[15] Jadian

9 1 0
                                    


Pukul sebelas malam semua orang kembali ke vila. Sedangkan mereka dibuat terkejut saat penerangan di sepanjang jalan itu mati. Vila mereka pun juga gelap gulita, beberapa lainnya pun juga demikian.

Lintang segera naik ke atas untuk melihat keadaan Saskia, tetapi nihil. Dia tak menemukan siapa-siapa. Laki-laki itu sudah berteriak memanggil nama Saskia tetapi juga tak menemukannya.

Lintang mencoba menghubungi Saskia lewat telepon, tetapi ternyata gadis itu tidak membawa ponselnya. Terbukti setelah dering ponsel Saskia terdengar dari arah samping kolong ranjang. Lintang menyalakan senter di ponselnya untuk menerangi kamar itu. Setelah mengambil ponsel Saskia dan melemparkannya ke ranjang, senter di ponsel Lintang tak sengaja menyorot sebuah dompet hitam yang tergeletak di atas ranjang.

Perasaan Lintang semakin panik saat tahu dompet itu milik Jagad. Pikirannya sudah melantur ke mana-mana setelah menemukan fakta mengejutkan itu. Pikirnya, untuk apa dompet Jagad ada di ranjang milik Saskia. Ditambah Saskia kini tidak ada di mana-mana.

Cepat-cepat Lintang berlari ke luar kamar Saskia. Dia menuju kamar Jagad dan langsung membukanya. Laki-laki itu tak menemukan Jagad. Walau dia sudah berteriak pun ia tak mendapatkan respons apa pun dari Jagad.

"Ngapain sih lo teriak-teriak?!" tanya Raja dengan suara kesal.

"Gue gak nemuin Jagad sama Raya. Gue panggil-panggil juga gak nyahut. Terus dompet Jagad ada di kasur Raya." Lintang menjelaskannya secepat mungkin sembari masih berjalan menuruni tangga.

"Telepon dong, Bego!"

"HP Raya jatuh di deket kolong. Tapi Jagad belum gue coba telepon," kata Lintang mencoba untuk tidak terpancing emosi.

Teman-teman mereka yang lain pun mendengar keributan itu dan segera mendatangi mereka berdua. Beberapa juga membantu untuk menelepon Jagad walau ternyata ponselnya tidak aktif.

Raja mengusulkan agar para laki-laki berpencar mencari Jagad dan Saskia. Sedangkan para perempuan cukup mencari di sekitar vila dan juga pelatarannya. Semua orang setuju, jadi mereka segera pergi dari sana menyusul Lintang yang sudah terlebih dahulu keluar.

"Raya! Raya jawab, Raya!"

Lintang tersengal-sengal. Ia sudah berteriak ke sana ke mari tetapi tak juga ada jawaban. Laki-laki itu mulai berjalan perlahan, menghemat energinya agar bisa terus mencari Saskia. Setelah lima menit, dia melihat seorang laki-laki berdiri tidak jauh darinya. Dia tersadar jika itu adalah Jagad. Perawakannya jelas menunjukkan itu.

"Di mana Raya?!" Lintang bertanya dengan nada marah.

"Gue juga lagi nyari Saskia," ucap Jagad membalas, tetapi kali ini dia tak ikut berteriak.

"Kok bisa sih Raya ilang? Lo apain dia?!"

Lintang masih bertanya dengan suara marahnya, tetapi Jagad sama sekali tak menanggapinya. Laki-laki itu memilih untuk meninggalkan Lintang dan terus mencari keberadaan Saskia.

Lintang jelas geram, dia meninju Jagad tanpa aba-aba. Namun lagi-lagi Jagad tak membalas. Dia lebih memilih pergi dari sana. Lintang masih tak terima, dia pun menghalangi Jagad dan berusaha memukulnya lagi.

"Lo bisa lebih dewasa, kan? Saskia ilang sekarang dan ini udah mau jam dua belas. Mikir dong lo!"

Jagad mencekal tangan Lintang lalu menghempaskannya. Kemudian dia benar-benar pergi menghindar dari Lintang. Laki-laki itu kesal dengan perlakuan Jagad, jadi dia memilih untuk berbalik mencari di tempat lain yang jauh dari Jagad.

Baru beberapa langkah, Lintang mendengar suara desisan ular. Laki-laki itu memandangi sekitar berusaha untuk tetap awas. Dia menghampiri suara tersebut dan betapa terkejutnya Lintang melihat seorang perempuan yang tak lain adalah Saskia duduk terguling di tanah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 12, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jagad RayaWhere stories live. Discover now