Part 6: Kunjungan Mama

258 16 2
                                    

Hari ini adalah hari Minggu. Hari libur. Jam telah menunjukkan pukul 8 pagi tapi Shilla masih asik bergelung dalam selimutnya. Shilla bukan malas untuk bangun tapi memang ia merasa kurang fit. Setelah shalat subuh ia memilih untuk kembali tidur karena merasa lemas dan badannya panas.

Shilla merasa sangat lelah karena kuliah di minggu ini benar-benar menguras tenaganya dengan setumpuk tugas yang bahkan masih banyak yang harus ia selesaikan. Hingga jam 9 ia masih merasa enggan untuk beranjak dari kasur. Ia tidak bisa seperti ini, ia harus menyelesaikan tugas-tugasnya, untuk itu ia harus sembuh. Karena tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa akhirnya Shilla memilih menghubungi Cakka.

Baru Shilla akan menelepon Cakka tapi dia terlebih dahulu mendapat panggilan dari Cakka. Shilla kemudian mengangkat telepon dari Cakka tanpa rasa grogi lagi karena ia merasa telah cukup terbiasa.

"Hallo, Kka?"

"Assalamualaikum, Shill."

"Ya, Kka?"

"Kamu sakit?"

Tanpa diduga Shilla, ternyata Cakka tau bahwa ia sedang sakit.

"Demam dikit aja, Kka. Kok kamu tau?", tanya Shilla.

"Aku lihat story WA kamu barusan, emot sakit."

Ah ya, Shilla baru ingat kalau tadi pagi saat berbaring lagi setelah shalat Subuh ia sempat post story emot demam.

"Ya, Kka. Agak kurang fit. Kelelahan mungkin, banyak tugas." Ucap Shilla.

"Gimana? Kuat bawa mobil sendiri ke rumah sakit? Atau aku anter ke rumah sakit?"

"Ga kuat, Kka." Jujur Shilla.

"Ya udah. Siap-siap ya, aku jemput sekarang."

Akhirnya Cakka mengantarkan Shilla ke rumah sakit terdekat dari rumah Shilla. Rumah Sakit Panti Rapih.

*****

"Ayo Kka, mampir dulu. Kamu kesini tadi pasti belum sarapankan?", tanya Shilla.

Cakka menimbang-nimbang apakah akan mampir atau tidak mengingat Shilla hanya sendirian di rumah. Bukan apa-apa, Cakka hanya tidak enak pada tetangga dan memang tidak baik perempuan dan laki-laki yang bukan muhrim berdua saja di rumah.

"Kenapa, Kka? Aku ga sendirian kok, ada Mba juga di rumah." Shilla mengerti kenapa Cakka seakan ragu menerima ajakannya untuk mampir sekedar sarapan. Dan ya, seminggu yang lalu Shilla meminta izin mamanya untuk memakai jasa ART. Aktifitas Shilla di kampus semakin padat dan ia sering pulang malam. Setidaknya kalau ada Mba di rumah, Shilla tidak perlu memikirkan lagi akan masak apa dan Shilla punya teman karena Mba adalah seorang janda tanpa anak jadi dia bisa menetap di rumah Shilla.

"Oh, oke deh kalau gitu aku mampir."

Akhirnya mereka masuk ke rumah dan Shilla langsung membawa Cakka ke meja makan. Disana telah ada nasi goreng, roti selai, dan dua gelas susu. Shilla sengaja mengirim pesan kepada Mba dan meminta Mba menyiapkan sarapan untuk dua orang karena akan ada temannya yang mampir untuk sarapan bersama.

"Hari ini apa planningnya, Shill?" tanya Cakka memecah keheningan.

"Paling nyelesein tugas, Kka. Banyak banget. Ga kuat sih sebenarnya tapi mau ga mau tetap maksa harus diselesein, semuanya deadline minggu depan soalnya."

"Loh, kan tadi dokter bilang kamu harus istirahat total hari ini. Kalau dipaksain ntar makin lemes." Kata Cakka sambil mengunyah nasi goreng yang disiapkan Mba untuk sarapan pagi mereka.

"Ya tapi mau gimana, Kka. Tugasnya dari dosen killer semua."

"Apa yang bisa aku bantu, mumpung hari ini aku free? Mba stay di rumahkan?", tawar Cakka.

Karena Kisahmu Tertulis Denganku (COMPLETE)Where stories live. Discover now