk pertemuannya dengan Hani. Aroma menenangkan khas kafe seketika memenuhi indra penciumanya. Seokjin berhenti di dekat pintu masuk seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kafe, mencari seseorang yang akan ia temui siang ini.

Senyum tipis terbit di wajah tampannya ketika matanya berhasil menangkap seseorang yang terduduk, menikmati secangkir kopi seraya memandang langit melalui kaca besar di sampingnya. Mungkin dirinya memang sempat lupa karena sudah lama sekali tidak bertemu dan melihat wajahnya, namun Seokjin tidak akan lupa bagaimana cara wanita itu tersenyum memandang langit.

Tatapannya tak lepas dari presensi perempuan yang masih memandang langit seiring dengan langkahnya yang mulai mendekat. Hingga akhirnya ia duduk di sebuang kursi yang berseberangan, membuat perempuan itu mengalihkan seluruh atensinya pada Seokjin yang kini tersenyum kaku. Dirinya benar-benar gugup, tidak tahu harus memulai percakapan dari mana, sebab mereka sudah lama sekali tidak bertatap muka.

Hani tersenyum hingga matanya menyipit manis. Senyuman serta tatapan polosnya yang masih sama, Seokjin masih cukup mengingatnya dengan jelas, seperti pertama kali bertemu. "Hai, Seokjin! Lama kita gak ketemu. Apa kabar?"

Seokjin tersenyum tipis. Suara serta bagaimana cara Hani berbicara masih sama seperti dulu, masih seperti pertama kali mereka berbicara. "Baik. Gimana kabar kamu?"

"Ya, aku juga baik," balas Hani dengan senyuman manisnya yang masih bertahan. "Senang bisa ketemu lagi sama kamu."

"Aku juga."

Hani terkekeh. "Aku gak nyangka kita akan ketemu lagi, kamu kemana aja selama ini?"

"Seharusnya aku yang tanya gitu. Kemana aja kamu selama ini? Kamu seolah kayak menghilang."

Hani tertawa kecil. "Oke, aku emang sempet pindah dari kota ini. Tapi gak lama, aku balik lagi kesini walau sendirian, tanpa keluarga."

"Oh, ceritanya kamu merantau ke kota asal?" kekeh Seokjin.

"Ya, bisa di bilang begitu sih," Hani tertawa. "Omong-omong, beberapa hari yang lalu waktu di sekolah, kita sempet ketemu kan? Itu kamu bukan sih?"

Seokjin mengulum bibirnya, sedikit merasa malu karena Hani mengungkit hal itu. "Iya, itu aku. Sori langsung pergi gitu aja, aku kaget dan emang lagi buru-buru juga."

"It's okay," Hani terkekeh. "Kamu gak berubah ya? Masih sama kayak dulu. Kaku. Yang berubah cuma penampilan, lebih mencolok."

BitterloveWhere stories live. Discover now