14. Hold Me Please

3.7K 443 111
                                    

Hyena duduk dengan tidak tenang di kantornya. Beberapa lembar desain yang ia buat tak bisa ia selesaikan dengan baik lantaran pikirannya yang berkecamuk. Sedari tadi, wanita itu terus memeriksa ponselnya, menunggu kabar lebih lanjut dari orang-orang suruhannya. Sesekali mendesis frustrasi sebab yang ditunggu-tunggu tak kunjung memberikan informasi baru.

Ponsel pintar itu tak lama menyala, hingga menampilkan sebuah notifikasi Line, ada pesan masuk dari putra bungsunya. Cepat-cepat ia buka dengan seulas senyuman lembut.

Uri Kookie

|Eomma, aku pulang terlambat. Jangan rindukan aku, yaa...
|Aku janji akan pulang sebelum malam ✋😉

Hati-hati dijalan ya, sayang|

Tepat ketika Hyena akan meletakkan kembali ponselnya, seseorang yang ia kenal, mendadak menghubunginya. Ia adalah salah satu orang yang Hyena percaya untuk mencari si sulung belakangan ini.

"Nyonya Jeon"

panggil orang itu dari seberang telepon.

"Bagaimana perkembangannya? Kau sudah mendapat informasi lagi tentang dia?"

"Iya, nyonya. Dia benar-benar Jeon Jimin. Tuan muda Jimin bersekolah di tempat yang sama dengan putra bungsu anda. Dia mahasiswa jurusan seni grafis, diajar langsung oleh tuan muda Kim Taehyung sebagai dosen pembimbingnya"

Ribuan syukur, Hyena gumamkan dengan linangan air mata kala mendengar kabar bahagia itu, namun-

"Tapi, nyonya..."

-kebahagiaan Hyena mendadak terhenti kala ada suara menginterupsi nya dari seberang sana.

"..saya tidak yakin bahwa tuan muda masih sama"

"Apa maksudmu?"

"Menurut info yang saya dapat, tuan muda Jungkook sudah bertemu dengannya kemarin, jika memang semua baik-baik saja, harusnya tuan muda membawa kakaknya pulang. Tapi, bahkan sampai saat ini tuan muda belum memberitahu anda mengenai keberadaan tuan muda Jimin, bukan?"

"J-jadi... Maksudmu Jungkook sudah bertemu kakaknya?"

"Iya, nyonya. Tadi saya juga sempat berbicara dengan tuan muda Jimin ketika di gerbang, dia mengatakan baru berkenalan dengan tuan muda Jungkook kemarin. Nyonya Jeon, ada yang perlu anda tahu bahwa tuan muda Jimin kini jauh berbeda, dia kemungkinan telah sembuh, nyonya, tuan muda Jimin kini dapat beraktivitas layaknya remaja seumuran dia"

"U-uri Jiminie?"

"Benar, nyonya"

Dada Hyena bergemuruh kencang. Ada debar tak karuan menghujam tiap sisi hatinya. Sebuah perasaan yang tak mampu Hyena jelaskan dengan kata-kata, hanya mampu ia tangisi tanpa suara. Wanita itu terlampau bahagia hingga rasa-rasanya ia sanggup mendaki Mount Everest seorang diri. Tapi, Hyena lupa akan satu hal, bahwa kondisi Jimin meleset dari yang ia harapkan. Dirinya terlampau bahagia hingga debaran rasanya membuncah, sehingga lupa diri pada kenyataan.

Tanpa kata apapun lagi, Hyena menutup sambungan telepon, memilih mengambil waktunya untuk menenangkan diri sebelum memantapkan hati dan bergegas pergi menyusul sang putra.

[✔] CASSIOPEIA || Brothership Where stories live. Discover now