Panji Raka Jaya

436 14 0
                                    


Gerakannya begitu cepat, dan dalam hitungan jari dia sudah mampu melepaskan pukulan dan tendangan.

Meski Kebo dhiro sejauh ini masih bisa menahan semua serangan yang lawannya lakukan, namun dia juga mengalami sedikit kewalahan.

" dia sangat berbeda dengan dua orang yang aku kalahkan tadi "

Setiap Kebo dhiro bermaksud mengeluarkan jurus kesaktian andalannya, orang ini sudah sangat paham untuk bisa menghindarinya.

" gerakannya begitu cepat, tendangan dan pukulan hampir sama cepatnya dengan hembusan napas, sebaiknya aku mengeluarkan jurus cakar elang "

Ujar Kebo dhiro yang mulai merasa kewalahan menghadapi serangan lawannya.

" maju lagi prajurit..., aku ingin tahu seberapa hebat dirimu "

Tantang Kebo dhiro .

Tidak menunggu waktu lama, dia kembali menyerang Kebo dhiro yang kecepatan serangannya hampir sama dengan yang tadi.

" ini tidak mungkin, jurus cakar elang ku seolah olah tidak ada artinya "

Jurus cakar elang bukanlah jurus silat sembarangan, beberapa lawan lawannya terdahulu dibuat tidak berkutik olehnya, tapi kini jurus itu seperti tidak ada artinya.

" kalau begini terus, bisa bisa aku kalah "

Melihat Kebo dhiro terdesak, wajah gusti ratu Dyah kencana wungu kembali berbinar.

Sebelumnya dia sangat khawatir, jika tidak ada satupun ksatria Majapahit yang bisa menandingi Kebo dhiro.

Kekhawatiran dirinya kian tidak terbendung kala melihat Layang seto dan Layang kumitir, dua putra patih Loh gender tidak ada apa apanya melawan Kebo dhiro.

" kalahkan dia Panji "

Kebo dhiri sudah dibuat kewalahan oleh Panji, dan tanda tanda dirinya akan kalah cuma tinggal menunggu waktu.

" jurus apa yang dia pakai ?, aku bisa melepaskan satu dua pukulan, tapi dia bisa melepaskan pukulan dan tendangan berkali kali tanpa lelah ? "

Saat itupun akhirnya tiba, dalam sebuah serangan yang cepat, Kebo dhiro tidak mampu menangkis sebuah tendangan dan pukulan yang datang silih berganti, dan sebuah tendangan cukup telak menghantam dadanya.

" aduh...."

Tubuh Kebo dhiro bergulingan di tanah, dia mencoba untuk bangkit, namun dia urungkan, karena ada kesempatan untuk membalas serangan orang tersebut.

" ini kesempatan untuk mengeluarkan ajian rangkah bumi "

Dengan cepat Kebo dhiro mengatur pernapasan dan juga aliran tenaga dalam tubuhnya.

" kali ini kau mati..."

Ujar Kebo dhiro dengan lantang, dan telapak tangan kanannya terhempas ke tanah.

" ah......."

Bukannya lawannya yang terpental ke belakang, justru Kebo dhiro sendiri yang tubuhnya langsung terlempar ke belakang.

Terhempas begitu keras ke tanah, hidung dan mulutnya mengeluarkan darah, dan dia tidak ingin menyerah, mencoba untuk kembali bangkit, namun yang dia rasakan sekujur tubuhnya terasa sudah remuk.

" jangan kau bunuh dia Panji  "

Cegah gusti ratu untuk mencegah Panji menghabisi Kebo dhiro.

" biarkan dia kembali ke Blambangan, dan ini juga sebagai pesan buat adipati Kebo marcuet "

" sendiko gusti ratu "


Ksatria Majapahit 4 Legenda Jaka UmbaranWhere stories live. Discover now