Kediri, Kota ku

33 1 0
                                    

Seminggu setelah mengadakan meet and greet di Mojokerto, tepat pada tanggal 17 Maret 2019, rombongan Yowis Ben tiba di Kediri. Untuk kota Kediri, kedatangan artis apa lagi bukan karena undangan dari sebuah acara merupakan hal yang langka dan mengejutkan. Tak heran, sekalinya diadakan meet and greet film Yowis Ben yang di datangi artis yang bukan kaleng-kaleng, gedung bioskop Golden Kediri penuh sesak oleh banyak manusia.

Banyak orang yang naik ke atas kursi penunggu di gedung bioskop agar nantinya bisa melihat para artis yang berada di atas panggung kecil yang tinggi nya hanya sekitar 50 cm. Karena terlalu banyaknya orang dan tidak ada cela, semua kaca di gedung bioskop mengembun. Pendingin ruangan di gedung Golden Theater tidak berarti sama sekali dan semua orang berkeringat kepanasan di sore itu. Banyaknya kumpulan manusia di satu ruangan yang tidak besar membuat ada orang yang pingsan karena mungkin kekurangan oksigen.

Akhirnya rombongan Yowis Ben muncul diantara kerumunan orang, lebih telat dari jam yang mereka janjikan. Mereka pun segera naik ke arah panggung. Disitu, Brandon sama sekali tidak mengetahui kehadiranku sampai acara meet and greet selesai. Acara selanjutnya adalah nobar. Aku yang sebelumnya tidak kebagian tiket nobar tidak bisa ikut masuk ke dalam bioskop.

Merasa kecewa karena sudah lama menunggu, kepanasan, desak-desakkan, tapi tidak menghasilkan apa apa, aku, keluargaku, dan teman-temanku pun berusaha mencari cara agar bisa bertemu Brandon lagi di jarak dekat. Karena sebelumnya waktu kunjungan Yowis Ben pertama di Kediri para artis dan crew Yowis Ben makan di sebuah cafe seusai acara, aku dan rombongan ku berharap mereka akan ke cafe itu lagi setelah acara hari ini selesai. Karena selama di Kediri, artis Yowis Ben disambut dan didampingi oleh Wali Kota Kediri, hingga Bayu Skak akrab dengannya, maka dari itu pun artis dan crew Yowis Ben dijamu di sebuah cafe milik Wali Kota Kediri itu sendiri, Warunk Upnormal.

Aku, keluargaku, dan teman-teman akhirnya menunggu di Warunk Upnormal dari sore sampai malam. Mungkin kami sudah menunggu 3 jam lamanya hingga makanan kami sudah habis. Selama itu, beberapa dari kami, termasuk aku, hampir menyerah dan ingin pulang. Merasa bahwa mungkin mereka tidak akan datang ke Warunk Upnormal lagi karena sudah pernah. Atau bisa saja mereka sudah pergi dari Kota Kediri.

Setelah lama, yang dinanti akhirnya tiba. Brandon dan rombongan memasuki pintu kaca Warunk Upnormal. Tapi lagi-lagi, ia hanya jalan lurus tanpa mengetahui adanya aku yang duduk di meja persis di depan pintu masuk. Brandon Salim, Anya Geraldine, Devina Aureel, Joshua Suherman, Anggika Bolsterli, dan Bayu Skak pun duduk di meja panjang yang mungkin hanya berjarak satu atau dua meja dari tempatku. Sayangnya, Brandon duduk memunggungi aku sehingga dia tidak dapat melihatku. Aku sama sekali tidak menghampiri meja mereka. Selain pada dasarnya aku pemalu dan tidak berani, aku juga tau sopan dan tidak mau mengganggu mereka makan.

Dari awal masuk Warunk Upnormal, ko Brandon hanya jalan lurus dan fokus melihat depan, mengikuti crew yang membimbingnya. Dia sama sekali tidak melihat suasana cafe dan tidak melihat orang-orang yang ada di dalamnya sehingga dia juga tidak tau bahwa aku berada disana. Beberapa belas menit kemudian, Brandon, yang mejanya berada di pojok depan dan memunggungi bagian dalam cafe, tiba-tiba menoleh ke arah belakang dari tempat duduknya. Ia melihat-lihat suasana dan orang-orang yang di dalam Warunk Upnormal. Dari kanan, perlahan ke kiri, akhirnya dia melihatku. Brandon kaget. Dia pun melambaikan tangannya sambil tersenyum kepadaku dari tempat duduknya. Aku cukup bahagia sekaligus tidak menyangka. Ia dapat mengenaliku diantara banyaknya orang yang ada disana.

Setelah lama kemudian, aku, Mama, dan temanku pun pergi ke toilet yang berada di sebelah kiri meja Brandon. Toilet ini berjarak beberapa meja dari meja mereka. Tidak terlalu dekat dengan meja mereka. Seusai keluar dari toilet, di depan toilet, kami dari kejauhan merekam Brandon karena belum berani dan masih malu untuk mendekat karena ada banyak artis lain dan crew disana.

Tapi ternyata, tak sampai satu menit, Brandon melihat aku. Dia pun memanggilku. Brandon pun naik dan lompat dari kursi karena disebelahnya ada Anya Geraldine sehingga dia tidak bisa keluar dari meja. Brandon menghampiri aku yang hanya termenung diam karena kaget di depan toilet. Semua orang yang ada di Warunk Upnormal pun kaget. Mereka berdiri dan melihat aku dan Brandon. Kaget ada apa, kenapa tiba-tiba ada artis yang tiba-tiba menaiki kursi lalu menghampiri aku.

Brandon menghampiri aku dan lalu merangkul pundakku. Hal yang selalu dia lakukan. "Halo, apa kabar?" tanya nya. Brandon pun mengajak aku ngobrol berdua, dengan tangannya yang tetap menggantung lama di pundakku. Dia menanyakan aku orang mana. Apa aku orang Mojokerto? Karena aku ada dimana-mana. Di Surabaya, Mojokerto, bahkan di Kediri, aku selalu ada. Hal itu membuat Brandon bingung.

Ko Brandon pun mengajak aku foto bersama. Disaat yang lain minta foto bersama dan ia tolak dengan cara bilang "Nanti", Brandon malah mendatangi aku, merangkulku, mengajak ngobrol, dan mengajakku foto bersama sebelum aku minta. Aku yang pemalu dan malu untuk foto berdua pun meminta untuk foto ramai-ramai saja. Akhirnya Aku, Mama, dan teman-temanku pun foto bersama Brandon. Disitu ada dua perempuan asing yang tiba-tiba menghampiri kami dan ikut nimbrung foto.

Seusai foto ramai-ramai, tiba-tiba Brandon mengatakan kepadaku bahwa dia maunya hanya foto berdua denganku. "Ayo selfie berdua." ujarnya, yang ku jawab dengan, "Hah? Ga mau malu. Hehehe. Difotoin aja." Aku malu jika nanti Brandon melihat wajah jelekku di layar handphone saat selfie menggunakan kamera depan. Difotokan oleh orang lain menggunakan kamera belakang adalah jalan ninja ku. Selama kejadian itu berlangsung, satu cafe melihat kami berdua. Aku bingung antara mau bangga atau malu.

Setelah ngobrol, aku dan Brandon pun bubaran. Setelah para artis dan crew Yowis Ben selesai makan dan foto bersama, mereka mulai jalan satu persatu untuk keluar dari Warunk Upnormal. Disitu banyak yang minta foto dan tanda tangan ke para artis. Aku hanya berdiri di antara rombongan fans sambil merekam artis-artis yang sedang jalan. Disitu, Brandon yang melihatku pun mendekat ke aku. Ia berpamitan, "Hati-hati, ya. Sehat-sehat, ya. Sampai ketemu, ya.", sambil memegang lenganku.

Hari itu, saat itu, untuk pertama kalinya, dia yang menghampiri Kota ku.

Me, and Brandon Salim!Where stories live. Discover now