Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
tawanya mengundang luka, memporakporandakan jiwa, menggempurkan angan-angan seorang pemudi yang hendak melupakan,
dia, Mahesa Jayanegara.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
haru biru perasaan jikalau didekatkan salah satu mahluk yang Tuhan ciptakan bernama mahes.
"kasih gue kesempatan satu kali aja, tolong, ya? "
━━━━━━━━━━━━━━━━
ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ "apaan sih lo, ngikutin gue terus?" gadis yang sudah jenuh sedari tadi melontarkan pertanyaan pertama untuk hari ini.
"ya, emang ngga boleh?" tengkuk yang tidak gatal digapai oleh sebuah tangan kekar lagi kasar, kikuk.
"masalahnya, kita udah ngga ada hubungan apapun, emang lo mau dibicarain murid-murid disini?"
lelaki itu tahu bahwa nyonya yang sedang bertanya ini tidak mau untuk dekat dengannya lagi,
tapi, tidak bisa. seorang mahesa harus mendapatkan apa yang diinginkan.
"emang, gue bikin kesalahan yang besar, maaf. gue nyesel banget karena udah nyakitiin perasaan lo."
terlihat serius.
tersenyum miris, pemudi yang membenahi pedih seorang diri tidak bisa begitu saja memaaf- kan seorang pemuda yang tel- ah melukis luka pada sanubari berharganya begitu saja. tidak. masa bodoh, ia tak peduli lagi.
"baru nyesel, ya? udahlah, gue mau masuk kelas."
bohong jika aruna tidak berdebar bertemu dengan mahesa, ia menggunakan alasan ingin cepat-cepat masuk ke kelas agar menghindari mahesa, ia tak mau jatuh cinta, lagi.
"aruna, gue tau lo ngehindarin gue, tapi itu ngga akan berlangsung lama." monolog mahesa, tersusun sebuah rencana. ㅤㅤㅤㅤ