Flashback
Langit yang belum sepenuhnya memerah, deburan ombak yang membawa wewangian khas laut, dan hanbin yang selalu menjadi B.I disaat menyanyikan lagu-lagunya. Sangat manis. Tidak ada senja yang lebih layak untuk diingat selain senja kala itu.
Aku duduk dibibir pantai sambil mamandangi hanbin kagum. Lihatlah. Betapa dia seperti memiliki dua nyawa ketika berkutat dengan dunia musiknya. Senangnya. Sungguh. Aku sangat mensyukuri hidupku kala itu. Tanpa bosan aku terus memandanginya penuh kekaguman.
"Tuan B.I kenapa kamu sangat manis" pujiku tanpa mengalihkan pandanganku darinya.
Aku tahu ini sangat menjijikan. Tapi siapa peduli? Dia memang benar-benar membuatku terjatuh dalam pesonanya. Jadi aku merasa baik-baik saja melakukan hal semenjijiikan itu.
"Kenapa kamu memanggilku seperti itu" protesnya sambil mengacak gemas rambutku.
"Bukankah itu namamu saat bermusik kim hanbin? Apa ada yang salah dengan panggilan itu?" Jelasku
B.I adalah nama panggungnya. Meskipun musisi bukanlah profesi yang akan dia tuju tapi dia sangat mencintai grup bandnya. Dia harus meneruskan perusahaan yang diwariskan oleh papanya. Tapi jangan khawatir hanbin tidak keberatan dengan itu. Dan papanya juga tidak keberatan jika hanbin harus membagi waktunya dengan bermusik. Sungguh hubungan orangtua dan anak yang sangat harmonis.
Hanbin tersenyum sambil memandangiku. Tatapannya sangat dalam. Seperti menerawang sesuatu kemudian blank dan kosong. Aku heran akhir-akhir ini dia sangat hobi memandangiku seperti itu.
"Lihatlah dirimu. Betapa kamu seperti memiliki dua nyawa saat berkutat dengan musikmu. Aku sangat menyukainya" tegasku dengan nada gemas penuh kekaguman.
Sekali lagi hanbin mengacak gemas rambutku. Lalu mencubit hidungku hingga memerah.
"Aaaw. Hei apa yang kamu lakukan? Haiisshh" protesku sambil melemparinya pasir.
Hanbin berdiri kemudian berlari menjauh. Setelah itu dia sibuk membolak-balikan tubuhnya mencari sesuatu. Tak selang lama dia mengacungkan sebuah tongkat kayu sambil tersenyum pamer kepadaku. Aku hanya terkekeh melihat tingkahnya.
Dia terlihat seperti menulis sesuatu dipasir. Aku sudah bisa menebak. Itu pasti nama kita. Dan benar saja dia menggambar lambang hati dan menuliskan nama kita didalamnya. Lagi-Lagi aku terkekeh. Sejak kapan kim hanbin menjadi sama menjijikkannya denganku?
Dia terlihat menepuk-nepukkan kedua tangannya sebelum akhirnya berlari kecil kearahku.
Saat ini dia tengah berdiri disampingku. Aku menyodorinya sebuah minuman kaleng tanpa beranjak dari posisi dudukku. Dia menerimanya tanpa mengatakan apapun, lalu duduk dan membuka minuman kaleng itu sebelum meneguknya hingga habis.
"Kamu kenapa sih suka banget sama laut? Dari pertama kita kencan sampek sekarang nggak ada bosen-bosennya gitu ngajak ke laut?" Tanya hanbin.
"Enggak. Karna kamu hujan jadi laut tempat kamu bisa pulang"
"Hujan?"
"Hehe iya. Cuma imajinasi aku aja sih" kataku
"Ceritakan padaku gadis imajinatifku" perintahnya
"Bagi kamu B.I adalah menjadi diri sendiri. Bagiku B.I itu hujan. Bi? Rain? B.I" jelasku antusias "hujan adalah puisi paling romantis" kataku
"Setelah senja? Orang-orang juga suka menulis tentang senja"
"Senja paling indah adalah saat kita melihatnya dari lautan. Tempat hujan pulang" kataku "tapi aku nggak suka senja. Karna dia keindahan yang diciptakan dari semburat perpisahan. Bukankah keindahan yang seperti ini harusnya bikin orang ngerasa dibodohi?" Protesku
YOU ARE READING
✔Create Some Why [END]
FanfictionPernah : #1 BobbyiKON #1 Bobsoo #1 Taste #6 Kawin Kontrak #2 Kimbobby #42 Hujan [Otw Rapiin Kalimat] 😂 Bagaimana aku harus mendeskripsikan bobby? Entahlah. Sisi misteriusnya menjadi jebakan Tuhan yang paling mengesankan. Namanya berulang kali datan...
![✔Create Some Why [END]](https://img.wattpad.com/cover/196926778-64-k478742.jpg)