[3] Nebeng Lagi

38 10 0
                                    

Hari ini lo enggak nebeng gue, Sas. Tapi nebeng pak sopir, tuh - Jagad

Seminggu sudah Saskia bersekolah di Indonesia. Sudah tiga kali pula dia diantar pulang oleh Jagad. Walau harus dengan paksaan, Saskia pun rela melakukannya. Karena baginya Jagad adalah manusia baik hati yang sedang berpura-pura tegar dengan caranya sendiri. Saskia tertarik pada Jagad. Pada semua ekspresi yang pernah ditunjukkan Jagad padanya. Pada semua sentakan dan teriakan yang laki-laki itu lontarkan untuknya.

"Sas... ngelamun aja dari tadi kamu, Nak. Mikirin apa sih?"Suara oma dan tepukan tangannya di pundak Saskia membuat gadis itu terlonjak. Ia pun hanya bisa menampilkan cengirannya kepada sang nenek.

Ami-Nenek Saskia mencoba duduk di dekat gadis itu. Kemudian dia menggoda Saskia, " Ini udah jam setengah tujuh lo, Sas. Kamu baru pulang. Dianterin siapa tadi? Sama ya kayak yang kemarin?" Saskia yang kesal karena neneknya terus-menerus bertanya pun memilih untuk berdiri. Ingin kembali ke kamarnya tetapi ditahan oleh neneknya.

"Okay... Oma menang. Namanya Jagad. Dia temen sebangku aku. Kita cuman temen, Oma. Enggak lebih. Sama sekali,"ucap Saskia yang tidak pernah bisa menyembunyikan apa pun dari sang nenek. Saskia pun pamit ke kamar dan menyuruh neneknya juga cepat-cepat kembali ke kamarnya.

Selesai mandi, Saskia memandang jam dinding di kamarnya. Pukul delapan lewat lima menit. Saskia mencoba menghubungi Jagad. Ia mengirim pesan kepada lelaki itu. Bertanya tentang tugas kelompok yang harus dikumpulkan Hari Senin. Namun centang satu yang nampak pada layar ponselnya membuat Saskia jengah. Mengumpulkan keberaniannya, Saskia pun menelepon Jagad dengan tangan yang gemetaran.

"Maaf nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi. Coba te-" Suara operator pun terhenti saat Saskia segera mematikan sambungan telepon. Jagad tidak dapat dihubungi. Jelas-jelas ponselnya mati. Saskia tahu hari ini Malam Sabtu. Mungkin saja Jagad sedang bersenang-senang di luar sana dengan kawan-kawannya.

Tapi ini Jagad, loh. Dia enggak punya temen bahkan untuk ngobrol. Apalagi buat nongkrong.... Pemikiran Saskia melayang memikirkan hal yang tidak-tidak tentang Jagad. Apa jangan-jangan Jagad lagi balapan liar? Atau jangan-jangan Jagad lagi nongkrong di tempat enggak bener di luar sana?!

Saskia mengantukkan kepalanya di atas meja berulang kali. Jagad terlalu misterius untuk ia terka. Ia sama sekali tidak tahu apa pun tentang kehidupan laki-laki itu. Bahkan Saskia tidak tahu apakah sifatnya yang selama ini lelaki itu tunjukkan pada semua orang adalah sifat aslinya atau bukan. Jagad gila! Awas aja besok Senin, gue hajar lo karena udah buat gue galau mikirin lo!

Senin pagi beberapa orang memandang Saskia aneh. Terutama Rengganis yang baru saja masuk kelas. Bagaimana tidak, Saskia yang biasanya terlewat ceria hari itu justru nampak sangat lesu. Kantung matanya nampak begitu hitam. Dan Saskia benci itu, matanya berubah menjadi mata panda.

"Lo abis ngapain sih semalem sampek lesu banget gitu?" tanya Rengganis penasaran. Sedangkan di kursinya Saskia mendengus keras-keras. Namun setelah itu ia merengek hebat ke Rengganis. Mengadu kalau ia terlampau mengantuk sampai-sampai tidak bisa membuka mata. Kakinya pun ia hentak-hentakkan ke lantai membuat teman-teman sekelasnya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gue lembur ngerjain tugas sejarah wajibnya Bu Tina semalem. Bayangin ya, jam sembilan malem gue baru tahu kalau soalnya banyak pake bangeeeeeet!" rengek Saskia dengan bibir mengerucut sebal.

"Ya lagian salah lo sendiri. Gue aja sama Viara ngerjain dari Hari Sabtu. Mulai jam sepuluh, selesai jam lima sore. Terus lanjut lagi Hari Minggu jam sepuluh, selesai jam setengah dua," ungkap Rengganis, sedangkan Saskia hanya menggelengkan kepala menikmati kebodohannya.

Jagad RayaWhere stories live. Discover now