PART 2

195 10 0
                                    

♢ All pov

Fabian berjalan santai dan masuk kekamar begitu saja, Faris pun memanggil Fabian berulang kali tetapi tak dijawabnya sama sekali oleh Fabian. Sana melihat anaknya yang aneh langsung mendekati Faris yang tengah mengetuk pintu kamar Fabian.

"Faris? Fabian kenapa?", tanya Sana kawatir.

"Enggak tau Bun, padahal tadi abis main sama Faris eh pas lihat temen Faris dia langsung nyelonong pergi gitu aja", jawab Faris menjelaskan.

"Temen kamu cewek apa cowok?",

"Cewek Bun", Sana pun langsung tersenyum dan menyuruh Faris untuk pergi.

Lalu Sana mengetuk pintu Fabian dan ada suara yang menyuruhnya masuk. Sana pun membuka pintu dan melihat Fabian tengah duduk didekat jendela, Sana pun mendekat dan duduk didepannya.

"Fabian, kenapa?", tanya Sana lembut.

"Nggk papa, Bun", jawabnya singkat.

"Bunda tau kok, kalau kamu kayak gini pasti gara-gara cewek ya kan?", ucap Sana sambil tesenyum menggoda.

"Bunda sok tau!",

"Ih.. kamu nggk tau ya? Smp dulu kan kamu kayak gini kalau sama cewek, udah lah Bian kalau kamu suka sama cewek itu pepetin aja jangan sampai lepas. Ah.. atau gini kalau kamu masih takut untuk mengungkapkannya kamu lindungi dia pakai cara kamu sendiri seperti kamu ngelindungin bunda, ya sayang?", kata Sana panjang lebar seraya mengelus pundak Fabian lembut.

Sana pun langsung keluar agar anaknya bisa mencerna apa yang ia katakan tadi. Fabian pun menghembuskan nafasnya gusar.

"Masa aku suka sama gadis yang nggk aku kenal sih? apakah aku mulai jatuh cinta lagi?", tanya nya pada diri sendiri sambil mengacak rambutnya kasar.

~

Keesokan harinya Fabian telat datang kesekolah karena ditinggal oleh Faris. Alhasil dia sekarang dihukum untuk membersihkan halaman sekolah.

'Lihat aja kalau ketemu, aku cincang hidup-hidup!', gerutunya dalam hati.

Saat menyapu Fabian melihat gadis kemarin yang terkena bola basket tengah menyapu didekat taman. Fabian menatap gadis itu cukup lama.

'Sepertinya dia terlambat', batin Fabian.

Setelah selesai Fabian mengambil tasnya di dekat pohon dan kembali kembali kekelas, tapi saat akan melangkahkan kaki dia menatap gadis itu seperti akan hilang keseimbangan.

Dengan cepat Fabian langsung berlari mendekati gadis itu dan pas saja gadis itu pingsan didekapan Fabian, Fabian pun langsung menggendongnya dan membawanya ke UKS.

~

#Nola pov

Hari ini aku terlambat karena papa ku tidak bisa mengantarku, papa ku berangkat ke kantor pagi pagi sekali. Alhasil aku naik angkot, saat diperjalanan angkot itu mogok dan diharuskan aku berlari agar tidak terlambat.

Tapi saat sampai disekolah, gerbang sudah tertutup rapat dan aku dihukum untuk membersihkan taman dekat halaman sekolah. Saat hampir selesai, kepalaku terasa pusing dan semua yang aku lihat menghitam.

Aku merasakan ada seseorang yang tengah menggendongku dan berlari tergopoh gopoh. Lalu aku dibaringkan. Beberapa menit kemudian aku diberi minum, saat cegukan pertama semua yang aku lihat mulai jelas. Dan disana berdiri seorang dokter yang menyodorkan minuman kepadaku, lalu minuman itu ditutup.

"Bagaimana? Udah baikan?",

"Lumayan. Mm.. maaf tadi yang membawaku kesini siapa ya?", tanyaku ingin tau.

"Oh.. tadi seorang lelaki yang menggendongmu dan wajahnya terlihat sangat kawatir. Oh iya tadi dia memberikan ini untukmu, dia menitipkan saya tadi", lalu dokter itu menyodorkan air mineral dan roti isi kacang yang katanya baru dibelikan di kantin.

"Oh.. makasih", kata ku.

Lalu dokter itu pergi meninggalkan ku agar aku bisa istirahat sebentar. Ku tatap roti dan air mineral yang ku pegang.

'Siapa lelaki yang menggendongku lalu memberikanku minuman dan roti?', batinku dalam hati.

~

#Fabian pov

Setelah kekantin membeli air mineral dan roti isi, aku langsung berlari menuju ke uks gadis yang aku tolongi tadi.

Dia gadis yang membuat hatiku aneh dan berkecamuk, namanya Nola. Walaupun aku tak kenal betul dengan gadis itu, tapi aku suka tak tau kenapa.

Aku pun masuk dan melihat dirinya yang pucat tengah berbaring dikasur. Lalu ku berikan air mineral dan roti isi tadi ke dokter agar dia bisa memberikan ke gadis tadi saat dia sudah bangun.

Saat dokter memberikan minuman ke gadis tadi, gadis tadi membuka matanya pelan. Tanpa aba aba aku langsung pergi tanpa pamit ke dokter uks tadi, aku melihat dari balik pintu gadis itu bertanya siapa yang tengah menggendongnya tadi.

Aku pun langsung pergi saja dan tak mau bila dokter tadi melihatku dan menunjukku. Saat sampai aku masuk kekelas dan duduk dipaling belakang, semua menatapku dengan wajah aneh dan bingung.

'Mungkin'

Padahal guru tengah mengajar dikelas dan aku melewatinya tanpa salam ataupun sapaan. Guru itu hanya geleng geleng kepala karena kebiasaanku, untung gurunya baik.

~

#All pov

Bel istirahat pun berbunyi, suara sorakan terdengar hiruk pikuk disana sini. Tapi tidak dengan Fabian, dia tenang dan berjalan cepat menuju kekantin.

Lalu ia hanya membeli air mineral dan duduk lalu meminumnya sampai habis tak tersisa. Banyak cewek cewek yang melihatnya kagum karena ketampanannya, tapi Fabian tak mengubrisnya sama sekali.

Karena Fabian tengah duduk sendiri, banyak para cewek cewek kelas 10 dan 11 maupun kelas 12 pun berebutan ingin duduk di meja Fabian. Saat keadaan ricuh, seorang lelaki yang berambut coklat meneriaki cewek cewek yang berada didepannya.

Siapa lagi kalau bukan Faris, dengan gayanya yang sedikit agak digalakkan mengusir para gadis gadis dengan mudah dan cepat. Di hati Fabian tersenyum kearah Faris karena telah mengusir para gadis sok alay itu.

"Haii.. tampan! Boleh duduk sini nggk?", tanya Faris dengan suara dikecilkan seperti perempuan.

"Boleh, tapi ada satu syaratnya",

"Apa itu tampan?", sambil mengerlingkan matanya.

"Nggk usah sok pahlawan!", sinis Fabian yang langsung dipelototi Faris.

"Eh dasar lu!! udah di bantuin nggk tau terima kasih!", pekik Faris sampai semua orang menatapnya heran.

Fabian pergi dari kantin itu dengan senyum smirknya.

"Mampus kau! Ini balasan kamu ninggalin aku!", ucapnya lirih.

Saat meninggalkan kantin, Fabian melihat para gadis yang bergerombol melihat seseorang yang tengah di tertawainnya. Agak kepo, Fabian mengintip sedikit siapa yang tengah diketawai para gadis itu.

Fabian pun terkejut, ternyata Nola lah yang tengah diketawai oleh para gadis itu. Rambut nya yang basah, bajunya kotor, matanya yang memerah seperti marah kepada seseorang yang telah memperlakukannya seperti itu.

°
°
°
°
°
°

FABIAN✔(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang