25

561 87 2
                                    

Pria dengan matanya yang kian menyipit itu tersenyum. Kedua sudut bibirnya sejak tadi tertarik, melawan arah gravitasi. Jika saja matanya tahan untuk tidak berkedip, ia berkeinginan untuk menatap objek di depannya yang begitu menarik perhatiannya.

“Kenapa sih?”

Wanita itu mendongak. Merasa risih karena diperhatikan.

“Kau cantik.”

“Baru sadar?”

“Iya.”

Keduanya terdiam, perhatian mereka terfokus ke arah bayi mungil yang melambaikan tangannya ke udara. Berusaha meraih sesuatu entah apa.

“Sshhh... Shhh anak bunda sudah pintar ya?”

Pria itu tersenyum lagi— Park Chanyeol, enggan mengalihkan pandangannya. Tidak perduli matanya perih akibat menahan berkedip yang bahkan tidak lebih dari satu detik.

“Berkediplah Chan, lihat kau seperti sehabis menangis. Hye Ra akan risih jika kau terus begitu.”

Sebias suara lembut itu mau tidak mau membuat Chanyeol sedikit terkejut hingga ia mengedipkan matanya.

Jisoo datang— membawa tas kecil berisi beberapa helai baju bayi dan sedikit perlengkapan lainnya.

Hye Ra yang masih menimang Yejun tertawa kecil.

“Ya kau tau? Dia sudah mengatakan bahwa aku cantik entah yang ke berapa kalinya sejak dia menjemputku tadi.” ujar Hye Ra.

Jisoo tersenyum tipis. Ikut mendudukkan dirinya di kursi taman yang berada tidak jauh dari komplek perumahan Hye Ra.

Sejak kembalinya gadis itu, Chanyeol seolah seperti tersihir. Bukannya tau malu, ia bahkan semakin genjar menampakkan ketidak tau diriannya di depan Hye Ra.

Yejun mengulet, membuat Hye Ra gemas dan mendaratkan sebuah kecupan di pipi gembil bayi itu.

“Tidak ke apartemen Jaehyun?” celetuk Chanyeol.

Jisoo mengernyit, “Apa?”

“Bukankah kalian sudah berpacar— ah maksudku sudah bersama. Rasanya terlalu ke kanak-kanakan menyebut kalian berdua berpacaran.” Chanyeol mendengus di akhir kalimatnya.

Sedetik kemudian, tangan Jisoo terangkat menyentil telinga lebar pria di hadapannya.

Seolah mengerti dengan keadaan, Yejun tertawa. Membuat tiga orang dewasa disana tersenyum lega.

Tadi pagi sekitar pukul sembilan, mobil Chanyeol memasuki pekarangan rumah Hana. Pria itu datang bersama Hye Ra setelah semalam sempat mengabari bahwa mereka berdua ingin mengajak Yejun jalan-jalan untuk mencari udara segar dan sinar matahari yang sehat.

Hana dan Jisoo tentu saja tidak keberatan, setelah Jisoo meyakinkan Sehun bahwa Yejun akan baik-baik saja.

“Aku tidak pacaran dengannya, Chan.” ujar Jisoo.

Wanita itu mengeluarkan sebuah kotak makan dari tas jinjing serba gunanya.

Membuka kotak tersebut, mata Chanyeol dibuat berbinar. Di dalamnya terdapat banyak potongan buah-buahan yang sudah diberi susu krimmer dan parutan keju.

“Lalu apa?” tanya Chanyeol tanpa menatap ke arah Jisoo.

Pria itu menerima sendok plastik yang diberikan sahabatnya kemudian menyendok potongan buah naga dan melon secara bersamaan.

“Kau ini mau tau saja. Biarkan itu menjadi urusan Jisoo.” sungut Hye Ra.

Gadis itu ikut mengambil sendok dan melakukan hal yang sama seperti Chanyeol.

ENDLESS [✔]Kde žijí příběhy. Začni objevovat