03 ; Aku Datang Sebagai Teman

47 1 2
                                    

Tara mengirimkan sebuah file tambahan yang berisi latar belakang Jonathan dipagi buta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tara mengirimkan sebuah file tambahan yang berisi latar belakang Jonathan dipagi buta. Padahal Ersa belum tidur karena mengulik isi video semalaman.

Mungkin sebagian dari kalian bertanya-tanya, mengapa seorang detektif dipersulit dalam menyelesaikan kasus, padahal dalam ceritanya, banyak kasus yang dapat selesai berkat detektif.

Itu karena, tidak semua kasus itu lentur. Lentur maksudnya ialah, kasusnya boleh dengan gamblang dipindahtangankan ke pihak berwenang lain. Ada jenis kasus yang tarafnya sudah nasional, jadi tidak gampang jika kita ingin terlibat dalam kasus tersebut.

Kasus Tirta kali ini juga sudah kasus berat. Aparat dan pemerintah pasti tidak mau kasus ini menjadi lebih buruk, makanya mereka mengamankan barang bukti serta dokumen-dokumen yang terkait.

Lupakan soal campur tangan aparat. Ersa kemudian membuka file yang Tara kirim dan membacanya. Jonathan dipindahkan ke kota ini belum lama. Sebelumnya Jonathan juga sering pindah-pindah rumah sakit dan pasti bertemu banyak detektif. Ini bisa menjadi faktor mengapa saat bertemu dengan Ersa hari itu, dia tetap bungkam.

Rencananya hari ini Ersa akan mengunjunginya. Tapi bukan sebagai detektif, melainkan teman yang menjenguk. Dari file yang dikirimkan Tara, Jonathan tidak punya keluarga. Dia ditemukan di dalam kardus dekat sungai. Entahlah siapa yang membuangnya. Ersa jadi semakin penasaran apa yang selanjutnya terjadi ketika kardus itu ditemukan. Apa yang Jonathan lalui selama ini. Mungkin saja bisa menjadi petunjuk.

Perempuan itu sampai dirumah sakit pukul 9. Sepertinya waktu yang tepat pasalnya dilihat-lihat banyak yang menjenguk. Tiba didepan kamar Jonathan, Ersa langsung dihadapkan oleh aparat kemarin. Mereka ini apa tidak lelah menjaga pintu?

"Ersalan Girta." Ia menunjukkan kartu identitasnya

"Tidak ada detektif serajin kamu yang datang kesini. Biasanya mereka hanya datang lima kali sesudahnya tidak pernah terlihat lagi. Menghilang begitu saja. Tahu-tahu kami disambut detektif baru. Ada apa di dalam?"

"Apa maksudmu? Di dalam hanya ada pasien itu."

"Bukan itu maksudku bodoh. Apa yang menyebabkan detektif-detektif lainnya tidak tahan dengan orang di dalam ini?"

Ersa menatap aparat didepannya lalu merotasikan matanya sembari mendengus. Berani sekali dia memanggil Ersa bodoh. Jika Tara bersamanya saat ini, pasti dia sudah habis dicekoki makian kasar. Ah, harusnya Ersa mengajak Tara kesini.

"Bukankah kedatanganku kemari untuk menjawab rasa penasaranmu dan teman-temanmu? Lakukan saja tugasmu!" Perempuan dengan style kasualnya hari ini menerobos pintu dan sebelum benar-benar masuk, dia berbalik menghadap para aparat itu lagi, "Dan jangan sekali-kali kau panggil aku bodoh!"

Berdebum. Pintu ditutup dengan kasar. Tidak sengaja. Terbawa emosi. Namun berhasil membuat si empunya ruangan terkejut dari duduknya.

Dia sedang menonton siaran tv. Baguslah, dibanding diam menatap cahaya yang menembus jendela kaca.

The 3 TraceWhere stories live. Discover now