Oleh: Imam P. Ranggis
Melihat jauh, namun berharap.
Memegang erat hati, agar tak kecewa.
Padahal sudah tau ujungnya kemana.
Dasar bodoh, masih saja dijalani.
Percuma, membagi waktu.
Percuma, menyediakan teliga.
Percuma, menguatkan bahu.
Menyiapkan sapu tangan.
Memutar otak.
Tapi ujung-ujungnya.
Bukan yang selalu ada yang dia pilih,
Tapi,
teman sejawat.
YOU ARE READING
Tetesan Tinta Merah
PoetryHanya dia yang ku damba, hanya dia yang ku pinta, hanya dia yang ku tuju. Sebuah kumpulan puisi didedikasikan untuknya, dengan kata-kata yang harapannya bisa menyayat hati bagi mereka yang membaca. Diangkat dari penyerapan informasi indra-indra sang...