Bonus Part I

1.1K 81 36
                                        

Disudut kebimbangan akhirnya kita memilih untuk menjahit mimpi. Menyatukan segala pengharapan sembari melelapkan segenap tanya yang menyiksa keraguan kita.

***

Akhir pekan yang menyebalkan. Demi apapun aku merasa sangat bosan. Berulang kali aku mengganti saluran TV dan juga mengintip ke akun-akun media sosial. Tapi itu terlalu membosankan.

Sejak pagi tadi aku masih belum beranjak dari ranjang. Ya. Adegan rutinan setiap akhir pekan. Bobby sudah menghilang sejak aku membuka mataku pagi tadi. Hanya orang gila seperti dirinya yang rela menghabiskan akhir pekan dengan bekerja. Menyebalkan sekali. Setidaknya aku bisa bercengkerama dengannya jika saja dia tidak bekerja.

Ting

Dengan segera aku membuka pesan yang muncul di layar handphoneku.

Bunny B ❤ : Sayang. Aku mungkin pulang sedikit lebih awal.

Me : Aku sangat bosan oppa. Belikan aku camilan.

Bunny B ❤ : Apa dirumah tidak ada camilan?

Me : ....

Bunny B ❤ : Baiklah-baiklah. Kamu mau apa?

Sebuah ide terlintas dipikiranku. Kakiku segera beranjak menuju ke dapur melupakan balasan untuk bobby. Aku bahkan tidak membawa handphone ku.

Tanganku sudah sibuk menyincang berbagai bahan yang baru saja aku keluarkan dari kulkas. Menyulapnya menjadi sebuah makanan sebelum mengemasnya dengan rapi.

Setelah itu aku merapikan diri. Memutuskan untuk melenyapkan rasa bosan dengan keluar rumah.

Aku sudah sangat siap dengan makanan dan juga tampilan rapiku saat mataku mengerling pada jam diatas meja kamarku.

Mengendarai mobilku melintasi tengah kota, lalu berhenti tepat di lokasi pemotretan bobby.

Bobby memang laki-laki gila. Dia bersikukuh ingin menjadi brand ambassador produknya sendiri. Konyol sekali bukan? Mengingatnya saja berhasil membuatku tertawa.

Melupakan kekonyolannya aku kemudian mengedarkan pandanganku untuk mencari dimana keberadaannya. Tidak perlu waktu yang lama. Aku melihatnya tengah berbicara dengan rekan kerjanya yang sangat tidak asing bagiku. Kim Hanbin.

Dua kim yang pernah menjadi tokoh dalam ceritaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dua kim yang pernah menjadi tokoh dalam ceritaku. Seketika pikiran itu membuatku tergelitik. Lagi-lagi aku tertawa.

"Oppaaaaa"

Kedua kim itu menoleh kepadaku. Sekilas aku berhasil menangkap seringaian tajam bobby pada habin. Sedangkan yang diberinya tatapan maut sama sekali tidak menyadarinya. Konyol sekali.

✔Create Some Why  [END]Where stories live. Discover now