Oleh: Imam P. Ranggis
Tuhan,
Orang bilang engkau maha kuasa.
Tapi,
Kau tak kuasa membuatnya mencintaiku.Tuhan,
Orang bilang engkau maha pengabul doa.
Tapi,
Kau tak mampu mengabulkan doaku.Tuhan,
Orang bilang engkau maha baik.
Tapi,
Kenapa kau membuatnya bersedih?Tuhan,
Orang bilang engkau maha adil.
Tapi,
Kenapa kau mencuranginya?Dia sudah memilih.
Aku sudah ikhlas.
Dia sedang mendamba.
Kau patahkan hatinya.Kalau memang bukan aku?
Kenapa juga bukan dia?Akhirnya dia sedih.
Aku juga sedih.
YOU ARE READING
Tetesan Tinta Merah
KöltészetHanya dia yang ku damba, hanya dia yang ku pinta, hanya dia yang ku tuju. Sebuah kumpulan puisi didedikasikan untuknya, dengan kata-kata yang harapannya bisa menyayat hati bagi mereka yang membaca. Diangkat dari penyerapan informasi indra-indra sang...