Enam

23.8K 1.4K 19
                                    

Seminggu kemudian Karina berlari-lari kecil melewati perumahan yang sudah sepi. Jam sudah menunjukkan pukul 10:30 malam dan ia baru saja pulang dari tempat Renata. Awalnya ia akan menginap sebelum Andra menelepon dan mengatakan rumah sedang kosong karna Buk Munah dan Suaminya kembali harus pulang kampung.

Karina tahu Andra bukan menyuruh pulang, Namun memintanya menginap saja. Tetapi Karina tidak bisa, ia meninggalkan tugas yang harus dikumpulkan pagi-pagi sekali. Kalau saja tak melupakan tugas itu sudah pasti jam segini ia dan Renata sedang menonton sembari bergosip atau mungkin sudah tertidur.

"Sttt...." Karina menghentikan langkah sembari melihat ke sana-sini mencari sumber suara. Bergidik ngeri, ia langsung mempercepat langkah. "Sstttt."

Menoleh ke sumber suara,
Karina memekik kaget melihat lelaki tinggi besar sedang berdiri di belakangnya. "Anda siapa?"

Lelaki itu menyeringai melihat Karina yang ketakutan.

Kala lelaki itu maju, Karina mundur beberapa langkah. Apalagi ia dapat mencium bau Alkohol yang sangat kuat dari tubuh lelaki tersebut.

Mengetahui situasi yang tak mendukung, Karina berbalik hendak berlari menjauh sebelum pergelangan tangannya di genggam dengan sangat kuat.

"Lepas... Kau mau apa?" teriak Karina mengentak-entak sebelah tangannya mencoba melepaskan diri. Lelaki itu menyeringai jahat sembari menguatkan cengkeramannya di tangan Karina.

"TOLONG!" Karina berteriak, hanya untuk mendapatkan mulutnya di bungkam oleh tangan besar dan bau dari lelaki tersebut.

"Upppttt..." Karina berusaha menendang kaki Lelaki itu dengan sebelah tangan sibuk memukul apa yang bisa ia jangkau.

"Diam atau aku akan membunuhmu." Diancam seperti itu Karina semakin blingsatan mencoba melepaskan diri.
"Sialan." Lelaki itu mengumpat marah kala Karina menggigit tangannya. Saat lelaki itu lengah Karina langsung membebaskan diri dan berlari menjauh.

"Hei!"

Karina tetap berlari meski napasnya sudah ngos-ngosan. Mendengar suara langkah kaki di belakangnya, membuat Karina berusaha berlari semakin cepat.

"Pak-Pak, tolong Pak ada yang mengejar saya," ucap Karina ngos-ngosan, begitu sampai di tikungan dan bertemu pos Satpam.

"Neng Karin," ucap salah satu bapak di situ kaget melihat penampilan Karina yang berantakan dan penuh keringat. "Ada yang mengejar, Neng?" Karina mengangguk dengan menarik napas sepuas-puasnya.

Bapak-bapak securty kompleks itu bekerja cepat. Mereka langsung menghubungi pos-pos lain untuk mengetat penjagaan dan menahan orang yang tak dikenal untuk dimintai keterangan.

Teman jaga Pak Yusman, nama bapak yang menanyai karina tadi sudah berlari menuju arah datangnya Karina. "Minum Neng." Karina mengambil botol minuman yang di sodorkan Pak Yusman, ia menenggak meminumnya hingga tandas.

Andai saja tadi Karina tak cepat lari, sudah pasti ia tak akan sampai di sini dengan selamat. Meski saat ini keadaannya juga tak bisa dikatakan baik-baik saja. Wajah pucat, tubuh bergetar cukup membuat orang yang melihatnya memberi pandangan khawatir.


******

Semalaman Karina tidak bisa tidur sama sekali, yang ia lakukan sepanjang malam hanya duduk di atas ranjang dengan pemukul kayu berada di sampingnya. Ia takut, bahkan sampai pagi ini masih merasakan ketakutan. Meski sekarang rasa takutnya sedikit berkurang.

"AKHH!"

Karina menjerit kaget mendengar Alunan lagu dari ponselnya yang tergeletak begitu saja di atas meja makan. Karina melihat ke arah ponsel dan menemukan nama Andra di sana. Andra memang selalu menghubunginya jika sedang berada di luar kota, tapi tidak biasanya dia menghubungi sepagi ini.
Karina mengambil ponsel dan menggeser warna hijau yang ada di layar.

Best Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang