13. Hoping for Better Days

3.4K 411 77
                                    

Taehyung terlambat datang.

Atau mungkin dirinya sengaja tak datang hari ini untuk menjemput Jungkook? Sebab pemuda itu sama sekali tidak pernah tiba lebih dari pukul 7 pagi. Dan jikapun ada sesuatu, harusnya Taehyung memberitahu Jungkook alasannya.

Berulang kali Jungkook menghubungi Taehyung, namun pada panggilan pertama ia mendapat penolakan, lalu pada panggilan berikutnya sama sekali tidak mendapat jawaban.

Jungkook jadi bertanya-tanya, apa alasan Taehyung melakukan ini? Apakah ia masih marah padanya karena kejadian kemarin? Jika iya, Jungkook pasti merutuk dirinya sendiri yang suka semaunya.

Frustrasi akan dirinya sendiri, lantas pemuda itu bergegas menyambar tas hitam miliknya lalu turun ke lantai bawah sambil menggerutu. Beruntung semalan Jungkook mendapat berita baik jika dirinya lolos seleksi panitia pecinta alam dan direkrut menjadi anggota tim untuk kegiatan bakti lingkungan yang akan diadakan di akhir semester nanti, jadi kekesalannya bisa sedikit terdam. Yeah, setidaknya, karena anak manis ini juga tidak mudah memaafkan tanpa imbalan. Susu pisang dan cookies contohnya.

Tingkah Jungkook pagi ini mengundang tatapan heran dari Hyena yang tadinya sibuk dengan laptop nya di ruang tengah.

"Masih pagi sudah marah-marah begitu. Apa yang mengganggu mu, heum?" tanya Hyena.

"Kak Taehyung pagi ini hilang. Dia marah padaku, panggilan ku tidak dijawab. Huh! Seperti wanita saja" sebal Jungkook dengan bibir maju menggerutu imut.

Kekehan gemas Hyena lontarkan pada Jungkook yang manyun-manyun sendiri sembari memakai sepatu nya.
"Tingkah mu juga seperti wanita jika kau ingin tahu, Jungkook. Astaga.."

Kerucutan bibir tanda kesal menghiasi wajahnya. Ia menghentakkan kakinya kesal sebelum berhenti diambang pintu karena Hyena memanggil namanya.

"Jungkook, sarapan dulu, nak"

"Sarapan di kampus, eomma. Aku hampir telat karena menunggu kak Tae" Jungkook melangkah tergesa keluar rumah sementara Hyena ternyata mengejarnya dari belakang. Tangan Jungkook dicekal olehnya.

"Biar eomma antar"

"Tidak perlu, eomma. Aku tahu eomma nanti ada meeting penting. Aku bisa berangkat sendiri"

Sekalipun Jungkook telah disediakan berbagai fasilitas termasuk transportasi, bukan berarti ia bisa menggunakannya, sebab Taehyung selalu melarangnya untuk belajar naik motor maupun mobil, takut jatuh atau lecet katanya. Sebegitu sayangnya Taehyung dengan pemuda itu, namun sekalinya marah ya sudah, —sekalipun Jungkook tahu marahnya Taehyung tak akan bertahan lama lebih dari satu hari.

"Membandingkanmu dengan meeting, tentu saja kau yang lebih penting, Jungkook"

Menghela napas lantas tersenyum pada sang ibunda.
"Lihat sudah pukul berapa, eomma. Kau harus berangkat, dan aku pun sama"

Jungkook berpamitan pada ibunya yang tak sempat berkata lebih banyak, lantas menjauh -melangkah keluar rumah.
"Aku pergi... Sampai jumpa"

.

.

Pagi ini Namjoon sengaja mengunjungi apartemen adiknya karena diminta oleh sang empunya. Taehyung memintanya datang untuk membawakan makanan. Jika biasanya pemuda itu sarapan bersama di mansion Jeon, hari ini tidak. Dirinya sedang mengajukan protes pada Jungkook karena kebandelan anak itu semalam.

Namjoon melihat adiknya sedang membenah diri di depan cermin besar yang ada dalam kamarnya. Gaya nya santai seperti biasa namun tetap terkesan formal dan elegan.

Taehyung dengan setelan jeans dipadu dengan kemeja dongker, lalu rambut yang ia biarkan sedikit acak-acakan, cukup membuatnya menjadi lelaki bad-ass idaman para wanita tanpa meninggalkan kesan yang penuh wibawa.

[✔] CASSIOPEIA || Brothership Where stories live. Discover now