Sementara dunia sudah berubah dengan drastis, tanpa adanya peraturan yang berlaku (anomi), orang-orang akan mulai bertindak semau mereka dan setiap kelompok akan menetapkan wilayah masing-masing sebagai wilayah mereka atau peluru akan berterbangan ke suatu tempat.

 Semua orang yang ada disitu menggunakan kendaraan yang telah dimodifikasi sesuai dengan gaya masing-masing. Bukan sekedar modifikasi biasa karena jika dilihat baik-baik, semua kendaraan telah didesain untuk menghadapi situasi yang terberat sekalipun karena banyak hal yang tak terduga jika melihat apa yang kita temui ketika berada di jalanan.


"Turun ah."


 Dengan santainya Intan melompat dari atap gedung menuju ke bawah, membiarkan dirinya mengalami sensasi melayang ketika terjatuh dari tempat paling tertinggi di rumah sakit, sebuah sensasi yang menyenangkan ketika kita melihat kematian ada di depan mata.


***


 Melihat dirinya semakin dekat dengan permukaan dalam seperkian detiknya, Intan langsung memanipulasi gravitasi yang ada di sekitar tubuhnya menjadi ringan tepat sebelum menyentuh permukaan, membuatnya menjadi dapat melayang dan terbang sesuka hatinya.


"Tadi itu hampir saja, haha.." merasakan sebuah sensasi dimana jantungnya cukup berdegup kencang ketika menjatuhkan diri dari atas gedung.


 Masih dalam keadaan melayang, Intan mencoba untuk mendekati mereka dari atas namun tidak untuk terlalu dekat. Sama sekali tidak mengkhawatirkan apakah mereka akan menyadari keberadaan dirinya karena tak akan ada siapapun yang dapat melihat Intan kecuali Joseline kali ini.


"Duh, kok belum ada yang mulai bunuh-bunuhan sih." memasang muka cemberut karena mereka masih dalam keadaan waspada antar satu sama lain dan belum ada yang berani mengambil sebuah tindakan di saat-saat seperti ini.

"Perlu dipancing dikit nih." berinisiatif untuk melakukan sesuatu.


 Untuk membuat peristiwa ini berjalan dengan senatural mungkin, Intan memang sengaja tidak terlalu banyak ikut campur di dalamnya dan hanya mencoba untuk mengendalikan seseorang diantara mereka.


"Sip, aku udah dapet seseorang." ungkapnya senang, berhasil mengendalikan tubuh seorang pria berumur tiga puluh tahunan.


 Sama seperti apa yang pernah dilakukan oleh Joseline, Intan langsung memasuki tubuh pria tersebut dengan paksa, membuat dirinya dapat mengendalikan tubuhnya sesuka hatinya karena kekuatannya sudah lebih dari cukup untuk melakukan hal tersebut sementara tubuh yang sebelumnya telah ia amankan di sebuah tempat menggunakan teleportasi.


"Ini gawat, mereka yang berasal dari kelompok lain juga ikut datang." komentar seorang pria lain yang duduk di samping tubuh yang sedang Intan kali ini, terlihat sedang memegang sebuah glock 26 berwarna di salah satu genggamannya.

"Pinjam pistolnya sebentar." terdengar sangat natural dan bahkan suara yang digunakan juga sama sekali tidak berubah dari pemilik aslinya.

"Buat apa?" karena disaat-saat yang seperti ini bukanlah hal yang bagus untuk membuat masalah, akan sangat serius dampaknya.

I'm Coming [END]Where stories live. Discover now