1. Jiminie Hyung

10.3K 683 73
                                    

Senja itu adalah moment terindah dalam agenda harian Jeon Jungkook. Tak ada yang mampu menyaingi kilau jingga sang surya ketika senja telah mengambil alih.
Jungkook suka saat senja tiba, karena saat itulah ia selalu dapat melihat senyuman Jimin yang begitu indah dan ringan mengagumi ciptaan Sang Penguasa semesta.

Disana, Jungkook dapat melihat Jimin duduk di dekat kolam sambil mengayunkan dirinya di atas ayunan dengan surai caramel yang tersibak menawan tersapu semilir angin yang lembut.

Ia menghampirinya, berjongkok di depan sang kakak yang tak menoleh sedikit pun.

"Diluar dingin, hyung. Kenapa kau pakai pakaian tipis seperti ini?" ucapnya lembut

Jimin yang mendengar itu lantas menengok sekilas kearah Jungkook lalu kembali memandang indahnya mentari yang mulai terbenam. Onyx sendunya bertubrukan dengan sinar lembut senja, membuatnya semakin menawan.
"Didalam panas, jadi Jiminie keluar, tapi diluar malah dingin, Jiminie malas masuk lagi" ucapnya sambil mengerucutkan bibir.

Jungkook tersenyum lantaran nada manis sang kakak yang buat hatinya menghangat. Ia pakaikan sebuah jaket untuk menutupi tubuh kurus Jimin yang dibalut kaos putih tipis.

Baru Jungkook ingin menyandarkan diri di ayunan sebelah Jimin, namun jaket yang tadi diberikannya untuk sang kakak malah kini sudah pindah posisi menutupi tubuh bagian depannya.

"Jungkookie pakai saja. Tangan Jungkookie seperti es, nanti bisa beku"

Jungkook tersenyum hangat pada Jimin, menyandarkan kepalanya di bahu Jimin sembari membujuknya.
"Kalau begitu, ayo kita masuk saja"

"Tidak mau"

"Apa hyung mau membeku jadi seperti patung? Nanti hyungie tidak bisa memelukku saat tidur loh" ancamnya dibuat-buat.

Jimin sontak membulatkan matanya mendengar hal itu. Tidur tanpa Jungkookie disampingnya adalah mimpi buruk.
"Jiminie tidak mau jadi patung. Jiminie mau peluk Jungkookie" mata Jimin terlihat berkaca kaca, tapi menggemaskan dimata sang adik.

Ia mengamati lamat wajah kakaknya yang selalu tampak bercahaya, lalu tiba-tiba kilasan kejadian-kejadian mengerikan hinggap di kepalanya, menjadi mimpi buruk untuknya sendiri. Tentu ia mengingat jelas bagaimana Jimin yang menangis dan berteriak hampir setiap hari lantaran sang ibunda yang tak segan menghajar sang kakak akibat kesalahan yang sebenarnya tidak Jimin perbuat.

Lalu yang membuatnya semakin menyesal adalah ketika ia terlambat menyelamatkan Jimin dan mendapati kondisi kakaknya sudah jauh dari kata baik. Jungkook ingat betul bagaimana semua ini dimulai ketika dulu keluarganya masih baik-baik saja seperti keluarga bahagia pada umumnya hingga kemudian satu hari menyenangkan itu berubah menjadi petaka, dan sejak saat itu, ibunya membuat dunia Jimin jadi seperti neraka.

"Jungkookie!" pekikan Jimin membuyarkan lamunannya
"Ayo masuk saja. Wajah Jungkookie sudah merah, pasti kedinginan"

Benar! Wajah Jungkook memerah. Dirinya tak sadar bahwa ada setetes air yang jatuh dari pelupuknya.

"Ahhh... Iya, hyung" dengan cepat Jungkook mengusap air matanya agar Jimin tidak menyadari kalau ia menangis

Jimin mengulurkan tangannya pada Jungkook, dan dengan senang hati Jungkook membalas uluran tangan itu.

Jimin memang memiliki keterbelakangan mental, namun ada kalanya juga ia bisa menjadi sosok kakak bagi Jungkook, sosok kakak hebat yang dapat menjadi pelindung serta penyemangat untuknya saat ia diterjang badai, tentu dengan caranya sendiri, walau tanpa Jimin sadari.

Bagaimanapun juga Jeon Jimin adalah sosok kakak terbaik yang ia miliki, seperti apapun keadaannya.

Jungkook sangat menyayangi Jimin, begitu juga sebaliknya. Dan itu mutlak!

[✔] CASSIOPEIA || Brothership Where stories live. Discover now