Unexpected Things Happen

309 61 23
                                    

"Hari ini bakal ada kejadian apa ya..."

Hal yang pertama aku lakukan ketika aku terbangun, yaitu memikirkan apa yang akan terjadi hari ini. Aku mengkhawatirkan apa yang akan terjadi hari ini. Karena hari ini adalah deadline-ku yang diramalkan oleh dokter.

"Kalo udah mati ntar gimana orang-orang sana ya?" Mengingat momen yang telah kulewati bersama dengan semua orang, aku berharap waktu berhenti saja sekarang. Sayangnya aku hanya manusia yang mau tak mau mengikuti arus waktu. Saat ini tak ada yang bisa kulakukan selain guling-guling di kasur. 

Drawer yang terletak di sebelah kasurku bergetar. Sebuah notifikasi undangan grup dan beberapa chat terpampang di notification bar handphoneku. 

TIMSES WONPIL

Jae

Woy dah siap belom?

Cepet siap sana

Baru bangun. Ngumpulin nyawa dulu.

INI GRUP APA YA BTW!?

Brian

Wah gila ini manusia

Kalo aku jadi cewek udah aku boikot dari kehidupan

Untunglah kalo gitu kamu keluar jadi cowok

Mulus tidaknya hari ini, lebih baik dijalani saja dulu.

Agar menjadi pengalaman yang berkesan untukku dan Wanda, maka aku sudah mempersiapkan segala hal secara matang. Bahkan, setiap melihat di cermin, aku selalu berusaha melatih diriku untuk memberanikan diri melakukan confess hari ini. 

Setiap mataku memandangi diriku di cermin, banyak spekulasi negatif langsung bermunculan. Dan lagi, perkataan dokter hari itu tetap saja tidak bisa dilupakan mengingat hari ini adalah ramalan deadline-ku.

"You can do it"

Wanda

Aku mau otw

Oke

Tak sengaja ku lihat jaket kesayanganku masih terlipat rapi di lemari. Belum pernah aku pakai sama sekali sejak dikembalikan Wanda, bahkan masih wangi pelicin pakaiannya. "Bodo ah" Aku mengambil jaket itu dan langsung pergi menuju bawah. 

"Wonpil? Mau kemana kamu?" Seungmin tiba-tiba muncul dengan penampilannya yang belum bangun total. Berjalan pun masih oleng karena matanya setengah terbuka. 

"Tumben kamu sudah bangun biasa masih molor"

"Kebelet pipis" Seungmin kembali berjalan menuju kamar tidurnya. Dia masih di depanku, namun aku merasa akan sangat merindukan dirinya. 

"Seungmin!"

"Kenapa?"

"Aku minta maaf ya"

"Wah sadar ya dosamu di aku banyak?"

"Tsk ni bocah"

"Dimaafkan. Sudah ya, mau lanjut tidur dulu"

"Eh tung-"

Wanda

Aku sudah sampai. Kamu di mana? 

Apa ga jadi lagi?

Maaf aku lari nih sekarang ke sana

Notifikasi dari Wanda membuatku buru-buru karena tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Aku berlari sekencang yang aku bisa dan akhirnya tiba dalam waktu 2 menit. Cukup melelahkan karena jaraknya yang lumayan jauh dan harus berlari dalam waktu yang tidak singkat.

Journey to Parallel World ✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ