part of-

4.7K 316 14
                                    

Semua orang juga tahu, kalau rumah itu tempat untuk berlindung dari cuaca. Rumah itu tempat beristirahat sementara. Rumah itu tempat memberi tahu segala cerita dari luar. Rumah itu tempat bisa menjadi diri sendiri tanpa topeng apapun.

Rumah itu mungkin memang banyak dibutuhkan. Namun, "rumah" itu sendiri apakah mudah didapatkan?

Jika bagimu, iya. Maka selamat! Kamu adalah orang beruntung yang telah menemukan "rumah".

Jika belum, tidak apa-apa. Dunia ini luas, pasti ada tempat yang itulah "rumah"-mu sekali pun waktunya tidak tahu kapan.

Tapi di kisah ini, hanya memberitahu bahwa rumah bagi tokoh utamanya adalah ketika suatu hal normal mulai terasa spesial baginya.

Mari kuberi tahu kisah ini.

...

Park Jimin memang sudah sering kali ke mari. Tapi, bukan berarti dia sudah biasa dengan tempat ini. Rumah minimalis dengan desain yang dia sendiri tidak begitu paham. Ah, tanyakan saja pada sahabatnya, rekan kerjanya yang tengah membaca sebuah proposal di sebelahnya dengan serius.

"Rumah ini sudah berapa lama?"

"Empat tahun."

Jimin mengangguk paham. Itu artinya, orang di dapur yang sedang makan pun sudah tiga tahun tinggal di sini. Hebat, bukan?

Iya, bagi Jimin itu hebat. Kim Taehyung yang dia kenal sebenarnya sulit percaya pada orang lain. Jadi, bisa kalian bayangkan bagaimana bisa dia betah tinggal bersama "orang lain" terlebih sudah tiga tahun lamanya.

Jimin masih tak menyangka. Tapi pemandangan di hadapannya sudah menyadarkannya. Kim Taehyung mungkin punya alasan kuat. Dan waktu sendiri sudah menentukan semuanya.

"Tae, bisa kita pergi sekarang?"

"Huh? Sekarang juga?"

Jimin mengangguk. Melihat jam tangannya dan waktu mereka satu jam lagi sebelum meeting. Sebenarnya mereka ingin kabur tapi Jimin baru sadar bahwa dia anggota dari divisi yang akan mengadakan meeting ini. Taehyung? Dialah bintang di meeting ini.

"Cepatlah, siang ini Seoul pasti macet," titah Jimin yang telah berdiri sambil membawa mac-nya.

Taehyung hanya mengangguk. Menutup map dan turut berdiri bersama membawa map tersebut. Langsung bergegas tanpa pamit pada orang yang sedari tadi makan dengan tenang.

"Tidak pakai pamit?" Jimin memandang Taehyung heran yang baru saja masuk mobil.

Taehyung baru ingat. Menepuk keningnya. Tapi dia tetap di sana. Mengecek ponselnya lalu mengetikan sebuah pesan di sana.

"Sudah. Ayo."

"Heh, padahal kalian serumah."

"Kau tadi bilang tidak mau telat."

"Tidak, tuh."

"Jimin."

"Iya, iya."

Mobil minimalis itu keluar dari garasi. Meninggalkan rumah minimalis itu dengan tenang. Baik Taehyung dan Jimin tidak banyak berbincang lagi. Mereka sibuk pada pemikiran dalam tubuh dewasa mereka.

....

"Jadi, kau tidak mau pindah? Kurasa tabunganmu sudah banyak."

Orang itu menggeleng. Tengah menyesap bobanya dengan khidmat. Tapi dia juga menyimak obrolan sedari tadi. Di kafe nuansa pastel ini. Menatap seisi kafe yang tidak semuanya dia kenal meski sudah seringkali ke sini.

"Kenapa? Apa kau sudah nyaman?"

Mengangguk. Tapi jawabannya malah menimbulkan kesalahpahaman.

"Benarkah? Kau sudah jatuh hati pada—"

"Apa-apaan?"

Lawan bicaranya tertawa renyah. Jeon Jungkook tidak paham dan dia baru saja paham bahwa terjadi kesalahpahaman barusan. Memasang tampang tidak suka tapi malah dihadiahi ledekan dari lawan bicaranya.

"Jujur saja lagian."

"Tidak. Aish, kau pasti tidak paham."

"Hm, apa?"

Jungkook menghela napasnya. Siang ini panas, namun kafe ini punya penangkal panas luar biasa. Tubuhnya malah kedinginan sekarang. Menatap minuman bobanya, Jungkook malah sedikit termenung.

"Kau paham tidak, ketika merasa pas dengan seseorang?"

"Pas bagaimana?"

"Jadi, kau merasa bahwa orang itu sudah klop dalam sekitarmu. Maksudku, kehidupanku malah lebih teratur sejak tinggal di sana. Kau tahu bahwa aku ini orang yang teratur dan ketika tinggal bersama orang yang memahami dan mendukungku, maka apalagi yang harus aku cari?"

Lawan bicaranya mengangguk paham. Tapi sedetik kemudian kedua jarinya menjentik.

"Kurang, Jungkook. Kau kurang perasaan tulus padanya."

"Perasaan?" Jungkook mengernyit heran.

"Ya, sejenis cinta."

"Gila."

....

a.n
hello! I am back with new story :") tbh ga akan nulis cast taekook tapi sayangnya aku masih sayang mereka.

Ff ini bakal pendek sih(?) I mean ga ada konflik jadi ff ringan sajaa~

Dan ide ini aku dapatkan ketika lagi stres sama kuliah T_T

Terima kasih sudah baca sampai sini♡

ZuhausTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon