Chapter 1

43.7K 2.1K 441
                                    

"Hm, permainan yang bagus."

Suara dari sosok pria di balik bayangan itu membuat gadis itu menoleh. Tubuhnya yang tertutup oleh tirai begitu nyata, entah dari mana ia datang, "Apa itu Adagio Sostuneto dari Moonlight Sonata? Aku pernah mendengarmu memainkannya sebelumnya." suaranya terdengar dingin. Tak terdengar sedikit pun kehangatan dari kata-kata itu meski ia bertanya seakan mengenal gadis itu sejak lama.

Pakaiannya yang gelap seolah menyatu dengan ruangan yang sengaja di buat temaram. Hanya pantulan cahaya bulan yang tak sengaja menyinari mata berwarna merah darah itulah satu-satunya yang membuat gadis itu langsung tersadar, "Apa itu dirimu, Art?" balas gadis itu tak kalah dingin. Gadis itu segera bangkit dari bangku piano yang sebelumnya dia duduki, menatap pria yang menatapnya dengan dingin, "Atau, apakah kau lebih suka jika aku memanggilmu dengan nama lain?"

Nama yang telah lama tak terucap itu akhirnya keluar dari bibir gadis itu dengan mulusnya. Pria itu tersenyum, seolah bangga karena eksistensinya yang disadari oleh gadis itu, "Karena kau sudah mengetahuinya, maka aku tidak perlu mengatakan apapun padamu, bukan begitu?"

Kedua tangan gadis itu mengepal kuat. Bagaimana bisa pria itu tersenyum dan merasa bahagia saat melihat orang lain berada dalam dua pilihan sulit karena ulahnya sendiri?

"Dasar brengsek!" gadis itu memakinya dengan suara keras. Pria itu terkekeh, menatap lawan bicaranya yang terlihat kesal masih dengan wajah tanpa ekspresi sedikit pun, "Sungguh kah kau merasa kesal dan marah padaku? Bukankah karena aku, maka dari itu kau bisa bermain rumah-rumahan dengan orang-orang yang tak memiliki hubungan sedikit pun denganmu?" tanyanya menghakimi gadis itu.

Langkah kakinya terdengar mendekat. Dia menundukkan kepalanya, berbisik tepat di sebelah telinga gadis itu, "Yah, meski tentu saja tidak mudah untuk membawamu kemari."

Pria itu membalik tubuhnya dan memunggungi lawan bicaranya, menceritakan bagaimana dia membuat hidup seseorang jatuh dalam lembah keputusasaan. Mendengar cerita itu, membuat tubuh gadis itu seketika mematung, menyadari bahwa selama ini dirinya telah dibodohi. Benar, dia tidak mungkin melakukan hal bodoh semacam itu. Dirinya tak mungkin akan menyerah hanya karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Dia, pria itu yang membuat dirinya menjadi seperti ini!

"Kurang ajar! Mengapa kau harus melakukan hal seperti itu padaku?! Apa salahku hingga aku harus merasakan hal yang mengerikan seperti ini?!" gadis itu berteriak. Lagi, pria itu justru hanya tersenyum saat mendengar lawan bicaranya menyumpahi dirinya, "Tentu saja, aku melakukan itu untuk dia." wajahnya tiba-tiba melunak. Gadis itu terdiam sesaat, hingga akhirnya kembali tergelak, "Maksudmu Elisa von Silvord?" pria itu tak menjawab, namun gadis itu tahu bahwa tebakannya tak mungkin salah.

Gadis itu bergerak cepat ke arah pria di hadapannya itu, menarik kerah baju pria itu dengan kuat, "Dulu kau memperdaya dan memperalat gadis yang kau cintai hingga akhirnya dia mati. Lalu sekarang kau juga memperdaya dan memperalat orang yang mencintaimu hingga mati hanya karena kau ingin menghidupkan gadis itu kembali. Kau pikir kau ini Tuhan?!" kesalnya. Tangannya meremas kerah baju pria itu dengan kuat.

"Kau pikir kau bisa menjungkirbalikkan dunia hanya karena kau memiliki kekuatan?"

"Ya!" pria itu berteriak, "Aku yang membuatnya mati, maka aku juga bisa membangkitkannya kembali!" napasnya terasa naik turun. Gadis itu menatapnya dalam, berusaha menemukan setitik kebaikan yang tersembunyi di balik kebencian yang pria itu miliki.

"Lalu apa sekarang kau ingin membunuhku untuk kedua kalinya?" air mata gadis itu mengalir. Tak ia sangka, ternyata sejak awal dirinya hanya dipermainkan.

"Kau bisa kembali. Aku hanya menginginkan Elisa von Silvord." gadis itu benar-benar ditolak.

Tubuhnya terasa lemah. Gadis itu melepaskan tangannya dari pria di hadapannya, berjongkok di lantai sembari memeluk dirinya sendiri yang semakin frustrasi. Apa yang harus dia lakukan untuk menghentikan malapetaka ini?

Kehidupan Kedua Putri Duke Yang TerlantarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang