Kencana Wungu

963 21 0
                                    


Hembusan angin terdengar begitu kencang hingga masuk kedalam celah celah dinding istana.

Tidak seperti hari biasanya, malam ini angin berhembus begitu kencang, sementara awan pekat yang sudah memayungi kota raja Majapahit semenjak sore, belum juga menandakan akan turunnya hujan.

Tidak ada suara yang terdengar selain hembusan angin, mungkin semua penghuni kota raja Majapahit sedang terlelap dalam tidurnya ?.

Gusti ratu Dyah kencana wungu sudah berusaha memejamkan mata, namun matanya tidak mau terpejam.

Banyak hal yang masih dia pikirkan hingga kebawa ke tempat tidur, hal ini yang membuat matanya tidak bisa terpejam.

Saat ini memang tidak ada ancaman dari luar Majapahit, namun benih benih gejolak dari dalam mulai tumbuh.

Pikirannya membawanya kepada sosok adipati Kebo marcuet, orang yang selama ini sangat ingin agar dirinya menjadi istri ketiganya.

Tentu keinginan Kebo marcuet ini dia tolak mentah mentah, mau ditaruh dimana wibawa ratu Majapahit jika menerima lamaran Kebo marcuet.

Mendengar namanya saja orang sudah takut, apalagi melihat wajahnya dari dekat.

Adipati Blambangan bertubuh tinggi besar, dan memakai mahkota dari tanduk kerbau ini memang miliki kesaktian yang hampir tanpa tanding.

Ada rasa takut yang menyelimuti pikiran gusti ratu Dyah kencana wungu jika harus berperang dengan Kebo marcuet.

Dalam kegelisahan hati, terbesit sebuah ucapan.

" barang siapa yang bisa membunuh Kebo marcuet, maka dia akan aku jadikan suami "

Sudah dua kali adipati Kebo marcuet mengirim utusan ke Majapahit untuk melamar gusti ratu Dyah kencana wungu, namun keduanya dia tolak.

Dia merasa yakin, jika suatu hari nanti Kebo marcuet pasti akan kembali mengirim utusan, dan jika jawabannya tetap sama, maka sudah bisa dipastikan dia akan memberontak.

Hal ini yang paling gusti ratu Dyah kencana wungu khawatirkan, dan satu satunya jalan cuma mengulur waktu.

Memimpin Majapahit seorang diri tanpa suami, memang bukan hal yang mudah bagi gusti ratu Dyah kencana wungu.

Diusia remaja seperti dirinya tidak seharusnya memikirkan beban beban berat kerajaan.

" aku harus bisa menemukan seorang ksatria yang mampu mengalahkan Kebo marcuet "

Dengan mengulur waktu dalam memberikan jawaban pada utusan adipati Kebo marcuet, dia berharap bisa menemukan seorang ksatria yang bisa mengalahkan adipati Blambangan tersebut.

Tiba tiba suara petir menggelegar, dan hujan deras disertai angin kencang mengguyur kota raja Majapahit.

Suara gemuruh petir disertai angin yang terdengar begitu keras membuat takut ratu Dyah kencana wungu.

" oh....sang penguasa semesta, aku mohon mudahkan urusanku dalam memimpin Majapahit, dan jadikan hujan malam ini sebagai kesuburan seluruh rakyatku "

Ratu Dyah kencana wungu memanjatkan doa ditengah gemuruh petir dan hujan badai.


Ksatria Majapahit 4 Legenda Jaka UmbaranWhere stories live. Discover now