7 | Rumah Theressa

Start from the beginning
                                    

"Loh kamu pacar Ressa? dari kapan? kok tante enggak tau" Nadia tampak antusias melihat Osvaldo, ia tak menyangka anaknya akan cepat dapat kekasih baru setelah kemarin dicampakkan. "Kenalin tante saya Osvaldo, pacar Theressa" Osvaldo menyalami tangan Nadia. "Osvaldo tante, panggil Valdo aja hehe" Nadia mengangguk lalu mengajak Osvaldo untuk masuk ke dalam rumah. Rian mengekor sambil menggendong sherina. "Kak yan pacal itu apa?" Rian yang menggendong Sherina hanya tertawa mendengar pertanyaan yang muncul dari mulut anak kecil itu. Sherina tampak cemberut melihat respon Rian.

"Sherin kok mukul-mukul kak rian? Kak riannya salah apa sayang?" Nadia mengambil alih Sherina dari gendongan Rian. Osvaldo iri melihat kedekatan Rian dengan keluarga Theressa, bergegas hendak pulang atau nongkrong saja daripada cemburu melihat ke-uwu-an di rumah Theressa.

"Tante, Valdo pulang dulu ya? tadi mama WA katanya jemput adik dulu, pamit yah tante kapan-kapan main sini lagi" Sherina yang mendengar perkataan Osvaldo langsung menatap garang Osvaldo seperti ingin mengusir Osvaldo.

"Oh iya hati-hati ya Valdo" Nadia menerima uluran tangan Osvaldo. Osvaldo tertawa melihat tingkah adik kecil Theressa. Tiba-tiba...

"IH BELOM KETEMU UDAH PULANG GA ASIK" Theressa langsung melipatkan tangan di depan dadanya sambil menampilkan ekspresi ngambeknya dengan khas. Rian bengong melihat adik kecil nya yang berlarian menurunin anak tangga dan langsung marah-marah

"Aku disuruh jemput adik dulu, besok main sini lagi by" Osvaldo menghampiri Theressa dan memeluk Theressa "besok berangkat sekolah sama Kak Rian dulu ya? Aku besok ada mapel penjaskes jadi berangkatnya lebih awal, ya?" Theressa mengangguk dan memeluk Osvaldo

"Hati-hati jangan ngebut, kabarin Rere nanti ya?!" Osvaldo gemas melihat gadis mungilnya yang seperti anak tk itu. Sherina yang melihat kakaknya bertingkah manis di hadapan Osvaldo semakin kesal dan mulai berteriak "KAK LESA! KOK PELUK PELUK KAKAK JAHAT?!"

"Heh kata siapa kakak ini jahat?" tanya Theressa tak kalah kencang melawan adik kecilnya. Nadia sudah menyerah, ia langsung ke dapur menaruh belanjaan yang sempat ia beli sepulang dari rumah nenek Theressa. "Re adiknya jangan dilawan terus, ngalah udah" Rian sudah pasrah melihat tingkah laku keduanya. Osvaldo langsung memeluk Theressa dan membuat Theressa bungkam

"Kamu itu ya, umur doang udah remaja tapi badan sama tingkah kayak bocah 1 tahun, gemes" Osvaldo langsung mengecup kening Theressa dan berpamitan. Sherina masih menatap Osvaldo dengan tatapan yang masih tak bersahabat.

"Heh bocil udahan marahnya galak amat kayak lagi pms" ledek Rian. Sherina yang merasa diledek langsung menoleh "APA MAKCUD KAK YAN BILANG SELIN PMS? SELIN KAN MACIH KECIL MANA ADA PMS?!" Rian hanya tertawa menanggapi Sherina yang terlihat marah kepadanya.

"Sherin gak boleh marah ke kak yan. Kalo Sherin marah-marah terus ke kak yan, siapa yang nemenin Sherin beli es krim? mama mana mau beliin kamu" Sherina nampak berpikir lalu sedetik kemudian langsung mengulurkan tangan ke hadapan Rian

"Apaan nih cil?"
"KAK YAN SELIN MAU MINTA MAAP ITU DITELIMA DONG TANGAN SELIN PEGELLLL" Rian langsung menggendong Sherina dan menuju halaman belakang rumah. Theressa merasa bosan melihat Rian yang selalu memanjakan Sherina jika berada di rumahnya.

"Dih, padahal tadi kak yan kan perhatian sama Rere. Ngapain sekarang jadi ke Sherin? dasar Sherin pelakor" Theressa nampak kesal lalu memakan buah yang sudah dipotong oleh mamanya sambil menonton tv.

—Rere itu panggilan Theressa yang boleh dipake sama Rian dan Osvaldo aja. Karna itu dianggep special. Kalo yang lain manggilnya Ressa.

Veno datang dengan muka lebam, sepertinya dipukuli. Theressa nampak panik dan refleks berteriak hingga membuat seluruh manusia yang ada di rumahnya berkumpul ke satu titik.
"NO LU KENAPA SIHHH? DATENG-DATENG BEGINI MAKANYA JANGAN MALAK ORANG DONG" semprotnya. Veno merasa kesal mendengar ocehan kakaknya yang dianggap tidak waras itu. Rian yang datang sambil menggandeng Sherina nampak terkejut melihat wajah Veno.

"Siapa yang buat lu kayak begini? bilang sama kak yan ayo kita datengin" Theressa terkejut melihat Rian yang nampak serius ia langsung berkata dengan semangat "AYO KAK RERE IKUT KAN?" Rian menyentil kening Theressa.

"Ih itu kak yang biasa gangguin Luna" Luna adalah teman sekelas Veno dan tetangga Rian. Rian tampak menghela nafas, "makanya kalo gak bisa berantem gak usah sok jadi jagoan. Sono obatin lukanya dulu" Rian hendak mengambil jaket dan bergegas untuk pulang "Re itu obatin Veno dulu, akak mau pulang ya" Rian berjalan ke arah Nadia berada dan menyalami tangan Nadia. Sherin langsung mengantar Rian menuju pintu utama.

"Akak nanti pulang jangan ngebut-ngebut yah" Rian mengangguk dan mengacak rambut Sherina "Besok akak main sini lagi?" tanya Sherina. Rian tampak berfikir lalu berkata "Besok akak les sayang, lusa ya?" Sherina mengangguk saja padahal dia tidak tahu lusa itu kapan.

"Lu kenapa sok sokan sih no?" tanya Theressa sambil mengobati muka lebam adiknya itu. Veno hanya diam saja menahan sakit.

HAI SEGINI AJA YA DULU BUNTU BGT OTAK KU PDHL DH LAMA BGT INI DI DRAFT😭 JANGAN LUPA FOLLOW IG MEREKA YA
@theressavn @osvaldogustova
KALO ADA YANG MAU MEGANG RP MEREKA BISA DM AKU DIIG @gekputrie_
LOVEESSSS U JAN LUPA VOMENTS NYAAA🐬💙

Theressa [COMPLETED]Where stories live. Discover now