one

1.6K 267 15
                                    

•• NOBLEWOMAN ••

Jisoo menatap makanan didepannya tanpa selera. Pikirannya dipenuhi dengan percakapannya dengan Lisa kemarin malam. Memikirkan nya saja membuat dadanya sakit. Rasanya percakapan itu terus berulang dikepalanya.

••
Malam itu, mereka berdua sedang memakan ikan bakar hasil tangkapannya dan Lisa. Bukankah memakan ikan bakar sambil melihat bulan ditepi sungai adalah hal yang paling menyenangkan.

"Sooya... " ujar Lisa menatap kearah Jisoo yang sedang fokus menatap bulan didepannya.

"Hmm..Lisa-ya, bukankah bulan malam ini terlihat lebih indah. Kau tau? Sudah satu minggu aku tidak melihat pangeran mahkota. Aku sangat kecewa Lisa-ya... " gumam Jisoo sambil terus menatap bulan didepannya.

Lisa bisa melihat mata Jisoo yang mulai dipenuhi dengan genangan air mata yang siap jatuh kapan saja. Lisa tidak bisa melihat sahabatnya seperti ini. Sahabatnya sudah terlalu jatuh pada pangeran mahkota. Lisa tahu itu, walaupun sahabatnya itu terus menyangkal dan berkata bahwa dia hanya mengaguminya. Tapi Lisa tidak bodoh, ia bisa melihat kalau sahabat nya itu sedang jatuh cinta.

Lisa ingin menyampaikan sesuatu pada Jisoo, tapi ia takut melihat reaksi Jisoo saat ia sudah mengatakannya.

"Sooya.. Aku ingin mengatakan sesuatu yang mungkin akan menyakiti mu," ujar lisa.

Kini Jisoo berhenti menatap bulan dan berganti menatap sahabatnya yang terlihat begitu gugup. Jisoo jadi penasaran dengan apa yang akan lisa katakan, hingga membuat nya terlihat begitu gugup.

"Tenanglah Lisa. Katakan saja, kau tau aku bukan wanita lemah yang mudah tersakiti," Ujar Jisoo yang diakhiri dengan sebuah kekehan kecil.

Lisa tau Jisoo bukan wanita lemah, hanya saja Jisoo akan menjadi bodoh jika berhubunngan dengan pangeran mahkota.

"Berjanjilah kau tidak akan memotong ucapanku!" ancam lisa.

Jisoo hanya menggangguk patuh, dan memperhatikan Lisa seakan akan ia adalah seorang murid yang sedang memperhatikan gurunya.

"Aku tau kenapa pangeran mahkota tidak datang ke hutan seminggu ini.. "

Melihat jisoo yang hendak menyela, lisa segera memberikan tatapan mematikan pada gadis itu. Jisoo langsung memajukan bibirnya kesal setelah mendapatkan tatapan lisa.

"Saat ini Raja sedang sekarat dan mungkin sebentar lagi akan wafat, oleh karena itu kerajaan sedang mempersiapkan penobatan pangeran mahkota. Ta--"

Lisa menatap jisoo gelisah sebelum mengatakannya.

"Tapi sebelum dinobatkan sebagai raja, pangeran harus memilih seseorang untuk dijadikan permaisuri." lisa menghela nafasnya berat. Ia menunggu reaksi Jisoo, tetapi yang ia lihat adalah wajah tanpa ekspresi yang ditunjukan Jisoo.

Jisoo berdiri dari duduknya dan diikuti Lisa yang menatap nya khawatir.

"sebaiknya kita pulang, ini sudah larut." ajak Jisoo dengan senyuman tipis dibibirnya, sebagai tanda ia baik baik saja. Jisoo tidak ingin membuat Lisa khawatir.

Jisoo berjalan terlebih dahulu, meninggalkan lisa yang menatap iba dibelakangnya.

Lisa berlari menyusul Jisoo dan langsung memegang tangan gadis itu.

"Sooya, berhentilah terlihat baik baik saja. Aku tau kau tidak baik baik saja. Jika kau seperti ini, kau malah membuatku semakin khawatir," ujar Lisa.

Jisoo menggenggam tangan Lisa erat, air mata mulai memenuhi matanya. Sebuah isakan keluar begitu saja.

"Jangan salah paham! Aku menangis karena akan kehilangan seorang yang kukagumi! " ujar Jisoo disela tangisnya.

Noblewoman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang