PART 20

86 2 0
                                    

Paginya, Sana sudah bangun pagi bersama bik inah untuk menyiapkan sarapan. Saat Sana akan naik melihat suaminya, terlihat Nola yang terlihat sehabis mandi turun dengan senyum merekah saat mata mereka bertemu.

"Bunda", panggil Nola yang turun tangga mendekati Sana yang berdiri menatap anak gadis yang seumuran dengan Faris.

"Aku bantuin bunda ya, masak?", ucap Nola yang langsung diangguki oleh Sana.

Mereka pun sibuk memasak didapur, Reyhan dan Faris baru datang dengan wajah khas orang bangun tidur.

"Ya alloh.. anak ama bapak sama aja, belum mandi lagi udah mau sarapan! Kagak ada sarapan kalo kalian belum sikat gigi!", ucap Sana sambil berkacak pinggang.

Nola hanya cekikikan dengan bik inah didapur, Nola pun menatap Faris yang sepertinya matanya masih merem merem ngantuk nggk jelas. Tiba tiba aja mata mereka bertemu lagi, sesaat mereka berpandang pandangan dari jauh.

Faris pun menyunggingkan senyumannya lalu pergi kekamar mandinya.

Entah kenapa ada kupu-kupu beterbangan diperutnya, kenapa dia malah suka dengan Faris padahal dia masih status pacarnya Fabian.

Pasti Nola sudah gila.

~
 
Disekolah mereka sudah biasa dan saling bergurau seperti biasa, mereka selalu curi curi pandang dan membuat orang yang melihatnya seperti iri kepadanya.

Bel pulang pun sudah berbunyi, tapi Faris masih setia menunggu Nola yang tidur saat jam terakhor tadi. Ia menatap wajah polos Nola dan tersenyum.

"Gue suka sama lu", ucap lirih Faris membisiki telinga Nola saat ia tidur dimeja bangkunya.

"Gua pasti udah gila sekarang, karena apa? Karena gua suka sama pacar kakak gua sendiri. Kagak tau dah kenapa cinta ini tumbuh dihati gua, gua terlalu los bet sama lo tau nggak", terus terang Faris didekat Nola yang sepertinya tak tau bila Faris menyatakan cinta kepadanya.

Nola pun mengerjapkan matanya, ia menyipitkan matanya melihat Faris yang ikut menempelkan pipinya ke meja sepertinya. Nola pun sebenarnya juga merasa aneh dengan perasaannya sekarang dengan Faris, ada rasa aneh dihatinya saat dia diperlakukan  baik dengan Faris.

"Dan sepertinya aku juga ada rasa sama kamu", ucap lirih Nola yang pasti didengar oleh Faris.

Faris pun langsung mengangkat kepalanya terkejut sambil menatap Nola tak percaya apa yang Nola katakan tadi, Nola pun juga mengangkat kepalanya menatap lekat bola mata coklat milik Faris.

"N-nola..", suara Faris bergetar.

"Aku juga suka sama kamu Faris", kata itu lolos Nola katakan didepan Faris langsung.

Untung semua udah pada pulang, kalo nggak bisa berabe nih urusannya.

~

Semenjak Nola bilang bila dia juga suka kepada Faris, mereka menjadi canggung dan hanya saling menatap lalu tersenyum. Ujung ujungnya mesti ketawa, sebenarnya mereka tak bisa terus terasa canggung seperti ini.

Saat asyik berpandang pandangan, Hp Nola berdering tanda ada seseorang yang tengah menelponya. Benar saja, Fabian tengah menelponnya.

Entah kenapa, ia jadi kesal dan biasa saja saat Fabian menelponnya.

'Hello honey',

'Iya kenapa?', tanya Nola sedikit malas.

'Kok jawabannya gitu?'

'Nggk papa'

'Marah?'

'Enggak, males aja'

'Ada apa sih, La? Kok gimana gitu aku telpon?'

'Hh.. kamu nya yang gitu!', kata Nola ketus.

'Maaf kalau aku ada salah'

'Huh.. kamu nelpon ada apa sih?'

'Ya cuma sekedar kangen lah, tapi ada apa sih La kk kamu kayak marah gitu?'

Hening,

'Aku tutup telponnya'

'Tap..'

Entah kenapa Nola jadi tak suka bila Fabian terus menelponnya dan menanyakan hal yag nggk penting, yang sebenarnya yang ia inginkan sekarang adalah bermain game bersama Faris dirumahnya.

"Ayok main", ajak Nola semangat sambil membawa remot mainan ps.

Faris pun mengangguk setuju lalu berjalan bérsama sambil cekikikan.

~

Aneh.

Satu kata itu memenuhi pikiran Fabian sekarang, ia bingung karena akhir akhir ini sifat Nola berubah drastis kepadanya.

Apa dia terlalu lama menunggunya?

Fabian pun mengacak rambut nya kasar, padahal ia ingin disuport oleh Nola agar tugas kuliah yang ia kerjakan sekarang biar semangat untuk mengerjakannya.

Laptop pun ia tutup kembali, ia meminum air mineral yang berada disamping laptopnya. Ia meminumnya habis tak tersisa,

Ia sekarang kacau, yang ia pikirkan bukan tugasnya tapi kekasihnya Nola. Ia tak habis pikir, Nola semarah itu kepadanya.

Ia pun membuka hp nya dan mengotak atik mencari nomor bundanya, lalu ia pencet dan menelponnya lalu menanyakan tentang keadaan rumah.

'Halo sayang, gimana kabar kamu?'

'Baik bun, gimana keadaan orang rumah?'

'Semua baik kok'

Hening, Fabian sedikit tidak enak mau bertanya tentang Nola ke Bundanya.

'Fabian?'

'Iya bun',

'Kok diem, ada masalah?'

Bundanya selalu tau apa isi hantinya sekarang.

'Nggk ada, udah bun aku tutup telponnya'

'Iya'

Sambungan pun putus, Fabian membuang hpnya sembarangan. Ia mengacak rambutnya gusar sesekali ia berdecak tak menentu.

Tiba tiba seorang gadis mendekatinya.

Mengusap rambut Fabian dengan lembut, Fabian pun terkejut dengan teman yang juga asli dari indonesia. Namanya jessie, sahabat  Faris dulu.

"Loe kenapa sih? Nola lagi?", tanya gadis berambut pendek itu.

Fabian hanya memperlihatkan wajah cueknya dan pergi meninggalkannya sendiri.

"Padahal gue udah lama suka sama lo, Bian", ucap jessie pelan.

"Fabian!", teriak jessie sembari mengejar Fabian yang sudah jauh berjalan.

Next chapt♡

FABIAN✔(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang