Chapter 5

945 64 2
                                    

Sekarang Nara mulai membaik, dan dia akan melakukan aktivitas seperti biasa---yah, diantaranya ke kampus.

Dia tengah merapikan rambutnya, menghadap ke cermin. Lipstik berwarna peach dia pakai ke bibir ranumnya.

Ding..dong..

Suara bel apartemennya mengalihkan aktivitasnya, dia beranjak lalu pergi menuju pintu untuk membukakannya. Lagipula dia juga akan segera keluar.

Kriet..

Pintu baru saja terbuka setengah, ia masih tertunduk. Namun Nara cukup terkejut saat mendongak, "Jungkook?"

Pria itu tersenyum, "Selamat pagi." sapa-nya lembut.

Nara mengerjapkan matanya. Ketika wajah Jungkook menyapa matanya, dengan cepat pula jantungnya berubah menjadi sangat berdebar, pipinya kembali terasa panas. Pasalnya ia masih sangat ingat kejadian terkahir kali, saat keningnya di cium oleh pria dihadapannya ini.

Nara sedikit berdehem mencoba meminimalisir kegugupannya, "Kenapa kau kemari?"

Pria itu mengambil nafas sejenak, "Aku ingin memastikan kau sudah sangat sehat apa belum, aku juga berniat untuk mengajakmu pergi ke kampus bersamaku bagaimana?" tawarnya.

"Tidak." tolak Nara.

"Woah, Jungkook-ah kau kemari? Apa kau ingin menemuinya?" tanya Yeora yang baru saja menghampiri mereka.

Jungkook mengangguk samar, "Yeora aku ingin pergi ke kampus bersam--,"

"Tentu. Kau temani saja dia. Lagipula aku tadi sudah ada janji dengan kekasihku." potong Yeora yang kemudian tersenyum kearah Nara.

Nara memegang pundak Yeora tapi sedikit mencengkeramnya.

"Ya! Sakit." ringgis Yeora, lalu menepis tangan Nara. "Kalau begitu aku permisi, kau pergi bersamanya saja." Yeora berjalan menjauh, dia tersenyum jahil pada keduanya.

Yeora Bodoh, dia sangat pintar sekali meninggalkanku sendiri di kondisi seperti ini. Pasti dia sengaja..., lihat saja kau Cha Yeora. gerutu Nara dalam hati.

"Ayo."

Tidak.

Oh, gadis malang ini belum siap untuk mati konyol karena jantungnya yang kian memacu. Mencoba tetap tenang, Nara melangkahkan kakinya selangkah lebih dulu dari pria di bergigi kelinci itu.

Jungkook hanya terkekeh samar, dia cukup bangga atas sikapnya yang berani ini. Mungkin Jungkook terlihat tenang, namun pria ini bahkan bisa lebih gila darinya. Detak jantungnya selalu saja melakukan perlombaan ketika berdekatan dengan Nara, hal itu selalu membuatnya waspada..., ditakutkan jika sampai terdengar oleh telinga sang Nara.

Lucu memang.

Angin masih menerpa wajah polos Nara, membuat sebagian pipinya sedikit berubah menjadi kemerahan. Cuaca dingin ini pula membuatnya harus sedikit memeluk dirinya supaya memberikan sebuah kehangatan.

Keduanya masih terus menyusuri jalanan. Jarak antara langkah Nara dengan Jungkook cukup lumayan jauh. Tentu saja ini sengaja dilakukan oleh gadis itu supaya bisa memendam rasa kegugupannya.

Sebuah lengan hangat menyelinap ke celah jari-jari Nara. Dia melirik sekilas, lalu kembali memfokuskan pandangan ke depan.

"Dingin bukan?"

Nara menggangguk pelan, tanpa berniat membalasnya.

Pengangan Jungkook semakin mengeratkan kala dingin semakin menusuk ke tubuh keduanya.

MY BOYFRIEND || JUNGKOOK [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon