"STOOPP!! "teriakan dari wanita di bawahku ini sukses membuat tanganku berhenti padahal sedikit lagi aku akan menyentuh dua gundukannya itu.

"jangan..." ucapnya begitu lirih membuatku berhenti bermain di lehernya. Ku angkat wajahku untuk melihatnya. Oh shit dia menangis? Why?

Butiran bening itu keluar dari sudut matanya membasahi wajahnya. Ia menangis sambil terpejam. Membuat hatiku terasa dicubit. Entah mengapa melihatnya menangis membuatku tak tega untuk melanjutkan aksiku.

Baru kali ini ada seorang wanita yang menangis karena tak mau kusentuh. Mendengar isakan tangisnya membuatku semakin di landa penyesalan.

Aku langsung memeluk tubuhnya dengan erat. Kurasakan badannya bergetar. Membuatku semakin merasa bersalah.

" anda brengsek pak..."ucap Aurell memukul bahuku pelan sambil terisak.

"A aurell aku...." shit! Ada apa denganku? Kenapa aku malah merasa seperti ini

Tanganku tergerak untuk menghapus air mata di pipinya namun Aurell malah menepisnya.

"jangan sentuh saya!" ucapnya menatapku dengan matanya yang berkaca-kaca. Oh sial! Tatapan matanya membuatku tak bisa berkutik. Kenapa aku bisa seperti ini? Setelah apa yang dilakukannya padaku, menampar, membentak, dan sekarang menolakku? Bagaimana bisa aku masih diam saja padanya? Sudah lama aku ingin memberinya pelajaran dan sekarang adalah kesempatan yang tepat. Tapi kenapa aku malah menyia-nyiakannya.

"kenapa anda masih diam saja! Menjauh dari atas saya pak!" bentaknya membuatku semakin membola tak percaya. Wanita ini benar-benar. Baru saja membuatku luluh sekarang sudah membuatku emosi lagi.

Aurell menghapus air matanya sendiri lalu dengan tangan lemahnya mendorong tubuhku menjauh dari atasnya.

Aurel bangun sambil memegang gaunnya yang hampir melorot karena kaitannya yang aku lepas. Aku jadi semakin penasaran bagaimana rupa gundukan di balik dreas itu. Seharuanya tadi aku lebih cepat membukanya. Oh shit memikirnya membuatku semakin tersiksa.

"pak!" teriakan Aurel membuatku tersadar. Aku meliriknya yang sekarang tengah menatap ku dengan bola mata bulatnya.

"cepat keluar dari ruangan ini Aurell,,sebelum aku kembali menerjangmu" ucapku sambil menatap kearah lain. Aku sudah sangat frustasi melihat penampilan Aurell saat ini. Apalagi milikku sedang sangat sensitif karena belum dapat di puaskan.

"bagaimana saya bisa keluar kalau gaun saya seperti ini!" teriaknya sambil menatapku dengan kesal.

"ya kamu pasanglah Aurell!"geramku sambil mengacak rambutku, aku benar-benar kesal dibuatnya. Aku yang sudah lelah menahan gairahku dan dia malah berdiri saja dihadapanku.

"mana bisa! Ini kan kesalahan bapak yang buka baju saya! jadi bapak harus pasangin lagi!"

WTF! Yang benar saja. Aku harus mengaitkan bajunya? Dan membuatku semakin tersiksa? Oh sial..Wanita ini benar-benar membuatku gilaaa!!!. Dia mau mengujiku?

"cepat pak jangan diam saja!" ucapnya membuatku beralih menatapnya. Sekarang ia sudah duduk di tepi ranjang membelakangiku. Membuat punggungnya yang terbuka terpampang dengan jelas di hadapanku. Aku meneguk ludahku menatap betapa putih mulus punggungnya. Fu**!! Mana bisa aku tahan melihat pemandangan seperti ini.

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang