MY OBSESSION BROTHER #1

10.6K 579 43
                                    

1. Keluarga Absurd

Bahagia ku ketika melihat orang yang kusayangi tertawa, bercanda, dan bergurau bersama.

****

"ZEAN, Zena, sarapan udah siap," teriak Zee dari bawah.

Terdengar suara grasak grusuk dari dalam lift. Membuat Ansell dan Zee yang berada di meja makan mengerutkan keningnya.

"Zean, Zena, jangan berantem lagi! Itu lift baru gue benerin kemarin," teriak sang Ayah. Siapa lagi kalau bukan Ansell.

Kalian bisa geleng-geleng kepala kalau melihat tingkah absurd keluarga ini.

Suara grasak grusuk itu tidak lagi terdengar.

Zee terkekeh melihat suaminya menggelengkan kepala.

"Foto copy an kamu, tuh. Keras kepala!" ucap Zee meledek Ansell.

"Kok aku? Bukannya kamu ya?" balas Ansell tak terima.

"Aku gak keras kepala."

"Masa? Yang semalem minta di atas kan aku, tapi kamu malah ngotot minta di atas."

Zee reflek memukul mulut Ansell.

"Gak usah diceritaiin juga, bego!" desis Zee kesal.

Ansell tertawa melihat tingkah Zee, "entar malem kamu di atas lagi, deh. Tapi goyangnya lebih mantep lagi, biar enak. Semalem aku kurang puas."

"Ansell, jangan kenceng-kenceng, nanti didenger Zean dan Zena gimana!"

Ansell kembali tertawa, lantas mengacak-acak pucuk kepala Zee.

Ting!

Zean dan Zena keluar dari lift dengan pakaian seragam Putih abu, wajah mereka tertekuk. Mata keduanya merah menyalang.

Ansell dan Zee saling bertatapan. Ansell mengedikkan bahunya, tanda tak tau.

"Kalian kenapa?" tanya Zee heran.

Keduanya diam. Bahkan saat sudah duduk di meja makan, keduanya masih menutup mulut.

Zean menyendokkan nasi kedalam piringnya, mengambil lauk, dan melahapnya tanpa bersuara. Begitupun Zena.

Zee menghela nafas, tak mengerti dengan sifat si kembar yang terkadang menjadi sangat dekat, tapi kalau sudah bertengkar akan saling diam. Seperti saat ini.

Mereka melanjutkan makanan tanpa suara.

Zean menyesaikan makanannya duluan, ia mengambil air minum dan meneguknya lalu mengelap bibirnya dengan tisu dan berdiri dari duduknya.

"Ayo berangkat," ucap Zean tanpa melihat Zena.

"Entar dulu lah, Zean. Zena masih makan, kamu ini," tegur Ansell.

"Lama."

Zena mengambil gelas minun dn meneguknya, ia menatap Zean tajam, "Kalo mau duluan, duluan aja! Gue gak butuh tumpangan lo."

Zean berbalik menatap Zena, tatapan nya sama. Tajam.

Brak!

Hampir semua isi rumah bergoyang ketika Ansell dan Zee menggebrak meja makan.

"Kalian ini kenapa lagi sih?" tanya Ansell masih dengan nada biasa.

"Berantem lagi? Iya!" Kini Zee mulai menyahut.

"Muka sama, sifat sama, emak bapak sama, tapi gak pernah akur bersama!" cerocos Ansell makin berapi-api.

"Berojol dirahim yang sama pula," sambung Zee.

"Siapa yang mulai duluan berantem?" tanya Ansell pada kedua anaknya.

"Dia!" jawab Zean dan Zena berbarengan, keduanya saling menunjuk kearah lawan.

"Kenapa bisa berantem?" kini Zee yang bertanya.

"Zean pinjem kaos kaki Zena. Momy tau sendiri kan, kaki Zean itu bau..." Zena merajuk sembari menghentak-hentakkan kakinya kesal, "cium nih."

Zena mengangkat kaos kaki nya kearah Ansell dan Zee.

"Astaghfirullah. Kurang asem punya anak," umpat Ansell.

"Kamu Zean. Kenapa kamu marah sama Zena?" tanya Zee pada Zean. Ia berkacak pinggang, menampilkan sosok ibu yang marah pada anaknya.

"Zena nyemplungin HP baru Zean ke kolam. Kan baru beli dari Barcelona seminggu yang lalu."

"Itu karena lo udah make kaos kaki gue gak bilang-bilang!" balas Zena tak terima disalahkan.

"Ya tapi gak usah HP gue juga korbannya!"

"Halah, tuh HP paling dibawah harga kaos kaki gue!"

"Cih, kaos kaki lu aja yang murahan!"

"Jangan hina kaos kaki gue!"

"Balikin HP baru gue-"

"STOP!"

Zean dan Zena reflek menutup telinganya. Momy dan Dady nya ini mampu memecahkan gendang telinganya kalau tidak cepat-cepat ditutup.

"Cuma gara-gara kaos kaki sama HP aja kalian ribut?" tanya Ansell tak percaya.

Zean dan Zena menatap Ansell marah, "CUMA?!" teriak mereka tak terima.

"Dad, ini kaos kaki kesayangan Zena."

"Dan ini HP baru, mahal, berkualitas, Limitid editon. Lebih dari sekadar kata CUMA!"

Zean menarik tangan Zena, "Ayo kita berangkat, lama-lama bisa telat kita."

Zena mengangguk, tapi sebelum itu ia sempat menatap tajam Ansell dan Zee. Membuat keduanya kaget dan mengusap dada.

"Heran punya anak," gumam Ansell sambil menggelengkan kepala.

"Galakan dia dari pada kita," saut Zee mengusap dada.

Ansell menatap Zee dengan tatapan nafsu, "Bikin anak baru aja yuk."

Zee melempar kain lap kewajah Ansell, "Otak kamu kayaknya harus dicuci juga kayak HP nya Zean."

Zee bangkit meninggalkan Ansell.

"Nasib punya bini galak, cari bini baru ajalah."

😂😂😂

Sambutan pertama untuk cerita MY OBSESSION BROTHER. Buat kalian yang kangen sama Zee dan Ansell. Karena di cerita ini, mereka akan jarang muncul. So, kita saksikan kisah ZEAN DAN ZENA^^

Vote and komen untuk next^^
SEE YOU NEXT PART^^

My Obsession BrotherWhere stories live. Discover now