[2] Nebeng

51 10 7
                                    

Ya kali,Gad. Di dunia ini kan enggak ada yang gratis - Saskia

"Hai, guys! Gue baru bisa nge-vlog lagi nih waktu istirahat. Tenang, gue bakal kasih school tour gue tapi nanti ya waktu udah pulang. Biar sepi sekolahnya. Sekarang ini gue mau ceritain aja temen sebangku gue yang ngeselin banget-nget-nget. Dia itu co—Aw!" Kata-kata Saskia terhenti saat ia merasakan sesuatu menghantam tepat di keningnya.

Saskia yang bersandar di bawah pohon mangga yang amat besar itu segera berdiri sambil mengusap-usap keningnya. Dia membungkuk dan melihat sebuah biji salak yang lumayan besar bergulir di dekat sepatunya.

Perlahan Saskia pun mendongakkan kepalanya. Mulutnya lagi-lagi ternganga. Betapa terkejutnya dia melihat Jagad sedang duduk di atas pohon mangga yang tinggi dan besar itu. Kaki panjangnya bahkan menggantung bebas, tetapi saking tingginya pohon mangga itu sampai-sampai Saskia tidak menyadarinya.

"Jagad! Ngapain lo di situ?!" teriak Saskia. Sedangkan di atas pohon, Jagad tidak menghiraukannya. Menengok ke bawah saja tidak. Saskia yang kesal pun mencoba mengambil beberapa kerikil dan melemparkannya ke arah Jagad.

"Aw! Aduh! Lo gila?!" Jagad memegangi keningnya yang baru saja dilempar kerikil oleh Saskia. Laki-laki yang masih mengenakan headphone-nya itu pun turun dari pohon dengan lincah. Tiba-tiba saja dia sudah ada di depan Saskia.

Tanpa mengatakan apapun, Jagad memandang Saskia tajam sebelum akhirnya memutuskan untuk melangkahkan kakinya menjauh dari Saskia. Gadis itu merasa jika Jagad sama sekali tak menyukainya, sebab dari tadi pagi Jagad selalu saja memilih pergi daripada ada di dekatnya.

Wajah lesu gadis itu terbawa sampai ia kembali ke kelas. Kembali tidak bersemangat untuk memerhatikan penjelasan guru membuat Saskia lebih memilih melamun menghadap ke luar jendela. Ia kembali bertanya-tanya di mana Jagad berada sekarang. Apa Jagad masih ada di taman belakang sekolah? Tapi kan tadi dia udah pergi dari sana.

Saskia berusaha mengenyahkan pikiran melanturnya tentang Jagad. Kini ia sedang mengerjakan soal fisika yang diberikan oleh Pak Agus. Berpikir lumayan keras untuk menyelesaikan soal-soal itu setidaknya mampu membuat dia melupakan Jagad barang sekejap.

"Lo pulang sama siapa, Sas?" tanya Raja yang langsung saja disoraki teman-temannya.

"Gue dijemput sopir kok, Ja. Gue duluan ya. Ada urusan," jawab Saskia sekenanya. Gadis itu ingin cepat-cepat melakukan school tour untuk ia unggah di akun youtube-nya lalu segera pulang ke rumah. Rasanya hari ini Saskia benar-benar kelelahan. Merindukan kasur dan bantalnya di kamar.

Setelah menyusuri seluruh sudut sekolah selama kurang lebih empat puluh lima menit ditambah obrolan-obrolan yang Saskia lakukan di depan kamera membuat rekaman kali ini cukup lama. Saskia pun menenteng kameranya dengan tangan kiri. Sementara tangan kanannya ia gunakan untuk mengambil ponsel di saku seragamnya.

Saskia mengernyit heran sebab saat dia keluar gerbang, ia tidak mendapati sopirnya ada di sana. Padahal ia sudah mengulur waktu lama sekali tadi. Namun saat ia melihat ponselnya yang ternyata mati membuat Saskia menepuk keningnya. Setelah ponselnya menyala, ia mendapati banyak sekali panggilan tak terjawab dan juga pesan dari Pak Tri.

Saskia mendengus setelah membaca pesan dari sopirnya itu. Karena ada pohon tumbang di jalan terdekat dari rumahnya ke sekolah, Pak Tri harus memutar ke jalan lain yang bisa dibilang amat jauh. Ditambah macet sore hari di Jakarta membuat Saskia kesal karena tidak bisa segera sampai di rumah.

Bisingnya jalanan membuat kepala Saskia pening. Melirik jam tangannya yang menunjukkan masih setengah lima, Saskia memilih masuk kembali ke sekolah. Mencoba menuju ke perpustakaan dan berharap gedung itu belum dikunci.

Jagad RayaWhere stories live. Discover now