9. Next Mistakes

278 24 4
                                    

Part 9 - Next Mistakes

"Lin, aku khawatir dengan Darren, bisa saja dia pulang dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Kalaupun masih bernyawa anggota tubuhnya pasti nggak utuh." Tante Mary kembali bersuara namun sedikit parau setelah ia bungkam beberapa menit lalu, sibuk berkelana dengan pikirannya seakan mengatakan 'Ada-sesuatu-yang-nggak-beres.

Tidak seperti adiknya—parno dan sedikit berlebihan menanggapi kencan antara Gwen dan Darren, Lina sebagai Ibu dan mertua dari mereka menganggap itu hal yang lumrah terjadi. Memangnya apa yang salah dari 'kencan' sepasang suami-istri? Pasti, adiknya ini sedang bercanda.

"Lin kamu dengerin aku nggak sih?"

Ibu Lina malah tertawa menyaksikan acara komedi show di salah satu channel TV, dimana terdapat komedian favoritnya—Aziz Gagah sedang memperagakan olahraga bela diri taekwondo. Setiap pergerakan nyeleneh sukses mengocok perut penonton. Termasuk dirinya.

Bulir air mata tak terasa mengucur dari ekor mata, saking kencangnya ia tertawa menyaksikan live komedi show tersebut. Ia tersedu-sedu sambil mengusap linangan air yang membanjiri pipinya. "Bagus malah kalau sekarang mereka akur, memangnya kamu nggak capek lihat mereka bertengkar terus. Aku sih capek."

Tante Mary menoleh singkat lalu melengos, "maksudku, kamu tahukan Gwen itu kayak gimana? Jelas aku khawatir. Kita menikahkan gadis psikopat dengannya."

Mendengar kalimat 'gadis' lalu 'psikopat' sontak membuat bola mata ibu Lina mendidih terasa ingin keluar. "Hei, dia itu anakku!" Sambarnya jelas tak terima. Ibu mana yang rela anak semata wayangnya disebut 'psikopat'.

"Dia juga keponakanku!"

Ibu Lina menambahkan, "dan dia juga bukan psikopat!"

Keributan pun semakin sengit.

"Tapi sedikit tidak waras. Lin, kamu ingat-ingat deh. Apa yang dilakukan gadis gila itu menjelang 3 jam menuju hari pernikahannya? Yup, dia menggunting, membolongi, merobek, bahkan membakar jas hitam pengantin milik Darren. Luar binasa."

Tante Mary tersenyum getir, memutar kembali tiap potongan kecil kejadian absurd yang terekam di kepalanya. Ia melanjutkan lagi, "jangan lupa juga ia sempat menyewa orang suruhan untuk menyekap Darren sehari sebelum hari pernikahan. Beruntung kita cepat menemukan Darren, dan tidak ada yang tahu soal ini kecuali kita berdua, Gwen dan Darren."

Pikiran ibu Lina kembali menjelajahi masa itu. Ia meringis. Yaampun. Ia hanya mampu menggeleng kepala mengingatnya. Entah ia harus malu, atau tidak ambil pusing, dan bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa di hadapan menantunya. Tapi yang menjadi pertanyaan besarnya selama ini, kenapa juga pria itu tetap kekeuh menikahkan Gwen? Anak gadisnya yang luar biasa—gila.

Bahkan Lina Ibunya sendiri pun tidak mengerti.

"Aku, akui... Anakku memang tidak waras dan sedikit aneh," bisik Ibu Lina pelan nyaris tak terdengar. Ia bicara penuh hati-hati dan waspada. "Gadis itu.., memang mengerikan."

***

Malam kian larut, ingar bingar bar kelab pun semakin berada dipuncaknya. Tamu-tamu terus berdatangan layaknya hilir mudik memadati lantai tengah atau yang sering disebut dancefloor. Dentuman musik keras juga ikut meramaikan suasana semakin pecah. Sialnya, Gwen terjebak di lautan manusia yang menggeliat panas disana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 20, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GWEN-LIN Where stories live. Discover now