14

537 99 4
                                    

Hana sedang mengaduk teh di dapur. Padahal Jisoo sudah melarangnya dengan alasan bahwa ia sudah banyak minum dan tidak akan berlama-lama di rumah ibunya.

“Kau yakin tidak ingin menerima tawaran ibu?” tanya Hana begitu selesai dengan pekerjaannya.

Jisoo mengangguk mantap, “Kakak dimana?” tanyanya dengan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan itu.

“Ia keluar bersama suaminya sejak tadi. Ingin berkeliling komplek dengan lari pagi katanya.”

Jisoo menganggukkan kepala. Ibunya selesai membuat secangkir teh kemudian menaruhnya tepat di atas meja yang berhadapan dengannya.

“Kau sudah bilang dengan kakakmu?” tanya wanita setengah baya itu setelah mendudukkan dirinya di seberang Jisoo.

“Mmm... Belum?” jawab Jisoo agak ragu.

Ia memang berniat untuk memberitahu kakaknya hari ini saja.

“Bagaimana bisa?” tanya Hana sedikit mengubah intonasi suaranya.

“Aku hanya tidak ingin menganggu konsentrasi kakak menjelang hari pernikahannya kemarin bu. Jadi aku memutuskan untuk memberitahunya sekarang.”

“Baiklah. Ayo diminum dulu tehnya.”

Kemudian Jisoo mengambil cangkir berisi teh hangat yang masih mengepulkan uapnya tersebut. “Ibu tidak minum?” tanyanya setelah menyesap teh hangat buatan ibunya.

“Sudah. Habiskan saja.”

Jisoo hanya mengangguk kemudian segera meneguk tehnya.

“Lalu kau akan tinggal dimana?”

“Aku sudah membeli apartemen baru disana. Sedangkan barang-barangku yang lainnya akan menyusul untuk diangkut menggunakan jasa angkutan dan sisanya aku akan beli disana.”

Hana terdiam begitu mendengar penuturan anak tirinya itu.

“Lalu apartemenmu yang disini?” tanyanya lagi.

“Apartemen lamaku yang disini akan tetap menjadi milikku bu. Mungkin jika ada yang berminat, aku akan menyewakannya.”

Sedetik kemudian terdengar helaan napas seseorang di ambang pintu. Itu Sehun. Ia menatap lurus ke arah Jisoo dengan baju serta tubuhnya yang dipenuhi keringat. Sementara Yoojung berada di belakang Sehun sibuk menata sepatu mereka.

“Kenapa berdiri saja sayang, tidak masuk- loh, sejak kapan kau disini?” ujar Yoojung yang fokusnya teralihkan begitu mengikuti arah pandang suaminya.

Jisoo tersenyum kaku, sedangkan Hana hanya menolehkan wajahnya ke lain arah.

“Tidak begitu lama kak. Ini teh yang dibuatkan ibu masih banyak dan masih panas.” balas Jisoo kikuk.

Sesegera mungkin ia menundukkan wajahnya setelah tatapannya tidak sengaja bersibobrok dengan mata elang Sehun.

Pria itu melangkahkan kakinya menuju gazebo belakang setelah menyapa ibu mertuanya.

“Ibu kenapa melamun?” tanya Yoojung yang sekarang sudah duduk diantara ibu dan adiknya itu.

“Adikmu kesini ingin berpamitan.” jawab Hana.

“Maksud ibu?” tanya Yoojung lagi.

“Tanyakan saja pada adikmu.” ujar Hana kemudian berdiri untuk melangkahkan kakinya menuju dapur. Ia berniat untuk menyiapkan makan siang mengingat hari sudah semakin terik dan tentu saja ia tadi melihat wajah lelah menantunya.

“Kau ingin kemana?”

Satu pertanyaan lolos dari bibir Yoojung. Wanita itu melayangkan tatapan intimidasi ke arah Jisoo yang kini hanya diam tanpa sepatah katapun.

ENDLESS [✔]Where stories live. Discover now