Kembali Ke Blambangan

348 11 0
                                    


Waktu terus berlalu, satu persatu para prajurit Majapahit mulai meninggalkan Panji, mereka sudah merasa tidak ada gunanya berada ditempat ini.

Begitu juga dengan keadaan Jaka umbaran, luka luka yang dia derita dari pertarungan dengan Kebo marcuet berangsur angsur mulai menghilang.

Tapi ada satu masalah yang membuat ki Ajar pamenger dan juga Jaka umbaran sedih.

Meski sudah sembuh, ternyata wajah dan kaki Jalan umbaran tidak bisa kembali seperti dulu lagi.

Wajah tampannya yang dulu sempat membuat gusti ratu Dyah kencana wungu terpikat, kini menjadi buruk rupa.

Sementara kakinya yang dulu tidak pincang, kini harus pincang akibat tusukan mahkota tanduk Kebo marcuet.

Tidak terasa, kadang air matanya menetes membasahi pipi, meratapi keadaan fisiknya.

" ayah juga perihatin atas apa yang menimpa dirimu nak, tapi tidak ada gunanya berlarut larut dalam kesedihan ini "

" aku akan membunuh Kebo marcuet "

Berbekal informasi dari ayahnya, Jaka umbaran dengan dibantu Dayun, dan Panji, langsung bergerak menuju Blambangan dengan kekuatan yang ada.

Melihat jumlah prajurit yang ada, terbesit keraguan pada diri Panji, dan timbul pertanyaan yang cukup beralasan.
" apakah mampu mereka mengalahkan prajurit Blambangan ? ".

Sepanjang perjalanan menuju Blambangan, Panji cuma terdiam, otaknya berpikir keras untuk mengatur strategi penyerbuan.

Sikap diamnya Panji ternyata memantik reaksi dari Jaka umbaran, karena tidak seperti biasanya dia bersikap seperti itu.

" apa yang paman pikirkan ?"

Panji tidak langsung menjawab, tapi pandangannya langsung tertuju pada para prajurit Majapahit yang berjalan di belakang mereka.

" kita sudah tahu kelemahan Kebo marcuet paman Panji, dan aku rasa memancing dia keluar adalah cara yang terbaik "

Usulan yang dikemukakan oleh Jaka umbaran memang terdengar menarik, dan itu bisa menjadi satu satunya cara dalam menghadapi Kebo marcuet.

Tapi pikiran Panji tidak semudah itu untuk menerima usulan, baginya cuma ada satu pertanyaan di kepalanya,
" bagaimana caranya menang dari Kebo marcuet di perang terbuka ? "

Jaka umbaran dan Dayun juga mengerti akan keraguan Panji, mereka sadar, mungkin kekalahan dua kali yang membuat Panji ragu akan mampu mengalahkan Kebo marcuet.

" paman Panji tidak perlu ragu, yakinlah kita akan memenangkan perang kali ini "

Saat kaki mulai melangkah, pantang mundur ke belakang, banyaknya lawan bukan jadi penghalang untuk maju ke depan.

Saat keris terselip di balik punggung, saat telinga mendengar teriakan teriakan semangat para prajurit, besarkan hati, karena seorang ksatria, pantang baginya untuk kembali.

Ungkapan itu terus Panji tanamkan berulang ulang pada dirinya sendiri, dia mencoba membangun rasa semangat pada dirinya yang dirasa mulai redup.

" jangan pernah kembali ke Majapahit, sebelum kau membunuh Kebo marcuet "

Ucapan gusti ratu Dyah ayu kencana wungu itu masih terus terngiang ngiang di telinga Panji.

Ksatria Majapahit 4 Legenda Jaka UmbaranWhere stories live. Discover now