PART 4

133 8 0
                                    

~

Dirumah Fabian saat makan malam, Fabian seperti biasa hanya diam dan menikmati makanannya dengan tenang. Tapi tidak dengan Faris, dia memakan makanannya dengan menjelaskan apa yang terjadi dengan Fabian tadi.

Sana-bundanya hanya tersenyum mendengar yang diceritakan anak nya ini.

"Kalau makan itu diam, bicara mulu. Gosipin apa sih?", Reyhan-ayahnya baru diruang kerjanya dan baru datang untuk makan malam.

"Ih ayah sotoy, nih ya tadi itu bang Bian..",

"Bisa diem?!", potong Fabian dengan wajah datar.

"Udah-udah.. mulai deh kalau kayak gini", ucap Sana menengahi.

Mereka pun melanjutkan acara makan malamnya dengan khidmat. Tapi satu yang Fabian pikirkan, kenapa dia tadi peduli dengan gadis itu. Didalam hatinya Fabian merutuki dirinya sendiri.

~

#Faris pov

"Kok gue penasaran ama Bang Bian ya, apa dia suka ama si Nola. Udah deh mending gue tanya Bang Bian, eh nanti gue ditonjok lagi kalau nanya itu. Tapi nggk papa lah dia kan abang gue masak adik termanisnya ini mau dipikul eh dipukul!",

Saat gue mau masuk ke kamar bang Bian dari belakang suara seram tengah memanggilku, eh maksudnya suara merdu. Saat ku lihat disana Bunda tengah menatapku bingung kenapa gue mengendap ngendap aneh.

"Faris kamu ke..", belum sampai bunda bicara gue sudah membekap mulut bunda ala pencurian dirumah tetangga. Eh busyet..

Gue langsung mengajak bunda dikamar lalu menjelaskan tentang sifat Fabian yang sedikit aneh semenjak kenal Nola. Walaupun tak berkenalan langsung sih, tapi bunda yang paham tentang Fabian. Ya kalau nggk paham sama sifat Fabian berarti bukan Bunda gua dong, terus bunda siapa?

Saat asyik bercerita, seperti ada seorang yang berlari entah itu dikejar pocong apa mbak kunti nggk tau dah. Terus pas gue lihat ama bunda, ternyata Fabian memakai hodienya dan berlari cepat.

"Mau kemana malem malem gini, kagak beres nih",

"Bun aku mau ngejar bang bian ya, doain aku biar selamet nanti jangan baper kalau aku bawa pulang cewek ya bun", ucapku yang diangguki oleh bunda, bunda tertawa mendengar celotehan yang gue buat setiap mau pergi kemanapun.

"Tapi Faris, abang mu memang seperti itu tiap malam. Kamu nggk tau?!",teriak bunda saat gue menuruni tangga.

#All pov

Fabian tergesa gesa meninggalkan rumahnya, ia tak tau bila Faris mengikutinya dari belakang. Fabian menaiki motornya dengan kecepatan Rata rata, Faris mengikuti Fabian dengan menaiki mobil milik Fabian.

Saat belok ternyata Faris tak tau dimana Fabian sekarang, Faris kehilangan jejak Fabian. Dia terus berputar kearah yang dibeloki Fabian tadi, saat akan berbelok arah dia melihat motor Fabian didepan gerobak bakpau. Faris menyerngitkan dahinya.

'Bang Bian kan suka bakpau, apa jangan jangan dia disana? Kayaknya bener deh yang bunda bilang', tanyanya pada diri sendiri.

Faris turun dari mobilnya dan mendekati penjual bakpau itu, dia melihat seorang lelaki tampan dengan gayanya yang membuat hati para jomblo meleleh tengah memakan bakpau dengan santainya. Siapa lagi kalau buka Fabian.

"Kirain mau kencan sama cewek, eh kencannya sama bakpau yang hangat dan lembut. Bang pesan 2 bakpau!", ucap Faris sambil duduk didekat Fabian.

Fabian langsung menonyor kepala Faris, ternyata dia mengikutinya dari belakang.

"Kan? jadi pesen kan?", kata Fabian yang mulutnya penuh dengan kunyahan bakpau.

"Ya kan juga mau gue bang, malem malem makan bakpau anget anget pas dicuaca dingin kayak gini. Mantep kan!?", pekik Faris yang tidak dihiraukan oleh Fabian.

~

Keesokan harinya disekolah seperti biasa Fabian tidak pernah menyapa teman- temannya yang berdecak kagum kepadanya, bagaimana tidak Fabian tiap hari makin ganteng dan gaya nya yang membuat para gadis berteriak histeris.

Hari ini pulang sekolah Fabian bermain basket sendirian, karena Faris hari ini tidak enak badan. Alhasil Fabian bermain sendiri, setelah selesai ganti baju dia berlari keliling lapangan untuk pemanasan.

Lalu ia mengambil bola dan mencoba memainkan bola basket tersebut. Dia mendengar ada suara kamera yang sepertinya ada yang tengah memotretnya.

Dia melihat dengan mata tajamnya seorang perempuan memakai baju sekolah yang tengah berdiri menatap Fabian. Perempuan itu adalah Nola, lalu dia mendekati Fabian yang berdiri menatapnya dengan wajah datar.

"Maaf aku telah memotretmu tadi", ucapnya pelan.

Fabian hanya menatap gadis itu diam lalu ia memulai memainkan bola basketnya. Nola pun berlari dipinggir lapangan dan duduk disana menonton Fabian yang tengah bermain bola. Sesekali ia memfoto Fabian saat berhenti memegang bolanya.

Nola pun tersenyum bahagia, akhirnya dia bisa memfoto lelaki yang disukainya dengan kamera papanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nola pun tersenyum bahagia, akhirnya dia bisa memfoto lelaki yang disukainya dengan kamera papanya.

Nola tak tau bila Fabian terus memandangnya dari jauh terlalu lama. Saat Nola menatap Fabian, Nola terkejut karena Fabian ternyata menatapnya dengan wajah yang tidak bisa diartikan.



°
°



Uwuuu....
Kok baper sendiri ya? Hehe..
Lanjootttt....

FABIAN✔(completed)Where stories live. Discover now