"Kebetulan yang sangat luar biasa kalu begitu.." seru Taejin sinis.
Dan Taehyung tak bodoh untuk tak mrnyadari nada sinis itu. Taehyung menoleh ke arah dua remaja yang mematap dirinya angkuh.
"Kalian baru saja berbicara dengan sinis ke pada saya.."
Sebenarnya Taehyung tak tersinggung sama sekali. Ia juga tak tahu kenapa ia hanya biasa saja saat remaja seperti Taejung dan Taejin berbicara begitu tak sopan begini padanya. Tapi ia hanya heran, kenapa kedua remaja ini terlihat tak suka dengan nya dan begitu ketus padanya.
Taejung dan Taejin tak menjawab ucapan Taehyung. Kedua remaja itu berjala ke arah pintu dan membukannya. Tapi sebelum Taejung benar-benar keluar, remaja 17 tahun itu berbalik kembali menatap Taehyung datar.
"Apa anda ingat kejadian di mall beberapa hari yang lalu.? Orang yang sangat ingin menghajar anda di toko baju itu adalah kami berdua, dan saya peringatkan tuan Kim Taehyung-shi yang terhormat, jangan pernah dekati mommy kami lagi, karena kami tak suka hidup berdampingan dengan seorang penghianat.."
"Kenyaatan dan kebenaran apapun yang akan anda dapatkan nanti, jangan pernah berpikir untuk membuat mommy kami kembali menjalin hubungan dengan anda, kami tak perduli anda adalah matan suami nya, jauhi mommy kami.."
Seperti mengatakan kata-kata pedas itu. Barulah Taejung benar-benar menutup pintu dan keluar dari sana. Meninggalkan Taehyung dengan segala keterkejutan nya.
Namja hazle itu menatap kosong pantulan dirinya di cermin. Jantungnya berdetak sangat cepat.
Tes..
Air mata itu tiba-tiba saja lolos, entah mengapa ucapan Taejung barusan benar-benar menusuk tepat di ulu hatinya. Taehyung merasa sakit dan tak terima. Ia merasa benar-benar telah kehilangan sesuatu dalam dirinya.
"Kenapa— kenapa sakit sekali..?" tanya Taehyung heran.
Menunduk dalam sambil meremas dadanya kuat. Mecoba menghililangkan rasa sesak yang semakin menjadi.
"Jungkook— sebenarnya siapa mereka.? Apa mereka anak-anak kita.?"
.
.
.
Jungkook terbaring tengkurap, dengan telanjang bagian atas di dalam kamar yang sudah paman Jeon dan Seokjin siapkan untuk namja manis itu.
Sekarang mereka sedang berada di rumah yang cukup jauh dari pemikiman rakyat kota seoul. Rumah ini sudah Paman Jeon dan Seokjin beli dari jauh hari hanya untuk menempatkan Jungkook yang akan mengalamai hal seperti ini setiap tahun nya.
Rumah ini tak terlalu besar, dan hanya ada satu kamar di sini. Dan kamar itu di penuhi dengan pendingin ruangan. Sekitar buah 4 AC di pasang di sana, pengedap suara dan hanya ada satu kasur yang terbuat dari kaca. Serta satu singgle sofa berwarna putih bersih.
Jungkook akan terbaring di sini selama satu minggu. Setelah mawar itu tumbuh, maka Jungkook akan tertidur selama satu minggu dalam keadaan tubuh yang sangat panas. Dan ini semua di mulai semenjak mawar kedua yang tumbuh di punggung Jungkook dulu.
Awalnya mereka sempat terkejut dan panik. Tapi lama kelamaan mereka terbiasa dan bisa mengerti. Jungkook akan terbangun dalam ke adaan baik-baik saja setelah satu minggu lamanya.
Jungkook yang memang sudah merasakan panas di punggung hanya bisa mendesis. Ini bahkan belum waktunya, mawar selanjut nya belum mulai terukir di sana.
"Sekarang jam berapa paman.?" tanya Jungkook pelan. Wajah Jungkook benar-benar merah karena terus menahan rasa panas di punggung nya.
Paman Jeon dan Seokjin yang memang berdiri di sana dan menatap Jungkook dalam diam seketika tersadar.
"Ini sudah jam 11.58 kook, tinggal dua menit lagi.."
ESTÁS LEYENDO
B E T R A Y A L [kth-jjk] √
Fantasía_______~•~_______ Ayah Jungkook dulu nya adalah orang yang sangat baik, kaya raya dan dermawan. Suatu hari tuan Jeon menyelamatkan orang yang kelaparan di pinggir jalan. Dari sekian banyak nya pejalan kaki yang berlalu lalang, tak ada satupun yang...
~•~ 32 ~•~
Comenzar desde el principio
![B E T R A Y A L [kth-jjk] √](https://img.wattpad.com/cover/191969382-64-k762273.jpg)