ISI CANGKIR LEBIH UTAMA DIBANDING BENTUKNYA

Start from the beginning
                                    

Bukan merupakan suatu penolakan atau ketidak-pedulian jika seseorang menghadapkan punggungnya pada kuburan orang suci. Dan bukan pula suatu kesalahan jika seseorang menghadapkan wajahnya pada jiwa mereka. Sebab, kata yang keluar dari mulut kita adalah jiwa-jiwa mereka. Bukan suatu kesalahan untuk menghadapkan punggung pada tubuh dan menghadapkan wajah pada jiwa.

•••

Aku sangat menginginkan agar tak ada seorang pun yang menderita karena cintaku. Aku tidak senang ketika sahabatku menghalangi sejumlah orang yang ingin melemparkan dirinya kepadaku selama sama'. Aku telah mengatakan ratusan kali agar tidak seorang pun berhasrat untuk berbicara denganku. Hanya dengan demikianlah aku mengubah syair untuk menjamu mereka. Kalau tidak, mereka jadi bosan. Kalau tidak, apakah untuk bumi aku akan menyemburkan syair? Aku dikesalkan syair. Aku tidak berpikir ada sesuatu yang lebih buruk dari syair. Itu seperti seseorang yang mengambil babat kemudian dia mencucinya untuk disuguhkan pada tamu yang menginginkan babat itu. Karena hal itulah aku menggubah syair. Manusia mesti melihat ke kota untuk memperhatikan barang yang dibutuhkannya merskipun barang itu adalah dagangan paling buruk mutunya.

Aku telah mempeljari berbagai cabang pengetahuan dan memperoleh luka yang dalam agar para terpelajar, mistikus, orang pandai, serta pemikir, datang kepadaku untuk memperluas sesuatu yang berharga, ajaib, dan tepat. Tuhan pun menginginkan hal ini. Karena itu Dia mengumpulkan seluruh studi di sini dan memposisikanku dengan segenap penderitaan ini hingga aku mesti menyibukkan diri dengan tugas ini. Apa yang mesti aku lakukan? Di negeri kami dan di antara orang kami tidak ada yang lebih tidak dihormati daripada pekerjaan menjadi penyair. Sudahkah kita kembali ke negeri asal kita? Kami akan hidup dalam keselarasan dengan selera mereka dan melakukan apa yang mereka inginkan, misalnya pengajaran, menulis buku, berkhutbah, melakukan kezuhudan, dan mengerjakan perbuatan saleh.

•••

Pangeran Parwana berkata kepadaku bahwa dasar segala sesuatu adalah perbuatan. Aku menanyainya, di manakah posisi orang-orang yang berbuat? Di manakah posisi para pencari perbuatan hingga aku mampu memperlihatkan kepada mereka sejumlah perbuatan? Kalian adalah pencari kata-kata. Engkau memiliki seperangakat pendengaran untuk mendengar sesuatu. Apabila kami tidak berkata apa-apa engkau akan bosan. Jadilah pencari perbuatan, dan kami dapat memperlihatkan sesuatu kepadamu. Kami mencari ke seluruh dunia manusia yang dapat kami perlihatkan perbuatan kepadanya. Karena tidak menemukan pembeli perbuatan dan hanya menemukan pembeli kata-kata, maka kami menyibukkan diri dengan pembicaraan. Karena engkau bukan pelaku, bagaimana mungkin engkau mengetahui apakah perbuatan itu? Perbuatan hanya dapat diketahui melalui perbuatan; kecendekian diketahui melalui studi. Bentuk diketahui dari bentuk. Isi diketahui dari isi.

Karena tidak ada seorang pun lagi menjelajahi jalan sepi ini, maka apabila kami di sini dan sibuk dengan perbuatan, bagaimana mungkin seseorang pernah melihatnya? Apa yang kumaksud "perbuatan" di sini bukanlah perbuatan seperti puasa atau shalat. Semua itu hanya lah bentuk dari perbuatan. "Perbuatan" adalah isi batin. Sejak jaman Adam hingga jaman Nabi Muhammad, shalat dan puasa tidak pernah berbentuk seperti sekarang. Ia selalu berubah. Tetapi perbuatan akan tetap demikian. Apa-apa yang lain hanyalah bentuk dari perbuatan; perbuatan adalah makna dalam diri manusia. Ketika engkau berkata bahwa obat telah "bekerja", tidak ada bentuk pekerjaan yang bisa dilihat darinya, hanya "makna" yang didapatkan. Ketika seseorang berkata bahwa orang tertentu adalah perantara di kota, orang tidak melihat "bentuk" apa pun. Maka perbuatan bukanlah yang secara umum telah didpahami istilahnya, seperti yang dibayangkan oleh sebagian besar orang. Mereka menginginkan agar "perbuatan" itu menjadi sesuatu yang tampak. Apabila seorang munafik mengerjakan perbuatan kewajiban agama, apa yang dilakukannya tidak menguntungkan dirinya sedikit pun karena dia tidak memiliki "makna" ikhlas dan iman. Dasar segala sesuatu adalah pembicaraan dan ucapan. Sekarang engkau tidak tahu apa-apa tentang "pembicaraan dan ucapan" ini. Engkau meremehkan hal itu. Padahal pembicaraan adalah buah dari pohon perbuatan, karena ucapan dilahirkan dari perbuatan. Tuhan menciptkan dunia melalui sabdanya, Jadi! Dan jadi lah dia (QS. 36 : 82). Iman berada di dalam hati. Tetapi apabila engkau tidak mengatakannya terus terang, tidak ada gunanya. Beribadah, yang merupakan serangkaian perbuatan, tidak benar jika tanpa berdasarkan Al-Qur‘an. Sekarang engkau berkata bahwa di jaman kita kini katakata tidak dapat dihargai. Karena kata tidak berharga, mengapa kami mau mendengarkan engkau berbicara, apakah itu juga tak berharga? Perihal ini juga engkau ungkapkan dengan kata-kata.

Di sini seseorang bertanya, "Apakah berbahaya untuk meletakkan harapan seseorang pada Tuhan dan berharap ganjaran baik karena telah melakukan perbuatan dan amal baik?"

Ya. Orang mesti memiliki harapan dan iman, atau yang diungkapkan dalam cara lain. Rasa takut dan pengharapan. Seseorang menanyai aku, karena harapan adalah hal yang baik, apakah takut itu? "Tunjukkan kepadaku rasa takut tanpa harap!" Aku menjawab, "Atau harap tanpa takut, karena itu dua hal yang tak terpisahkan." Karena engkau bertanya, aku akan beri sebuah contoh. Ketika seseorang menanam gandum, dia tentu berharap itu akan tumbuh. Meski begitu, pada saat bersamaan, dia sangat takut apabila hama atau bencana dapat menimpa tanaman itu. Tidak ada hal yang mengandung harap tanpa mengandung takut. Tidak juga takut tanpa harap. Sekarang, apabila ada seseorang yang mengharapkan balasan baik, orang pasti akan lebih cerdas di dalam tugasnya. Pengharapan adalah "sayap" seseorang; dan semakin kuat sayap, semakin tinggi terbangnya. Ketika orang remuk redam, dia jadi acuh tak acuh dan tak melayani dirinya dengan baik. Orang sakit mengambil obat pahit dan mengacuhkan sepuluh makanan manis yang dia sukai. Apabila bukan karena harapan atas skesembuhan kesehatannya, bagaimana mungkin dia mampu melakukan hal-hal seperti itu?

"Manusia adalah binatang rasional." Manusia adalah gabungan kebinatangan dan rasionalitas. Kebinatangan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan darinya, begitu pula rasionalnya. Bahkan apabila dia tidak dapat dipisahkan darinya, begitu pula rasionalnya. Bahkan apabila dia tidak berkata terus terang, batinnya sedang berbicara : Dia akan selalu berbicara. Dia bagaikan semburan tempat lumpur yang diaduk. Air bersih adalah rasionya, dan lumpur adalah kebinatangannya. Lumpur hanya aksiden (bentuk yang melekat). Tidakkah engkau lihat ketika lumpur beserta bentuknya yang telah jadi lenyap dan hancur, daya nalar dan pengetahuannya tentang kebaikan dan kejahatan tetap ada?

"Manusia hati" (man of heart) adalah segalanya. Apabila telah melihat dia, engkau telah melihat segalanya. Inti perburuan adalah perut keledai liar, sebagaimana diistilahkan. Seluruh orang di dunia adalah bagian dari dia, dan dia adalah keseluruhannya.

Kebaikan dan keburukan adalah bagian dari Darwisy
Jika tidak, dia bukanlah Darwisy

Ketika engkau telah melhat Darwisy, berarti engkau telah melihat seluruh dunia. Siapa pun yang mencarinya pasti mendapat sesuatu yang berlebih. Kata-kata Darwisy adalah keseluruhan kata-kata. Ketika engkau telah mendengar perkataan mereka, di mana pun engkau mungkin mendengarnya, kata-kata lain hanyalah pengulangan.

Apabila engkau melihat dia di panggung mana pun, bagaikan
Engkau telah melihat semua orang dan semua tempat.
Wahai engkau, salinan Kitab Ilahi.
Wahai engkau, cermin keindahan agung
Tak ada dunia di luar dirimu
Carilah dalam dirimu apa pun yang engkau inginkan,
Itulah engkau

Jalaludin Rumi, Fihi ma FihiWhere stories live. Discover now