Bertengkar

8 0 0
                                    

Huftt...

Hembusan nafas terdengar di dalam mobil seorang gadis yang sedang melaju. Hari ini sangat melelahkan baginya karena sedari tadi ia selalu ditatap aneh dan mendapat pujian serta olokan dari orang-orang yang tidak suka padanya. Tapi ia sama sekali tidak menghiraukan semua itu, setelah ia tahu bahwa ternyata teman-temannya adalah anak donatur di sekolahnya. Tak heran jika mereka disebut gadis most wanted sekolah, karena mereka cukup disegani yang lain.

Selama di sekolah mereka saling bertukar cerita satu sama lain, lain halnya dengan Ramona yang enggan bercerita banyak tentang keluarganya. Itu lah mengapa sampai sekarang tidak ada yang tahu jika Ramona adalah anak dari pemilik sekolah itu, karena ia tidak memberitahukan marganya. Kalau saja mereka tahu sudah pasti mereka terkejut dan sangat menyegani seorang keturunan Dirgantara.

Keluarga Dirgantara adalah keluarga yang disegani seluruh dunia termasuk Indonesia, karena dalam dunia perbisnisan keluarga itu sangat pintar dan jenius dalam bekerja sama. Tak banyak yang menolak kerja sama dengan keluarga tersebut, karena mereka mampu membawa perusahaan itu ke tingkat yang lebih tinggi sehingga sudah dipastikan perusahaan tersebut akan sukses.

Keluarga yang memiliki perusahaan bernama Dirg's Crop itu sudah sangat terkenal di dalam bidang bisnis. Karena kemahiran mereka mampu membuat semua perusahaan bertekuk lutut saat itu juga. Tak banyak pula yang bermain-main dengan perusahaan itu, bisa-bisa nanti mereka bangkrut dan menjadi miskin.

.....

Plakkk....

Suara tamparan yang sangat keras membuat Ramona tersadar dan segera masuk ke dalam rumah. Betapa terkejutnya ia melihat ibunya sedang duduk tak berdaya diatas lantai sembari memegang pipinya yang merah. Sontak saja Ramona langsung menghampiri mereka dan duduk didekat ibunya seraya merangkul pundak sang ibu.

"Why Mom?" Tanya Ramona pada ibunya.

"Nggak papa sayang, kamu udah pulang?" Jawab Julia -ibunya.

"Alah nggak usah sandiwara kamu!" Tegas Bayu -papanya, sambil menatap Julia.

"Dad why? Why did you slap my mother? What's wrong mom?" Tanya Ramona bertubi-tubi seraya menatap Bayu.

"Tanya saja pada Mommy mu itu. Dasar tidak tahu diri!" Tegas Bayu seraya berjalan menjauh dari mereka.
Julia sudah menangis tersedu-sedu sambil menatap kebawah, tanpa melihat Ramona yang juga meneteskan air matanya. Ia tidak tega sebenarnya melihat anaknya menangis karena dirinya.

"Mom why? Tell me mom." Ujar Ramona sambil menatap ibunya.

"Mommy nggak kenapa-kenapa sayang, kamu kapan pulangnya?" Balas ibunya seraya melihat anaknya.

"Mom nggak usah bohong sama Mona! Bilang sama Mona ada apa Mom?" Tegas Ramona tanpa menjawab pertanyaan ibunya sembari menggoyangkan pundak ibunya perlahan.

Namun ibunya tak juga buka suara, hingga membuat Ramona merasa bersalah karena telah membentak sang ibu. Sontak saja ia langsung memeluk ibunya dengan erat sembari merutuki dirinya. Apa-apaan ini baru saja ia pulang ke Indonesia malah diserbukan dengan pemandangan seperti ini. Sungguh kasian sekali nasib seorang Ramona.

.....

Hari ini Ramona berangkat sekolah dengan perasaan bercampur aduk, pasalnya semalamam ia tidak bisa tidur dikarenakan terus memikirkan masalah keluarganya. Ramona terus berpikir, ternyata selama ia tinggal di LA sudah banyak sekali perubahan pada keluarganya yang tidak ia ketahui. Setahunya dari dulu, Papanya memang tidak terlalu mencintai ibunya karena pernikahan mereka hanya dijodohkan tanpa dasar cinta, dan penyesalan papanya yang ia tahu yakni pernah menyentuh ibunya dan hadir lah dirinya kini. Betapa terkejutnya Ramona ketika mendengar semua cerita itu dari ibunya sendiri.

Kini Ramona sedang berada disekolah dan menuju kelasnya dengan tatapan datar. Sampai dikelas ia langsung duduk dan tak perduli pada temannya yang sedang bercanda gurau.

"Masem banget tuh muka. Kenapa lo? Lagi ada masalah?" Tanya Dara yang sedari tadi melihat Ramona datang hingga duduk.

"Hm" balas Ramona.

"Yaelah cuek amat sih, baru juga kemarin ketawa-ketawa nggak jelas. Lah sekarang jadi pelit ngomong lo" sambung Sila.

"Udah guys. Kenapa sih kalian, kali aja sih Mona lagi ada masalah dan dia nggak bisa ceritain ke kita. Ngertiin dikit kek jadi orang" ucap Susan membela Ramona.

Teman-temannya hanya mengangguk seraya kembali pada kegiatan masing-masing, mereka tahu mungkin yang dikatakan Susan tadi ada benarnya.

.....

Kini waktunya istirahat, Susan, Dara, dan Sila sudah menuju kantin terlebih dahulu sedangkan Ramona menyusul karena ia harus ke toilet dulu. Tak mau menyuruh teman-temannya menunggu jadi ia menyuruh mereka untuk pergi dulu. Setelah selesai dengan kegiatannya, Ramona langsung menuju kantin yang tak jauh dari toilet tersebut. Ia memainkan handphonenya dan tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang menabraknya, sontak saja ia terkejut dan melihat orang itu.
.
.
.


.
.
.
.
.
.
.
.
.

Brakk.....

"Woy lo kalo jalan pake mata! Gak liat apa ada orang lagi lewat!" Sarkas orang itu.

Ramona hanya terdiam sambil melirik orang itu tanpa mau membalas perkataannya, karena ia sedang tidak mood untuk bertengkar saat ini. Tersadar bahwa ia ditatap seperti itu, langsung saja orang itu berkata..

"Kenapa? Gue ganteng ya? Jelas dong, tapi nggak usah gitu juga liatnya salting nih gue" ucap orang itu dengan tingkat kepedeanya sambil sesekali menyisir rambutnya dengan tangan.

Sontak saja Ramona langsung memasang muka jijik melihat kepedean orang itu, dengan seketika ia langsung berjalan menuju kantin tanpa peduli pada orang itu lagi.
Nah siapa orang itu?.

"Idih, jadi cewek kok sombong amat. Liat aja lo nanti" ucap orang itu seraya menampilkan senyum smirknya.

.....

Kini Ramona sedang berada dikantin bersama ketiga temannya, tak sengaja ia melihat seorang pemuda sedang duduk di meja seberang mereka. Pemuda itu adalah orang yang ditabraknya tadi ketika ia sedang berjalan menuju kantin.

Ya pemuda itu adalah Revino Danendra Marcello, seorang pemuda yang memiliki mata biru pekat yang sanggup menghipnotis dirinya sehingga ia tidak bisa berkata-kata lagi. Sadar bahwa Ramona sedang menatap ke seberang membuat teman-temannya langsung bertanya.

"Liat apaan sih?" Tanya Sila sembari melihat kearah pandang Ramona.

"Eh enggak kok, nggak liat apa-apa" jawab Ramona gugup.

"Caelah lagi liat cowok dia mah"  sambung Dara.

Ramona kembali diam seraya melanjutkan makanannya, sedangkan teman-temannya hanya tertawa kecil melihat sikap Ramona. Mereka tahu sedari tadi siapa dan kemana arah pandang Ramona, hanya saja mereka pura-pura tidak tahu agar Ramona tidak salting ketika ditanya.









Bagaimana kelanjutan kisah Ramona?

Next??
Vote dulu, abis itu comment jangan lupa...
Ditunggu😘
Ily❤️

RamonaWhere stories live. Discover now