Kali Ke Empat Lima

166 8 1
                                    

2 September 2018. Sudah lima bulan kami tidak bertemu. Sekarang, tiba saatnya pertemuan ke empat aku dan Brandon Salim. Aku datang tanpa temanku yang biasanya menemaniku. Disini, aku bertemu ko Brandon. Jarak dekat. Ia manggung acara Yowisben di Tunjungan Plaza Mall Surabaya. Tidak ada perlakuan spesial di kali ke empat ini. Karena pertemuan kami hanya satu pihak. Ia tak sadar akan sosokku disana. Tetapi saat aku membuat story dan menandai Ko Brandon, ia melihat direct message ku. Hanya melihatnya tanpa merespon apapun.

Beberapa bulan kemudian, akun Instagramku di banned oleh pihak Instagram. Disitu aku hancur sehancur-hancurnya. Instagram bak duniaku. Berbagai kenangan comment, like, dan chat dari Brandon Salim, Ferry Salim, dan artis-artis lainnya pun sirna sudah. Padahal followers juga sudah belasan ribu. Sudah bisa swipe up di story Instagram. Disitu aku sedih. Jika aku membuat akun baru dan mengirimkan pesan ke Ko Brandon, pesanku tidak akan ia ketahui karena tercampur dengan pesan orang-orang lain yang belum di accept pesannya oleh Brandon. Akun lamaku sudah pernah dikirimi pesan oleh dia. Jadi mau tidak mau, jika aku memberi pesan pada Brandon Salim, pesanku akan masuk ke notifikasi pemberitahuan di ponselnya.

Setengah tahun sudah berlalu tanpa pertemuan atau bertukar pesan sedikitpun. Dan tiba saatnya Yowisben yang ke dua mengadakan meet and greet lagi di Surabaya tepatnya pada tanggal 9 Maret 2019.

Tak lama, barisan para artis keluar dari salah satu gedung bioskop. Dan aku melihat dia. Berada di baris belakang. Demi Tuhan, sudah lama tak melihatnya, kali ini tak bohong, ia benar-benar sungguh amat sangat ganteng, imut maksimal, keren ga nahan kebangetan sekali dengan rambutnya yang terlihat baru dipotong rapi. Di pertemuan kali ini, demi apapun, ini adalah puncak-puncaknya Brandon Salim benar-benar terlihat sangat tampan. Jauh kebih tampan dari biasanya yang sudah ganteng. Di pertemuan ke lima ini, wajahnya benar benar imut. Baby face.

Ia tidak melihatku. Belum sadar kehadiranku. Padahal kita hanya berjarak kurang dari satu meter dan aku sudah meneriaki namanya. Ia masuk ke gedung bioskop yang lain lagi. tak lama, ia keluar dari gedung dan berotasi menuju ruang dimana para artis di kumpulkan.

Di seperempat perjalanannya, ia melihatku, tersenyum dan menyapa, "Halo, apa kabar?" Disitu, lagi-lagi aku senang ia mengingatku. Ia pun melanjutkan jalannya dan masuk ke ruang artis dikumpulkan.

Aku menunggu Brandon Salim di depan ruang artis itu. Yakin bahwa nanti ia akan keluar dari sana. Dan benar. Hanya sendirian, dia di kawal oleh sedikit penjaga. Disitu aku menghampirinya. Meminta ia menanda tangani baju bergambar wajahnya yang aku bawa.

Ia pun mau dan menepi ke meja. Meladeniku. Menandatangani baju yang aku bawa. Disitu aku bilang bahwa itu baju yang diberi oleh manajernya koko. Setelah selesai menandatangani, ia berkata, "Sip!" Mengacungkan jempol dan unjuk gigi ke arahku. Lalu ia pergi. Yang lain tak sempat mendapatkan waktu dia. Bersyukur sekali ia menyempatkan waktu padaku.

Dia masuk ke dalam gedung bioskop. Lama kemudian, ia dan barisan para artis keluar untuk diwawancarai. Di jalannya, ia yang melihatku dari kejauhan, menyapaku lagi dengan cara menganggukan kepalanya keatas. Mengangkat dagunya sedetik sembari unjuk gigi. Itu pertemuan terakhirku dengannya di Surabaya. Tenang. Esok kita akan bertemu lagi di Mojokerto.

Me, and Brandon Salim!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora