Kelas Teen Fiction

Zacznij od początku
                                    

Jika saya tanya, Dilan (tokoh di novel karya Pidi Baiq) itu orangnya gimana? Kamu pasti langsung bisa jawab. Dia cowok nakal, suka tawuran, jago gombal dan pake jaket jin mulu. Itu membuktikan penulis sudah mampu menonjolkan dan memperkuat karakter tokoh utama.

Kemudian, untuk menonjolkan cerita dalam segi alur kamu bisa membuat plot teka teki di dalamnya. Alur biasanya berkaitan dengan karakter tokoh. Pernah baca Surat Cinta Tanpa Nama karya Pit Sansi? Saya membaca versi noveletnya dan suka dengan novel itu. Pit Sansi membuat alur yang biasa saja jadi unik dengan bumbu-bumbu matematika. Jovan (kalau tidak salah) si tokoh utama yang jago matematika memberikan soal matematika pada tokoh utama cewek yang lemah di bidang matematika. Kalau si cewek bisa menjawab soal itu, mereka bisa putus. Saya merasa alur kisah ini unik. Apalagi penokohan karakter utama ini menentukan alur cerita. (Fokus ke Jovan yang jago matematika dan pemeran utama cewek yang lemah di bidang matematika).

Biasanya saya memakai rumus ini untuk menentukan alur cerita.

1. Menentukan keunikan tokoh utama. Tokoh utama cewek mempunyai keunikan yang bertolak belakang dengan tokoh utama cowok.

2. Kedua tokoh utama dipertemukan karena perbedaan keunikan mereka. 

3. Buat alur yang cocok dan berkesinambungan dari pertemuan dan keunikan karakter tokoh tersebut.

4. Buat konflik utama yang fokus tidak melebar kemana-mana.

5. Berikan kejutan saat penyelesaian konflik. Biasanya beberapa penulis suka memasukan kejutan yang memutar atau sering disebut twist. Misalkan pelakunya dikira tokoh ini padahal tokoh ini. Sulit sebenarnya untuk membuat kejutan ini. Harus direncanakan dengan matang agar tidak membuat plot bolong.

Terakhir, untuk menonjolkan cerita dengan baik, kamu harus menentukan sudut pandang yang cocok untuk cerita itu. Sudut pandang pertama atau ketiga. Bagaimana cara menentukannya? Biasanya saya menulis menggunakan sudut pandang ketiga dan sekarang sedang mencoba belajar menulis menggunakan sudut pandang pertama. Saya selalu berpikir bahwa menulis dengan sudut pandang pertama itu terbatas. Semua lingkup cerita hanya terfokus dari satu sudut pandang saja. Tantangan memakai sudut pandang ini adalah kita harus mengenal kuat si tokoh utama dan mengusahakan tidak memasukan pemikiran pribadi ke diri si tokoh. Nanti kalau tokohnya jadi plin plan (antara pemikiran tokoh dan pemikiran kita sebagai penulis) akan aneh juga.

Memakai sudut pandang pertama atau kedua sama saja. Kamu hanya perlu merasa klop dan enjoy dengan pemakaian sudut pandang itu. Menurut saya, jika kamu ingin menulis novel teenlit teka teki, sudut pandang pertama cocok karena terbatas. Namun harus diperhatikan penyimpanan kode teka-teki di setiap adegan agar pembaca tidak bingung ketika teka teki terungkap.

Nah, kesimpulannya, buat lah novel teenlit yang berbeda dari biasanya. Pengembangannya bisa dilakukan dalam segi karakter, alur cerita dan sudut pandang.

Q n A:

Q by Khoir Guzel: “Kak, saya kan sudah tiga tahun lulus dari bangku sekolah. Katakanlah sudah lewat masanya lah. Nah, sekarang ini saya lagi pengin coba bikin cerita bergenre teenlit. Cuma sayang, feel saya kayak enggak sepenuhnya gitu. Bagaimana cara menyiasatinya ya kak? Sementara saya ngerasa sayang aja kalau ide cerita saya biarin gitu aja di draft.”

A: Aku baru-baru aja mengalami hal ini. Kadang, stuck juga. Bingung gimana cara dapetin feel sementara masanya udah lewat. Biasanya aku sering mempertahankan genre bacaanku sesuai dengan apa yang aku tulis. Karena aku menulis teenlit, aku sering baca novel dengan genre teenlit juga. Kadang aku sering nonton film atau drama yang memang tentang anak sekolahan. Hal ini membantu banget, menurutku. Selain mendapatkan feel setelah membaca atau menonton, kita juga jadi lebih update per-SMA-an setelah kita nggak SMA lagi. Bisa juga kamu coba main-main ke tempat tongkrongan anak SMA kalau pulang sekolah. Atau naik angkot pas jam pulang sekolah (cara ini ampuh banget buat aku 🤣) Biasanya kalau lihat remaja pake baju putih abu feel nulisku suka meningkat. Aku punya saran bacaan yang mungkin bisa bikin feel menulis teenlit kamu meningkat. Coba deh baca novel karya Orizuka, Winna Efendi dan Windhy Puspitadewi. Novel-novel lama biasanya unik dan nge-feel tulisannya.

Teen Fiction The WWGOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz