Part 13: Sad Ending?

217 14 2
                                    

Shilla bertengkar habis-habisan dengan mamanya di telepon. Setelah pembicaraannya dengan Heisel di Kopi Klotok dimana Shilla mengatakan kepada Heisel bahwa ia menerima perjodohan malam itu karena ia hanya ingin menyenangkan hati orangtuanya. Dihatinya hanya ada Cakka. Heisel yang tidak terima akan hal itu sesampainya di Jakarta langsung meminta mamanya untuk membatalkan perjodohan mereka.

Mama Shilla tidak setuju jika perjodohan itu dibatalkan. Mama Shilla meminta tenggang waktu kepada keluarga Heisel untuk berbicara dengan Shilla dan ia ingin pertunangan tetap dilangsungkan di awal bulan depan.

Shilla bersikeras mengatakan bahwa ia akan pulang ke Jakarta malam ini juga untuk membicarakan hal ini tetapi mamanya tidak mengizinkan, beliau yang akan ke Jogja. Mau tak mau Shilla menuruti. Setelah menjemput mamanya di bandara, mamanya tidak mengajak ia berbicara sedikitpun, sesampainya di rumahpun beliau tetap mendiamkan Shilla dan langsung ke kamar untuk bersitirahat.

Keesokan paginya saat sarapan barulah beliau mengajak Shilla untuk bicara, hampir terjadi lagi pertengkaran karena Shilla yang bersikeras dengan pendiriannya.

"Tolong, Ma. Kali ini aja Shilla mohon kabulin permintaan Shilla. Dulu Shilla emang cinta sama Heisel tapi sekarang udah engga lagi, Ma. Shilla ga mau menikah dengan orang yang Shilla ga cinta." Ucap Shilla pada mamanya sambil menangis.

"Mbash, kamu pernah sangat cinta sama dia, Nak. Pasti setelah kalian menikah dan hidup bersama akan gampang untuk kamu jatuh cinta sama dia lagi. Dia anak baik, kamu akan sangat beruntung bisa mendapatkannya." Ucap mama Shilla.

"Tapi Shilla cintanya sama Cakka, Ma..." Shilla masih menangis.

"Jangan egois, Shilla! Jangan hanya mementingkan perasaan kamu!" Bentak mama Shilla. Shilla kaget dengan nada tinggi mamanya. Jarang mamanya marah sampai membentak seperti itu.

"Mama ga enak sama keluarga Heisel, Nak. Mereka udah banyak bantu keluarga kita. Kamu tau waktu kamu SD dulu kita sempat tinggal di ruko? Kita kekurangan segalanya waktu itu, dan sekarang, kamu lihat keadaan kita sekarang? Ini semua karena kebaikan hati keluarga Heisel, Nak. Kalau bukan mereka yang bantu kita mungkin kita ga akan bisa menikmati fasilitas mewah yang kita punya sekarang." Jelas mama Shilla.

"Maksud, Mama?"

"Papa Heisel yang bantu papa kamu untuk bisa bangkit dan bangun perusahaan keluarga kita lagi. Kita berhutang banyak sama mereka, Nak. Walau mereka bilang mengikhlaskan tapi tetap saja hutang budi itu harus kita balas. Dan sekarang mereka datang pada kita dengan meminta kamu. Mungkin ini salah satu cara kita membalas budi baik mereka, Nak. Tolonglah..." Iba mama Shilla.

Shilla ingat sekali saat itu, saat dimana mamanya menangis tersedu-sedu sambil menggeret koper meninggalkan rumah mereka bersama ia dan adik-adiknya. Ia bahkan sempat bertanya pada mamanya kemana papa mereka. Mereka baru bertemu lagi dengan papa mereka setelah dua minggu mereka tinggal di ruko yang sangat sempit dan kumuh. Belakangan ia baru mengetahui jika waktu itu papanya sempat ditahan di kantor polisi dengan tuduhan penipuan.

Masa itu memang masa-masa terberat keluarganya. Walau waktu itu ia masih sangat kecil tapi ia bisa merasakan penderitaan yang dialami oleh ia dan keluarganya. Namun hal itu memang tak berlangsung lama. Selang setahun kemudian ia dan keluarganya pindah lagi ke rumah baru yang lebih layak, dan tahun-tahun berikutnya orangtuanya semakin sukses dan kehidupan mereka normal kembali.

Jika diingat-ingat memang ada beberapa teman mama dan papanya yang sangat sering berkunjung termasuk om dan tante yang sampai sekarang sangat disayanginya, yaitu orangtua Heisel. Tapi sungguh ia tidak tahu menahu jika papa dan mama Heisel yang berperan besar menyelamatkan keluarganya dari keterpurukan.

"Tapi Shilla sayang sama Cakka, Maa... Shilla harus gimana?" rintih Shilla, ia mulai melembut. Tak tega juga jika harus bersikeras sampai bertengkar dengan mamanya. Jika memang kondisinya sesuai dengan yang diceritakan oleh mamanya maka benarlah jika Shilla sangat egois kalau ia terus keukeuh mengikuti kemauannya sendiri.

Karena Kisahmu Tertulis Denganku (COMPLETE)Where stories live. Discover now