7. Sarapan apa? Gue, Rekan Kerja

18K 374 9
                                    

(21+ Alert)

Cahaya matahari masuk lewat celah celah korden kamar, gue membuka mata dan mendapati ada tubuh sedang memeluk dari belakang. Gue berbalik badan, Alvin masih tidur lelap, napasnya teratur, wajahnya teduh banget. Curiga gue, doi dulunya lahir dibawah pohon rindang, disinari cahaya ketampanan dari surga. Sumpah, bahkan pas tidur dan sedikit membuka bibirnya ini, manusia ini tetap kelihatan ganteng banget ya Gusti.. nggak kuat pingin gue lumat lagi bibir pink natural ini sepuas semalam.

Iya semalam

Ciuman di balkon yang ragu-ragu itu entah gimana jadinya malah jadi hot kiss. Lidah kita sama sama menari di dalam rongga mulut satu sama lain. For the God sake, Alvin masuk kategori good kisser dan yg kerennya lagi, he knows the tempo. Pinter banget mainin timingnya.

Dan entah gimana juga ceritanya tau-tau kita udah pindah ke kamar utama. Jari jemarinya lihai sekali menari diatas tubuh tanpa baju gue.
Dan jangan berharap gue inget kemana perginya baju yang barusan gue beli random di toko, gue udah nggak ngerti lagi.

Oh goddamn.. semua pikiran erotis gue selama ini terbantahkan, skakmat. Se "kotor"nya pikiran gue bahkan nggak sampe bayangin lidahnya bisa bikin gue terbang melayang nggak karuan.

...dan wajah yang lagi gue tatap ini membuka mata

"pagi sayang.." sapanya, sambil senyum

"pagi mas.."

Doi mengeratkan pelukan bikin tubuh gue makin nempel.

"aku suka kamu panggil mas, lebih soft.. apalagi kalo manggilnya pake nada yang semalem" Doi mengedipkan mata.

Gue membenamkan wajah ke dada bidang tanpa baju itu, berusaha menyembunyikan wajah yg kayaknya udah mulai memerah.

"be mine, April..." bisiknya pelan.

Gue sedikit melonggarkan pelukannya, mendongak, mencari mata teduh itu.

"im yours, mas.. "

Doi tersenyum dan memberikan ciuman bertubi tubi mulai puncak kepala, kening, pipi kanan kiri, kedua mata, hidung, dagu dan berakhir dengan hot kiss di bibir. Tangannya mulai membuat tarian-tarian kecil diatas tubuh gue lagi sebelum tiba tiba berhenti di satu titik

"masih sakit kah?"

Mata gue udah menyipit, lalu menggeleng. Doi tersenyum, melanjutkan tarian jemarinya.

...dan jatah sarapan pagi di hotel berbintang ini digantikan sama menu "cinta" dari rekan kerja gue yang ternyata lebih enak dari sarapan dimanapun.

Love IssueHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin