💘 9

8.6K 906 135
                                    

Maaf...Raden Arjuna lewat lagi. Permisiii 🙏

💓💓💓

Jodoh sudah tertulis dalam lauhul mahfuz jauh sebelum kita diciptakan. Begitu pun siapa yang berjodoh dengan Sahil. Dipertemukan dengan cepat walaupun sedikit berliku tapi kalau sudah jodoh, perpisahan satu tahun pun tak ada artinya. Tetap saja berakhir di depan penghulu.

Seminggu sebelum akad, rumah dinas Rashad sibuk dengan segala persiapan sekalipun pernikahan pihak lelaki akan digelar di Jakarta tempat dinas Sahil. Hampir semua saudara kandung Rashad dan Frannie mulai berdatangan.

Sahil sendiri baru pulang ke Malang empat hari menjelang akad dengan pesawat terakhir. Otomatis terhitung tiga hari menjelang akad dia betul-betul mulai cuti.

Arjuna diminta menjemput di bandara.

"Kapan kamu nyusul? Sudah berapa tahun ini sejak nggak jadi nikah sama Mbak Ai?" bukan maksud Sahil mengejek tapi ingin menyemangati.

Mereka sudah mendekati asrama tempatnya berdinas.

"Jodoh pasti datang sendiri," jawab Arjuna kalem.

"Untungnya sekarang sudah tak ada yang merecoki kamu lagi ya? Maaf, nggak maksud nggak simpati atas meninggalnya Paklikmu. Semoga dosa-dosanya diampuni." Sahil menepuk bahu Arjuna.

Arjuna mengangguk sambil tersenyum. "Aamiin. Nggak apa kok, Mas."

Tanpa terasa sampai juga mereka di rumah dinas Rashad. Setelah memarkir mobil, Arjuna ikut membantu membawa barang ke dalam rumah.

"Assalamu'alaikum," ucap Arjuna dan Sahil.

Tapi sebelum keduanya sampai mengetuk, pintu sudah terbuka.

"Wa'alaikumus...salam." Mehreen yang membuka pintu jelas tampak terkejut. Yang tadinya semangat menjawab, kata terakhir nyaris terdengar seperti bisikan.

"Ahem! Aku tahu Arjuna gantengnya nggak umum tapi tolong minggir, biarin kita masuk dulu," pinta Sahil kala melihat sepupunya terpaku di tengah pintu. Ia tak melihat bahwa Arjuna pun bereaksi sama.

"Eh, ehm...iiya." Mehreen yang salah tingkah langsung mundur dan memberi akses jalan kedua tentara muda beda baret tersebut.

Mehreen tak menyadari tangannya bergetar hebat saat menutup pintu kembali. Yang disadarinya adalah jantungnya berdegup kencang ketika Arjuna berjalan melewatinya.

Setelah pintu tertutup sempurna, ia langsung masuk ke kamar gadis Ai dulu. Melarikan diri sekaligus bersembunyi. Ia tak tahu badannya bisa menjadi seperti ubur-ubur efek bertemu Arjuna kembali tanpa disangkanya setelah sekian lama. Sekitar dua tahunan.

Dengan langkah yang mendadak lemas, ia nyaris seperti merangkak saat naik ke atas tempat tidur. Dirabanya jantungnya yang masih bertalu-talu itu.

"Astagfirulah al-azim," ucap Mehreen berkali-kali sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangan.

Ia tak menduga reaksinya bisa senorak ini padahal ia tak pernah merasa menyukai apalagi naksir Arjuna.

Tapi kenapa?

Mehreen mengangkat kedua tangannya. Masih gemetar. Kembali ia istigfar berkali-kali. Lalu menarik lepas kerudungnya, dan mengambil guling sambil menggigit bibir bawahnya.

Ingatannya melayang pada misinya di Papua saat itu dan interaksinya bersama Arjuna. Ia lalu terduduk saat ingat pembicaraannya dengan Abinya yang memberitahu bahwa pasukan yang sedang satgas pamtas disana adalah anggota Papa Rashadnya.

"Apa Abi tahu? Papa tahu tentang Serda Arjuna?" gumamnya. "Ya Allah, aku pernah marah-marah gara-gara melihat Serda Arjuna oleng dan tetap dikirim satgas pamtas. Berarti aku jengkel sama Papa Rashad selaku Danyon dong ah."

Jodoh ArjunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang